Kamis, 28 Oktober 2010

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN IKLIM SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II
SMK NEGERI 5 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
Nama : Puri Listiani
NIM : 5444990065
Prodi : Teknologi Jasa dan Produksi Busana
Jurusan : Tata Busana
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN KELULUSAN
Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas II SMK Negeri 5 Semarang
Oleh :
Nama : Novi Dwi Lianawati
NIM : 5114981980
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Novenber 2004
Dewan Penguji
Pembimbing I Anggota Dewan Penguji
Drs. Harijadi G.B.W., M.Pd. Dra. Sri Handatani M.Pd.
NIP. 131404318 NIP. 131961217
Pembimbing II Anggota Penguji
Dra. Suntari
NIP. 130515761
Skripsi Ini Telas diterima sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana pada :
Tanggal :
Dekan Ketua Jurusan
Prof. Dr. Soesanto Drs. Lashari, MT
NIP. 130875573 NIP. 131471402
ABSTRAK
Novi Dwi Lianawati, 2004 ; “Pengaruh Kedisiplinan dan Iklim Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Jurusan
Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain
munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang
pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya
manisia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui
peningkatan mutu pendidikan. Hasil kegiatan belajr yang diharapkan adalah
prestasi belajar yang baik. Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah,
banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor siswa memegang peranan dalam
mencapai prestasi belajar yang baik, karena siswa yang melakukan kegiatan
belajar perlu memiliki karakteristik belajar dan kedisiplinan belajar. Selai faktor
siswa iklim sekolah juga merperan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang
baik. Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Pengaruh
Kedisiplinan dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK
Negeri 5 Semarang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap ada
tidaknya pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar
siswa SMK Negeri 5 Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang dari tiga jurusan yaitu : jurusan elektro, mesin dan bangunan. Sehingga
dalam penelitian ini populasi berjumlah 290 siswa. Penentuan sampel dilakukan
dengan teknik proportional random sampling dengan besarnya ukuran sample
yang diambil 30% dari populasi sehingga diperoleh banyaknya sample sebesar 87
siswa. Variabel dalam penelitian ini yaitu kedisiplinan siswa dan iklim sekolah
sebagai variabel bebas dan prestasi belajar siswa sebagai varaibel terikat. Metode
pengumpulan data dengan diokumentasi dan qoesioner. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis deskriptif persentase dan regresi.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa
termasuk kategori baik (77,86%), iklim sekolah termasuk kategori baik (75,03%),
dan rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,25dan termasuk kategori lebih dari
cukup. Hasil analisis regresi antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa diperoleh persamaan regresi Y = 5,508 + 0,021X1 dengan Fhitung =
55,684 > Ftabel = 3,953, berarti bahwa ada pengaruh antara kedisiplinan terhadap
prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri Semarang. Hasil analisis regresi antara
iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa diperoleh persamaan regresi Y =
5,886 + 0,024X2 dengan Fhitung = 44,453 > Ftabel = 3,953, berarti bahwa ada
pengaruh antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK
Negeri Semarang. Hasil analisis regresi ganda diperoleh persamaan regresi Y =
5,251 + 0,015X1 + 0,013X2 dengan Fhitung = 36,856 > Ftabel = 3,105, berarti bahwa
ada pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa
kelas II SMK Negeri Semarang. Sumbangan iklim sekolah (X1) dan iklim sekolah
(X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y) secara simultan atau secara bersama-sama
dapat diketahui dari besarnya harga R2 yaitu 46,7% yang terbagi atas 28,086%
adalah sumbangan dari kedisiplinan dan 18,653% adalah sumbangan iklim
sekolah.
Mengacu pada hasil penelitian tersebut, peneliti dapat mengajukan saran
yaitu 1) Karena variabel kedisiplinan memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan iklim sekolah, maka untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa hendaknya guru dapat lebih meingkatkan
kedisiplinan belajar siswa, terutama pada kedisiplinan belajar siswa di rumah
melalui pemberian tugas-tugas rumah dengan frekuensi yang lebih sering, 2)
Walaupun iklim sekolah memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap prestasi
belajar siswa dibandingkan kedisiplinan siswa, tetapi untuk meningkatkan prestasi
belajar hendaknya variabel ini harus dipertahankan, dan 3) Untuk pihak sekolah
hendaknya meningkatkan iklim sekolah yang lebih baik melalui peningkatan
standar tata tertib yang memberlakuan dan meningkatkan penindakan yang lebih
tegas lagi kepada siswa yang melanggarnya serta menciptakan lingkungan sekolah
yang lebih rapi dan bersih.
KATA PENGANTAR
Berkat limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Sifat Mekanik Kayu Mahoni Dan Kayu
Weru Dari Bagian Utara Jawa Tengah”.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini
bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik UNNES
2. Bapak Drs. Lashari, MT, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
sekaligus sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Harjadi G.B.W., M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Suntari, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. H.M. Saidi, Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Semarang yang telah
memberikan ijin dan fasilitas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian.
6. Seluruh guru dan staf karyawan SMK Negeri 5 Semarang yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian.
7. Seluruh siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang yang telah bersedia dengan
sepenuh hati menjadi sample dalam penelitian ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dorongan baik material maupun spiritual sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena kritik dan saran penuliskan harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para penbaca
semua.
Semarang, 2004
Penulis
Novi Dwi Lianawati
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap (Alam Nasyroh :
6-8).
2. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu pengetahunan dengan beberapa derajat (Al Mujadalah : 11).
Persembahan
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih saying
dan do’a yang tiada hentinya.
2. Mas Herman, mbak Leny dan adikku
Willie tercinta atas do’a dan
dukungannta
3. Erick atas kasih saying dan dukungannya
4. Tian dan Adit.
5. Teman-teman EVE Cost.
6. Teman-teman seperjuangan PTB’98.
7. Almamater.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Permasalahan......................................................................... 3
C. Batasan Masalah.................................................................... 4
D. Penegasan Istilah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................. 5
F. Sistematika Skripsi ................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS..................................... 8
A. Kedisiplinan .......................................................................... 8
1. Kedisiplinan Belajar di Sekolah ....................................... 15
2. Kedisiplinan Belajar di Sekolah ....................................... 15
B. Iklim Sekolah ........................................................................ 20
C. Prestasi Belajar ...................................................................... 21
1. Faktor Internal ................................................................. 23
2. Faktor Eksternal............................................................... 27
D. Kerangka Pikir....................................................................... 29
E. Hipotesis................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 31
A. Populasi Penelitian................................................................. 31
B. Sampel Penelitian .................................................................. 31
C. Variabel Penelitian................................................................. 33
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 34
E. Validitas Dan Reliabilitas ...................................................... 36
F. Metode Analisis Data............................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 47
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 47
1. Deskripsi Variabel Penelitian............................................. 47
2. Uji Prasyarat Analisis Regresi ........................................... 48
3. Pengujian Hipotesis ........................................................... 50
B. Pembahasan .......................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 60
A. Kesimpulan ........................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Keadaan Populasi Penelitian ................................................................... 31
3.2 Sampel Penelitian.................................................................................... 32
3.3 Interval Kelas Persentase Dan Kategorinya ............................................. 40
3.4 Analisis Varians Untuk Regresi............................................................... 42
3.5 Keterangan Nilai Dengan Angka............................................................. 48
4.1 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................................... 49
4.2 Hasil Uji Homogentas Data..................................................................... 49
4.3 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi............................................................ 50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat.
Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan
dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi
tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang
ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.
Pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan
meningkat, diantaranya dengan perbaikan kurikulum penataran bagi guru-guru,
pemyempurnaan buku-buku pelajaran dan penambahan alat peraga. Namun demikian mutu
pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan
pemerintah tidak ada artinya, jika tanpa dukungan dari guru, orang tuas siswa, siswa dan
masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil
kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik. Setiap orang pasti
mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua, siswa dan lebih-lebih bagi guru.
Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana
kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya
eksplorasinya baik fisik maupun psikhis.
Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah, banyak faktor yang
mempengaruhi. Faktor siswa memegang peranan dalam mencapai prestasi belajar yang baik,
karena siswa yang melakukan kegiatan belajar perlu memiliki karakter belajar dan disiplin
belajar.
Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar.
Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan
penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin menurut Andi Rasdiyanah (1995:28) adalah
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang
untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Perilaku disiplin sangat
diperlukan dalam pembinaan perkembangan anak untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Kedisiplinan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Oleh
karena itu betapa pentingnya disiplin dalam belajar. Siswa yang memiliki disiplin belajar
akan menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran di kelas, memperhatikan
pelajaran guru, mengerjakan tugas dan memiliki kelengkapan belajar seperti buku dan alatalat
belajar lainnya
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian (Winkel, 1987:161), menyiratkan
bahwa hasil belajar itu sangat erat degan usaha pembiasaan, sedangkan pembiasaan itu
sendiri berhasil atau tidaknya tergantung pada kemampuan untuk menciptakan atau
memegang teguh kedisiplinan. Jadi faktor kedisiplinan sangat besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa. Selain disiplin belajar, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh iklim
sekolah. Iklim sekolah. Iklim sekolah merupakan lingkungan belajar yang medorong prilaku
positif dan kepribadian sama sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang optimal.
Menurut Larsen (1987) dalam Moedjiarto (2002:28) dijelaskan bahwa iklim sekolah
merupakan suatu norma, harapan dan kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam
organisasi sekolah yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak guna pencapaian
prestasi sisawa yang tinggi.
Pada kenyataanya, berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah peneliti lakukan
di SMK N 5 Semarang, terlihat bahwa tingkat kedisiplinan siswa SMK N 5 Khususnya siswa
kelas II masih kurang terbukti dari masih seringnya siswa-siswa tersebut terlambat masuk
kelas, banyaknya siswa yang tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan juga
seringnya para siswa SMK N 5 yang ter;ibat tawuran antar pelajar. Selain tingkat
kedisiplinan yang kurang, kondisi iklim sekolah di SMK N 5 juga peneliti anggap masing
kurang pula, hal ini dapat dilihat baik kondisi secara fisik (bangunan sekolah) yang berlum
tertata secara rapi juga kondisi secara psikis (hubungan antar civitas sekolah) yang belum
terjalin secara baik. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa keberhasilan belajar siswa
dapat dipengaruhi oleh kedua factor, yaitu factor internal dan factor eksternasl. Factor
internal disini salah satunya adalah kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar dan
factor eksternal disini salah satunya adalah iklim sekolah. Kebenaran dari uraian di atas
tentunya perlu dibuktikan melalui penelitian. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tetang “Pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap
prestasi belajar siswa di SMK Negeri 5 Semarang Tahun pelajaran 2003/2004.
B. Permasalahan
Dari uraian di atas timbul suatu permasalah yang menarik untuk diteliti yaitu :
“Apakah ada pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa
SMK Negeri 5 Semarang tahun pelajaran 2003/2004 ?
C. Pembatasan Masalah
Di dalam penelitian ini Penulis membatasi masalah pada pengaruh faktor
kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang
tahun pelajaran 2003/2004. yang dimaksud siswa di sini adalah siswa kleas II. Dipilihnya
kelas II sebagai obyek penelitian karena berdasarkan pengatamat awal yang peneliti lakukan,
terlihat ada indikasi bahwa pada saat siswa memasuki kelas II, terjadi penurunan kedisiplinan
belajar dari para siswa tersebut. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan hasil
belajar yang akan dicapai .
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, perlu ditegaskan istilah-istilah
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (seperti benda, orang) yang
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989:595).
Yang dimaksud pengaruh disini adalah daya yang diakibatkan oleh disiplin dan
lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
2. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kepatuhan menaati peraturan atau ilmu pengetahuan (Totok Santoso,
1998:1)
3. Iklim sekolah
Iklim sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakaan oleh pola
hubungan antara pribadi yang berlaku (Depdikbud, 1982:6).
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan (Depdikbud, 1982:4).
5. Siswa
Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu, hal ini ditegaskan dalam UU NO. 20/2003 tentang sistem
pendidikan Nasional.
6. SMK Negeri 5 Semarang
SMK Negeri 5 Semarang adalah bentuk suatu sistem pendidikan menengah kejuruan
yang menyelenggarakan proses pendidikan tiga tahun di kota Semarang (UU No. 2 tahun
1998:22).
Jadi yang dimaksud pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang adalah pengaruh ketaatan pada peraturan dan suasana
dalam organisasi sekolah yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku
terhadap pengetahuan atau ketrampilan yang tunjukkan oleh nilai yang diberikan guru kepada
siswa SMK Negeri 5 Semarang.
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dengan
dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor kedisiplinan siswa terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
b. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor iklim sekolah terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
c. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor kedisiplinan siswa dan iklim sekolah
terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagi berikut :
1. Dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul yang
berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
2. Memberikan bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada instansi terkait dalam
pengambilan kebijakan selanjutnya.
G. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terbagi atas tiga bagian yaitu :
1. Bagian awal skripsi
Bagian ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto,
halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan
abstraksi.
2. Bagian inti skripsi
Bagian dua ini terdiri dari lima Bab yang meliputi :
a. Bab I Pendahuluan
Berisi tentang alasan pemilihan judul, Permasalahan, Pembatasan
masalah, penegasan istilah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian dan
Sistematika Skripsi.
b. Bab II Landasan Teori dan Hipotesis
Landasan Teori ini berisi teori-teori yang mendukung adanya penelitian
ini yaitu terdiri dari kajian disiplin siswa yang menjelaskan aspek
kedisiplinan yang bersifat internal dan aspek kedisiplinan yang bersifat
eksternal, disamping itu berisi ujuga kajian tentang iklim sekolah,
kajian tentang prestasi belajar siswa, kerangka berpikir dan perumusan
hipotesis.
c. Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini menguraikan langkah - langkah kerja yang
akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri
dari populasi dan sampel, variabel penelitian, tehnik
pengumpulan data serta metode analisis data yang
digunakan.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan berbagai penjelasan tentang hasil penelitian yang telah
dilaksanakan beserta pembahasannya.
e. Bab V Penutup
Dalam bab ini disajikan simpulan dari seluruh hasil penelitian yang
telah diperoleh, serta saran-saran dari peneliti sehubungan hasil
penelitian yang diperoleh.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian ini berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
Kedisiplinan
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang
berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut
mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang
menyangkut tata tertib. Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang
berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain.
Andi Rasdiyanah (1995:28) mendefinisikan disiplin adalah kepatuhan
untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan
orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.
Dengan kata lain disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan
yang telah ditetapkan.
Depdikbud (1992:3) memberikan arti disiplin adalah tingkat
konsistensi dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau
kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
Disiplin penting bagi perkembangan anak karena memenuhi beberapa
kebutuhan-kebutuhan tertentu antara lain :
1. Memberi rasa aman dengan memberi tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
2. Sebagai pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.
3. Anak belajar menafsir, bahwa pujian sebagai tanda rasa kasih sayang dan penerimaan.
4. Memungkinkan hidup menurut standar yang disetujui kelompok siswa.
5. Membantu anak mengembangkan hati nurani, suara hati, membimbing dalam mengambil
keputusan dan pengembangan tingkah laku.
Keinginan untuk mempunyai sikap disiplin belajar bagi setiap anak
berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Ada anak yang
memiliki disiplin belajar yang rendah sementara yang lain memiliki disiplin
belajar yang tinggi. Keadaan seperti perlu disadari bahwa disiplin bagi anak
adalah sebagai proses perkembangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.
Menurut Sofchah Sulistiyowati (2001:3) agar seorang siswa dapat
belajar dengan baik maka ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam
hal-hal sebagai berikut :
1. Disiplin dalam menepati jadwal pelajaran
Bila seorang siswa mempunyai jadwal kegiatan belajar, ia harus
menepati jadwal yang telah dibuatnya. Dalam hal ini jauh sebelumnya
sudah diperintah membuat jadwal belajar sesuai jadwal pelajaran.
2. Disiplin dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar
Bila seorang siswa sudah tiba waktunya untuk belajar kemudian
diajak bermain oleh temannya, maka siswa tersebut harus dapat menolak
ajakan temannya tadi secara halus agar tidak tersinggung.
3. Disiplin terhadap diri sendiri
Siswa dapat menumbuhkan semangat belajar baik di sekolah
maupun dirumah. Ini senada dengan pendapat dari Bimo Walgito
(1989:123) tentang “Self diciline” (disiplin terhadap diri sendiri), yang
harus ditanamkan oleh tiap-tiap individu, karena sekalipun memiliki
mempunyai rencana belajar yang baik akan tetap tinggal rencana kalau
tidak adanya disiplin diri.
4. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara
makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
Disiplin dalam menjaga kondisi fisik sangat pentimg, kalau tidak
akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Misalnya seorang siswa sebelum
berangkat sekolah harus sarapan dulu agar dapat mengikuti kegiatan
belajar dengan baik.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa disiplin dalam belajar hendaknya
dimiliki oleh setiap siswa, yang akhirnya nanti bisa menjadi kebiasaan, maka
akan terbentuk etos belajar yang baik. Belaja bukan lagi sebagai beban
melainkan sudah dianggap sebagai kebutuhan hidupnya.
Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok
yaitu :
Peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan,
hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang
baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku (E.B. Hurlock, 1999:84).
1. Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola
tersebut mungkin ditetapkan orang lain, guru atau teman bermain.
Tujuannya membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi
tertentu misalnya peraturan sekolah dan peraturan di rumah.
Fungsi peraturan adalah mempunyai nilai pendidikan sebab
peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui anggota
kelompok. Anak belajar dari peraturan tentang memberi dan mendapatkan
bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugas yang dibuat
sendiri merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima disekolah
untuk menilai prestasinya. Fungsi peraturan yang lainnya adalah
membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan, dalam hal ini siswa
harus dapat meningkatkan disiplin belajar dengan cara :
a. Hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran
dimulai.
b. Mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan baik dan aktif.
c. mengerjakan tugas-tugas dengan baik.
d. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
e. Memiliki kelengkapan belajar misalnya buku dan alat belajar lainnya.
f. Mengikuti upacara hari besar agama, nasional serta acara lain yang
diselenggarakan sekolah.
g. Berperan serta melaksanakan 5K.
h. Tidak meninggalkan sekolah/kelas sebelum mendapat ijin kepala
sekolah/guru yang bersangkutan.
i. Mengikuti senam yang diselenggarakan di sekolah.
j. Mematuhi tata tertib sekolah.
(Djauzak Ahmad, 1996:29)
Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya melalui peraturan tata
tertib yang dirumuskan secara lisan atau tertulis saja. Keteladanan,
dorongan serta bimbingan dalam bentuk-bentuk kongkrit sangat
diperlukan bahkan keikutsertaan semua warga sekolah secara langsung
akan lebih tepat dan berhasil.
2. Hukuman
Fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu pertama menghalangi,
maksudnya hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak
diinginkan oleh masyarakat. Kedua mendidik, sebelum anak mengerti
peraturan mereka akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan
yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan
yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan
yang diperbolehkan. Sedangkan fungsi ketiga memberi motivasi untuk
menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.
Untuk penegakan disiplin, hukuman harus memenuhi suatu
persyaratan yang baik, yaitu :
a. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran, dan harus mengikuti
pelanggaran sedini mungkin sehingga anak-anak akan
mengasosiasikan keduanya.
b. Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga ank itu akan
mengetahui kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman tidak dapat
dihindari.
c. Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang
disetujui secara sosial di masa mendatang.
d. Adapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya hars impersonal
sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai
“kejahatan” si pemberi hukuman.
e. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau menimbulkan
rasa permusuhan.
f. Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk
menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.
(E. B. Hurlock, 1999:89)
3. Penghargaan
Istilah “penghargaan” berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu
hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat
berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung.
Fungsi penghargaan ada tiga macam yaitu pertama mempunyai
nilai mendidik. Bila suatu tindakan disetujui, anak merasa hal itu baik.
Kedua penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku
yang disetujui secara sosial. Dan ketiga penghargaan berfungsi untuk
memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, tiada penghargaan
melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini.
Berdasarkan uraian di atas betapa pentingnya penghargaan yaitu
motivasi anak untuk lebih giat belajar.
4. Konsistensi
Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Bila
disiplin itu konstan akan ada kebutuhan perkembangan yang berubah .
konsistensi ini harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada
konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku,
konsistensi dalam cara peraturan yang diajarkan dan dipaksakan, dalam
hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada
standart, dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan.
Fungsi konsistensi ada tiga macam, yaitu pertama mempunyai nilai
mendidik yang besar. Kedua konsistensi mempunyai nilai motivasi yang
kuat. Sedang ketiga konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap
peraturan dan orang yang berkuasa.
Dalam penelitian ini, kedisiplinan pada siswa mencakup kedisiplinan
belajar di rumah dan di sekolah. Siswa yang disiplin dalam belajarnya baik di
rumah maupun di sekolah akan berperilaku sesuai dengan peraturan yang adal
dan akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan dalam kegiatan belajarnya.
1. Kedisiplinan belajar di sekolah
Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertip yang harus
dilaksanakan dan di patuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat
sekolah merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai
standar untuk tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasanbatasan
dalam bertingkah laku. Dalam disiplin terkandung pula ketaatan
dan mematuhi segala peraturan dan tangungjawab misalnya disiplin
belajar. Dalam hal ini sikap patuh siswa ditunjukkan pada peraturan yang
telah ditetapkan. Siswa yang disiplin belajar akan menunjukkan ketaatan
dan keteraturan terhadap kegaiatan belajarnya serta taat terhadap peraturan
yang ada disekolah.
Menurut Subari (1991:132) siswa yang disiplin dalam belajar
memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a) Mengarahkan energi untuk belajar secara kontinyu
b) Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak membiarkan waktu
luang
c) Patuh terhadap rambu-rambu yang diberikan guru dalam belajar
d) Patuh dan taat terhadap tata tertip belajar di sekolah
e) Menunjukkan sikap antusias dalam belajar
f) Mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan gairah dan
partisipatif
g) Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik
h) Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh guru berkenaan dengan
kegiatan belajar seperti mencontek, membolos, berkelahi, membuat
gaduh di kelas dan mengerjakan tugas dengan baik.
Menurut depdikbud (1992:19) dalam melaksakanak kegiatan
belajar siswa diwajibkan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a) Berusaha belajar keras dan teratur
b) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditugaskan guru yang berupa
pekerjaan rumah, tugas kelompok beljaar dan tugas ekstrakurikuler
c) Menyerahkan tugas rumah kepada guru
d) Menyediakan semua peralatan belajar yang diperlukan
e) Mengikuti semua tes, ujian atau penilaian hasil belajar
f) Meminta bantuan guru atau teman yang pandai untuk mengetahui
pelajaran yang tertinggal atau belum mengerti.
Harlock (1999:166) menyatakan bahwa pelanggaran yang sering
dilakukan siswa sekolah adalah ; a) mencuri, b) menipu, c) berbohong, d)
merusak milik sekolah, e) membolos, f) mengganggu anak-anak lain
dengan mengejek, mengertaan dan menciptakan gangguan, g) membaca
komik, h) berbisik, melucu atau berbuat gaduh di kelas, I) berkelahi
dengan teman sekelas.
Dalam penelitian ini kedisiplinan belajar di sekolah memiliki
indicator sebagai berikut :
a) Patuh dan taat terhadap tata tertip disekolah
b) Persiapan belajar
c) Perhatian terhadap kegiatan belajar di kelas
d) Perhatian terhadap materi pelajaran
e) Menyelesaikan tugas pada waktunya
2. Disiplin belajar di rumah
Keluarga merupakan lingkungan social paling kecil dan
lingkungan pertama bagi individu yang memegang peranan penting dalam
pembentukan disiplin. Kondisi keluarga yang buruk dan cara penanaman
kedisiplinan belajar yang salah dan pengaruh lingkungan yang buruk akan
menghasilkan individu yang tidak disiplin. Oleh karena itu orang tua
mempunyai tangungjawab yang besar dalam meletakkan dan
mengembangkan disiplin individu. Namun demikian, pihak sekolah dan
masyarakat juga bertanggungjawab dalam pengembangan dan
pembentukan kedisiplinan pada individu.
Peraturan hukuman, konsistensi dan penghargaan oleh orang tua
untuk membentuk disiplin pada individu. Individu yang memiliki disiplin
diri akan mempunyai disiplin pula dalam belajarnya, baik di rumah
maupun di sekolah. Apabila di rumah individu yang disiplin dalam belajar
akan taat pula pada peraturan yang ditegakkan di rumah.
Menurut Hurlock (1999:166) pelanggaran yang sering dilakukan
anak di rumah yaitu :
a) Berkelahi dengan saudara-saudaranya
b) Merusak milik saudaranya
c) Bersikap kasar pada saudaranya yang dewasa
d) Malas melakukan kegiatan rutin
e) Melalaikan tangungjawab
f) Berbohong
g) Tidak berterusterang
h) Mencuri milik saudaranya
Menurut Imelda (2002:3), individu yang memiliki kedisiplinan
belajar di rumah akan menunjukkan cirri sebagai berikut :
a) Memiliki waktu belajar yang terartur
b) Belajar dengan menyicil (sedikit demi sedikit)
c) Menyelesaikan tugas pada waktunya
d) Belajar dalam suasana yang mendukung
Dalam penelitian ini kedisiplinan belajar di rumah memiliki
indicator sebagai berikut :
a) Rencana atau jadwal belajar
b) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar
c) Mengerjakan tugas pada waktunya
d) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung
Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan
pendidikan. Hal ini berarti berasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh sisa
sebagai anak didik, baik itu proses belajar di rumah maupun di sekolah.
Siswa yang menyadari belajar merupakan suatu kebutuhan dan
kewajiban dengan sendirinya akan belajar tanpa ada yang memaksa dan
siswa tersebut memiliki kecenderungan disilin yang tinggi dalam
belajarnya. Dengan disiplin belajar, rasa malas, rasa enggan, dan rasa
menentang akan dapat teratasi sehingga siswa akan belajar sesuai harapanharapan
yang terbentuk dari masyarakat.
Kedisiplinan belajar pada siswa ikut memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar yang dicapainya. Siswa yang memiliki disiplin
belajar yang tinggi akan dapat belajar dengan baik, terarah dan teratur
sehingga dimungkinkan akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula.
Hal ini selaras dengan pendapat Walgito (1981:127) yaitu “Sekalipun
mempunyai rencana belajar yang baik, akan tetapi tinggal rencana kalau
tidak adanya kedisiplinan maka tidak akan berpengaruh terhadap
prestasinya”.
Dengan demikian peranan kedisiplinan sangat besar bagi siswa
karena dengan kedisiplinan belajar siswa akan mampu mengkondisikan
dirinya untuk belajar sesuai dengan harapan masyarakat. Dengan
kedisiplinan maka rasa malas, rasa enggan, akan dapat teratasi sehingga
hal ini memungkinkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang
memuaskan.
Iklim Sekolah
Iklim sekolah merupakan bagaian dari lingkungan belajar yang akan
mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang, sebab dalam
melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya.
Iklim sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakan
oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku (Depdikbud, 1982). Pola
hubungan antar pribadi tersebut dapat meliputi hubungan antara guru dengan
murid, antara murid dengan murid, antara guru dengan guru dan antara guru
dengan pimpinan sekolah.
Iklim sekolah yang kondusif dapat dilihat dari keakraban, persaingan,
ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah. pola hubungan
yang kondusif itu akan mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara
terarah sehingga pada akhirnya mereka merasa puas dalam belajar. Semakin
baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di lingkungan sekolah diduga
juga akan menyebabkan semakin tingginya prestasi belajar siswa.
Menurut Moedjiharto (2002:36-37) cirri sekolah yang memiliki iklim
yang baik adalah :
1. Adanya hubungan yang akrab, penuh pengertian, dan rasa kekeluargaan
antar civitas sekolah
2. semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab dan merata
3. di dalam kelas dapat dilihat adanya aktivitas belajar mengajar yang tinggi
4. suasana kelas tertip, tenah, jauh dari kegaduhan dan kekacauan
5. meja kursi serta peralatan lainnya yang terdapat di kelas senantiasa ditata
dengan rapi dan dijaga kebersihannya
Dalam penelitian ini iklim sekolah memiliki indicator-indikator sebagai
berikut :
1. Hubungan antat civitas sekolah
2. Tata tertib sekolah
3. Aktivitas belajar mengajar
4. Suasana sekolah
5. Kerapian dan kebersiahn kelas
Prestasi Belajar
Setelah siswa mengalami proses belajar diharapkan siswa mengalami
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari kegiatan belajar. Salah saut
peetunjuk keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar adalah prestasi belajar
yang merupakan hasil belajar individu secara maksimal.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau
dikerjakan, dan sebagainya). (Tim Penyusun KBBI, Depdikbud, 1996 : 787).
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan / ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau nilai angka yang diberikan oleh guru. (Tim Penyusun KBBI, Depdikbud,
1996 : 787).
Penguasaan atau ketrampilan dalam prestasi adalah hasil belajar. Jadi
hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang dilakukan.
Indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyatakan bahwa
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan
kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan adalah :
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi baik secara individu maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik
individu maupun klasikal. Akan tetapi yang banyak dijadikan sebagai tolok
ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap
pelajaran.
Moch. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993) menjelaskan bahwa acua
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1. Istimewa/maksimal :apabila seluruh bahan pelajaran yang disajikan itu
dapat dikuasai siswa.
2. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (85%-94%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai siswa.
3. Baik sekali/minimal : apabila sebagian besar (75%-84%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai siswa.
4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai
siswa.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umun
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor – faktor yang berasal dari dalam diri
siswa yang belajar yang terdiri dari :
a. Faktor Fisiologis
Yang digolongkan dalam faktor fisiologis antara lain adalah
penglihatan, pendengaran dan kondisi fisiologis. Apabila penglihatan dan
pendengaran terganggu maka hal ini akan menghambat subyek yang
belajar. Gangguan ini antara lain dalam memperoleh atau memaki
informasi, dalam mempelajari catatan atau buku, sewaktu melakukan
pengamatan atau observasi.
Demikian pula halnya dengan kondisi fisiologis, yaitu kesegaran
jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, kesakitan yang diderita.
Hal ini mempengaruhi dalam proses belajar termasuk pendengaran dan
penglihatan pada waktu belajar juga dipengaruhi oleh kondisi fisiologis.
Faktor psikologis mencakup tentang :
Kecerdasan ( Intellegensi )
Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Pada umumnya
pada situasi yang sama anak yang lebih cerdas, prestasi belajarnya akan
lebih tinggi daripada anak yang kurang cerdas.
Bakat
Bakat baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
Jika bahan penjelasan yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang
belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
Perhatian
Menurut Gazali, Perhatian adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata – mata tertuju pada suatu obyek ( benda
/ hal ) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.
Minat
Menurut Hilgard, rumusan tentang minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Minat berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya
sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh
kepuasan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik – baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya.
Motivasi
Motivasi belajar oleh W.S Winkel ( 1983 ) diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberi arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang
dikehendaki siswa tercapai.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau
semangat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat – alat tumbuhnya sudah siap melakukan
kecakapan baru.
Anak yang sudah siap ( matang ) belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak
sudah matang jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu
tergantung dari kematangan dan belajar.
Kesiapan ( Readiness )
Menurut Jamies Drever, kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi response atau bereaksi.
Kesiapan perlu diperhatikan proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
lebih baik.
Berfikir dan ingatan
Berfikir adalah suatu kegiatan berupa pelulusan gagasan
berdasarkan pengetahuan yang ada dengan memperhitungkan
hubungan sebab akibat dirangkaikan secara logik dan rasional.
Ingatan diartikan sebagai kegiatan kognitif yang memungkinkan
seseorang menyadari bahwa pengetahuan yang dimilikinya itu
bersumber dari masa lampau. Seorang siswa akan dapat belajar dengan
baik dan mampu mengikuti pelajaran selanjutnya bila siswa tersebut
bisa berfikir dengan logis dan mampu mengingat materi yang diajarkan
sebelumnya.
b. Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi :
Kelelahan Jasmani
Kelelahan jasmani terlihat dengan lelah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, kelelahan ini
terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran dalam tubuh,
sehingga darah tidak lancar pada bagian – bagian tertentu.
Kelelahan Rohani
Dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Dapat disimpulkan bahwa kelelahan dapat mempengaruhi
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari
jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu
diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor – faktor yang berasal dari luar diri
siswa yang dapat mempengaruhi proses hasil belajar. Faktor eksternal terdiri
dari :
Faktor lingkungan belajar
Yang tergolong dalam faktor lingkungan belajar adalah faktor
lingkungan belajar didalam dan diluar sekolah. Lingkungan belajar
didalam sekolah terdiri dari :
Lingkungan Alam
Seperti suhu, pertukaran udara dan cahaya, penerangan serta tumbuh
– tumbuhan di dalam areal sekolah.
Lingkungan Fisik
Seperti gedung, instalasi, konstruksi, dan tata letak serta
perlengkapan belajar yang digunakan.
Lingkungan Sosial
Seperti suasana hubungan timbal balik antara semua personil yang
terlihat dalam kegiatan belajar. Dampak dari lingkungan alam
didalam sekolah yang menyenangkan dapat mempertinggi ketekunan
dan kegairahan dalam belajar.
Penggunaan meja, kursi dan papan tulis berada misalnya ini
lebih memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang
bervariasi dan mendorong kegiatan belajar lebih bergairah.
Hubungan timbal balik yang baik, akrab diantara siswa, guru,
karyawan akan dapat merangsang terwujudnya masyarakat sekolah
yang gemar belajar.
Sedangkan faktor lingkungan belajar diluar sekolah meliputi :
Lingkungan Alam
Seperti flora dan fauna, topografi, serta jenis mata pencaharian
penduduk disekitar sekolah.
Lingkungan Fisik
Seperti perkantoran, perumahan rakyat, pabrik, jalan, jembatan, dan
tempat hiburan atau rekreasi.
Lingkungan Sosial
Seperti adat istiadat setempat, struktur sosial dan kegotong
royongan.
Kerangka Berpikir
Tiap orang selalu mengharapkan suatu keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan
seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut munculnya
dari dalam diri siswa itu sendiri tetapi dapat pula dari luar diri siswa. faktor dari dalam diri
siswa dinamakan faktor internal dan faktor dari luar diri siswa dinamakan faktor eksternal.
Faktor dari dalam diri siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
adalah faktor kedisiplinan siswa. sedangkan faktor luar diri siswa adalah faktor sosial yaitu
salah satunya adalah lingkungan sekolah dan lebih terfokus lagi pada iklim sekolah.
Sofchah Sulistiyowati (2001:3) menyatakan bahwa agar seorang siswa dapat belajar
dengan baik dan menghasilkan prestasai yang baik maka ia harus bersikap disiplin dalam
belajarnya. Sedangkan Depdikbud (1991:3) menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah tingkat
konsistensi dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama
yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
Depdikbut (1982) menjelaskan bahwa terjadinya pola hubungan antar pribadi yang
meliputi hubungan antara guru dengan murid, antara murid dengan murid, antara guru dengan
guru dan atara guru dengan pimpinan sekolah yang baik atau kondusif yang terlihat dari
keakraban, persaingan, ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah akan
mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara terarah sehingga pada akhirnya mereka
merasa puas dalam belajar. Semakin baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di
lingkungan sekolah diduga akan menyebabkan semakin tingginya prestasi belajar siswa.
Dengan terjaganya faktor kedisiplinan siswa dan iklim sekolah diharapkan siswa
dapat mengembangkan kreatifitasnya dan tujuan belajar di SMK dapat tercapai.
Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. ( Suharsimi Arikunto, 1992 : 62 )
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang.
Ada pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang.
Ada pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II
SMK Negeri 5 Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasin Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsimi Arikunto,
1993 : 102 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK
Negeri 5 Semarang yang terdiri dari tiga jurusan yaitu : jurusan elektro, mesin
dan bangunan. Sehingga dalam penelitian ini populasi berjumlah 290 siswa,
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3.1. Keadaan Populasi Penelitian
Jurusan Jumlah Siswa Tiap Kelas Jumlah
II KB-1 II KB-2
Bangunan
17 22
39
II MP-1 II MP-Mesin 2 II MO-1 II MO-2
34 34 30 30
128
Elektro II LI-1 II LI-2 II LI-3 II LI-4
34 30 30 29
123
Total 290
Sumber : Data Statistik Jumlah Siswa SMK N 5 Semarang
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 1987 : 104). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi sampel adalah
sebagian individu yang diselidiki. Suharsimi Arikunto memberikan ancerancer
untuk penentuan sample yaitu jika jumlah populasi kurang dari 100
lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15%
atau 20% - 25% atau tergantung setidak – tidaknya :
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
( Suharsimi, Arikunto, 1991 : 107).
Jumlah sample yang diambil dalam penelitian ini sebesar 30% dari
jumlah populasi yang ada dengan pertimbangan wilayah yang menjadi tempat
penelitian hanya satu wilayah yaitu SMK Negeri 5 Semarang sehingga sample
yang diambil lebih besar dari ketentuan antara 10% - 15% atau 20% - 25%
Penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportional random
sampling. Proportional digunakan untuk menentukan besarnya sample pada
tiap – tiap kelas sedangkan random adalah pengambilan sample dengan cara
mengacak jumlah sample yang ada yaitu dengan cara diundi. Jadi sampel yang
akan diteliti dari populasi sebanyak 290 siswa SMK N 5 Semarang adalah
30% X 290 = 87 siswa.
Untuk lebih jelasnya data sampel dalam penelitian ini diperlihatkan
pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Sampel Penelitian
Jurusan Jumlah Siswa Tiap Kelas Jumlah
II KB-1 II KB-2
Bangunan
5 7
12
II MP-1 II MP-Mesin 2 II MO-1 II MO-2
10 10 9 9
38
Elektro II LI-1 II LI-2 II LI-3 II LI-4
10 9 9 9
37
Total 87
Sumber : Data Statistik Jumlah Siswa SMK N 5 Semarang
Sehubungan dengan ini peneliti mengambil 30 % dari populasi 290
siswa, hal ini disebabkan karena waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki oleh
peneliti sangat terbatas. Disamping itu luasnya pengamatan dari setiap subjek,
sehingga penulis berupaya untuk memperkecil jumlah resiko yang akan
dihadapi dalam peneliti.
Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993 : 91). Sedangkan menurut Maman
Rachman variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan penelitian (Maman Rachman, 1998 : 44 ).
Dari konsep diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau merupakan fakta –
fakta yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.
Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas
dan variabel terikatnya.
1. Variabel Terikat
a. Kedisiplinan Siswa (X1), kedisiplinan siswa dalam penelitian ini terdiri
atas kedisiplinan belajar disekolah dan kedisiplinan belajar siswa di
rumah. Disiplinan belajar siswa di sekolah dengan indicator : 1) patuh
dan taat terhadap tata tertib di sekolah, 2) persiapan belajar, 3)
perhatian terhadap pembelajaran di kelas, 4) perhatian terhadap materi
pelajaran dan 5) mengumpulkan tgas pada wkatunya, sedangkan
kedisiplinan belajar di rumah dengan indicator : 1) rencana atau jadwal
belajar, 2) ketaatan dan keteraturan dalam belajar, 3) mengerjakan
tugas pada waktunya, 4) belajar dalam tempat dan suasana
mendukung.
b. Variabel Iklim Sekolah (X2), dengan indikator : 1) hubungan antar
civitas sekolah, 2) tata tertib sekolah, 3) aktivitas belajar mengajar, dan
4) kerapian dan kebersihan lingkungan sekolah.
2. Variabel Terikat (Y)
Yaitu prestasi belajar siswa, prestasi belajar merupakan hasil yang
telah dicapai siswa dalam menguasai mata pelajaran yang telah diberikan
oleh guru.
Variabel ini diambil dengan menggunakan data kuantitatif berupa
rata-rata nilai raport yang diperoleh siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang tahun pelajaran 2003/2004. Nilai – nilai tersebut diperoleh dari
dokumen yang ada dikantor tata usaha.
Metode Pengumpulan Data
1. Metode kuesioner
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner langsung
dengan harapan responden akan dapat langsung menuangkan jawabannya
kedalam item – item kuesioner sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Untuk memudahkan responden dalam menjawab item – item kuesioner
maka dalam penelitian ini digunakan kuesioner tipe pilihan dengan empat
alternatif jawaban. Sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat atau keyakinan dirinya .
Alternatif jawaban yang ada pada setiap item angket merupakan
data kualitatif . Dari data kualitatif itu ditransformasikan kedalam data
kuantitatif dengan menggunakan simbol yang berupa angka. Dengan
demikian secara berurutan pengubahan data kualitatif menjadi data
kuantitatif adalah sebagai berikut :
a. Jawaban alternatif a diberi nilai 4
b. Jawaban alternatif b diberi nilai 3
c. Jawaban alternatif c diberi nilai 2
d. Jawaban alternatif d diberi nilai 1
Sedangkan angket yang berbentuk negatif system penskorannya
dibuat terbalik.
Metode ini digunakan untuk mengungkap data dari variabel
disiplin siswa dan iklim sekolah.
Sebelum menyusun angket terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Konsep ini
berbentuk kisi-kisi angket yang dijabarkan ke dalam indicator disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Masing-masing indicator diwakili satu
atau beberapa butir pertanyaan sebagai alat ukurnya.
2. Metode dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainya. ( Suharsimi, Arikunto, 1989 : 188 ).
Metode ini digunakan untuk mengungkap variabel prestasi belajar
siswa. Dalam rangka mengungkap prestasi belajar siswa digunakan data
nilai semester
Validitas Dan Reliabilitas
Ada dua kriteria yang harus dipenuhi oleh alat pengumpul data sistem
alat tersebut digunakan, yaitu validitas dan reliabilitas.
Ada dua uji validitas yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu
validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas isi adalah suatu uji validitas
dengan mengkonsultasikan alat pengumpul data pada ahli, sedangkan
validitas konstruksi adalah suatu jenis uji validitas yang dilakukan secara
empiris.
Suatu alat pengukuran dikatakan valid bila alat tersebut jitu dan dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Dua hal pokok dalam validitas adalah
kejituan dan ketelitian. Kejituan berkaitan dengan masalah bertepatan atau
kecermatan mengukur (Sutrisno Hadi, 1986 : 102).
Pengertian reliabilitas berkaitan dengan tingkat kestabilan kekonstanan
dan keajegan alat pengukur. Alat pengukur dikatakan reliabel apabila hasil
pengukuran yang diperoleh dari subjek yang sama menunjukan kestabilan,
kapan saja dan oleh siapa alat ukur itu digunakan.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas dalam penelitian ini digunakan
pada angket variabel disiplin siswa dan iklim sekolah.
1. Validititas
Suatu alat instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya suatu instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas yang rendah. ( Suharsimi Arikunto. 1991 : 136 ).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
internal dengan menggunakan analisa faktor dengan cara mengkorelasikan
skor faktor dengan skor total .
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menguji validitas diatas
adalah sebagai berikut :
rxy =
( ( ) )( ( ) )
( )( )
2 2 2 2 N X x N y y
N xy x y
−−
−
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi
x : nilai faktor tertentu
y : nilai faktor total
Hasil perhitungan validitas tersebut untuk selanjutnya
dikonsultasikan dengan tabel koefisien korelasi. Adapun langkah - langkah
untuk mencari validitas setiap faktor ini adalah :
a. Membuat tabel analisa faktor unutuk variabel x1 dan x2 .
b. Mengkorelasikan jumlah skor masing-masing faktor dengan skor
total.
c. Hasil yang diperoleh dari masing masing perhitungan tersebut
dikonsultasikan dengan r produk moment.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada instrumen bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik sehingga mampu mengungkap data yang
bisa dipercaya . (Suharsimi Arikunto. 1992 : 147).
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0.

__
_
__
_
−_
_
_
__
_

2
t
b
2
11
_
__
1
k 1
k
r
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b
2 : Jumlah varians butir
T
2 : Varians total
Jika r11 > rtabel instrumen dikatakan reliabel dan jika r11hitung < r11tabel instrumen dikatakan tidak reliabel (Suharsimi Arikunto, 1998 : 193). Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisa terlebih dahulu secara benar agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban yang tepat dari permasalahan yang diajukan. Ada dua teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu : 1. Metode Analisis Deskriptif Persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel – variabel. Yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari : tingkat disiplin siswa dan iklim sekolah. Variabel - variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut dikembangkan menjadi instrumen ( angket ). Langkah - langkah yang yang digunakan untuk mengkaji variable-variabel yang ada dalam penelitian ini yang terdiri dari tingkat kedisiplinan siswa dan iklim sekolah. Variable-variabel tersebut terdiri dari beberapa indicator yang sangat mendukung dan kemudian indicator tersebut dikembangakn menjadi instrumen (angket). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah sebagai berikut : a. Membuat tabel distribusi jawaban angket. b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. c. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap - tiap responden. d. Memasukkan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut : x100% N n % (Muhammad Ali, 1984 :184) Keterangan : n = Jumlah nilai yang diperoleh N = Jumlah nilai ideal (jumlah reponden x jumlah soal x skor tertinggi). e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori. f. Kesimpulan berdasarkan tabel kategori. Untuk menentukan kategori DP yang diperoleh dibuat tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut : 1) Persentase maksimal = (4/4) x 100% = 100% 2) Persentase minimal = (1/4) x 100% = 25% 3) Rentang persentase = 100% - 25% = 75% 4) Interval kelas persentase = 4 75% = 19% 5) Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan lingkungan sebagai berikut : Tabel 3.3. Interval Kelas Persentase dan Kategorinya Kriteria Interval Disiplin Siswa Iklim Sekolah 81% < % < 100% 63% < % < 81% 44% < % < 63% 25% < % < 44% Sangat disiplin Disiplin Cukup disiplin Tidak disiplin Sangat baik Baik Cukup baik Jelek 2. Analisis Regresi Analisis ini bertujuan membuat model matematika yang menunjukan hubungan antara X dan Y, dari masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis korelasi, dilakukan beberapa uji persyaratan analisa korelasi, sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika parametrik. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika non parametrik. Rumus Chi-kuadrat yang digunakan adalah : ( Oi – Ei )2 2 = _ Ei Keterangan : 2 : Chi-kuadrat Oi1 : hasil dari penelitian Ei : hasil yang diharapkan K : banyaknya kelas interval Populasi berdistribusi normal jika 2 hitung 2 tabel. b. Uji Homogenitas Untuk menguji homogenitas menggunakan uji Bartlet dengan metode satistik 2 , dengan rumus sebagai berikut: 2 = (Ln 10) {B - (ni –1)log Si 2 B = (Log s2)(ni –1)  _ _ − −  n 1 n 1 S S i 2 2 i i Kemudian dari perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan tabel pada = 5% dan dk = k-1 maka data dinyatakan homogen apabila 2 < 2 tabel. (Sudjana, 1996: 262-263). c. Uji Kelinieran Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah : Y= a + bX Rumus koefisien a dan b adalah :  2 2 2 N X X Y X X XY a _ −_ _ _ −_ _   2 2 N X X N XY X Y b _ −_ _ −_ _  (Sudjana, 1996 : 315) Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut : Tabel 3.4. Analisis Varians Untuk Regresi Sumber variasi dk JK KT F Total n _Y2 i _Y2 i Reg (a) Reg (b|a) Residu 1 1 n – 1 JK (a) JK (a|b) JKres JK (a) S2 reg = JK (b|a) n 2 JK S res res 2 −  res 2 reg 2 S S Tuna cocok Kekeliruan k–2 n-2 JK (TC) JK (E) k 2 JK(TC) S TC 2 −  k 2 JK(TC) S E 2 −  S E S TC 2 2 (Sudjana, 1996 : 332) Keterangan : JK (T) = Y2 JK (a) =  n Y 2 _ JK (b|a)=  _ __ _ _ __ _ _ − _ _ n X Y b XY JKres = 2 _ Y −Y JK (E) = _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ − xi i 2 2 i i n Y Y JK = Jumlah kuadrat db = Derajat kebebasan KT = Kuadrat total Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu : 1) Harga res 2 reg 2 1 S S F untuk uji keberartian persamaan regresi Jika F1 > Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2)
dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi
tersebut dinyatakan signifikan.
2) Harga
S (E)
S (TC)
F 2
2
2 untuk uji kelinieran persamaan regresi
Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (nk) dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier. d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda dengan langkah-langkah. 1) Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi ganda digunakan rumus: Y = bo + b1 X1 + b2 X2 Dimana: b1 =  2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 _ _ _ _ _ _ _ − − x x x x x x y x x x y b2 =  2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 _ _ _ _ _ _ _ − − x x x x x x y x x x y b0 = 1 1 2 2 Y −b X −b X (Sudjana, 1996: 122) 2) Menguji keberartian persamaan regresi ganda Untuk menguji keberartian persamaan regresi ganda digunakan rumus: F = KT res KT reg (Sudjana, 1992: 93) Dimana: KT reg = k JKreg KT res = n k 1 JKres −− JK reg = b _x y b _x y 1 1 2 2 JK res = _y −JKreg 2 (Sudjana, 1992: 91) Persamaan regresi tersebut signifikan apabila F hitung > F tabel, dengan dk
pembilang = k dan dk penyebut = N – k –1.
3) Menentukan koefisien korelasi ganda
Untuk menentukan koefisien korelasi ganda digunakan rumus:
R =
_ 2 y
JKreg
4) Menentukan koefisien korelasi parsial
Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X1 dengan Y apabila X2
dikontrol digunakan rumus :
2 
12
2
y2
y1 y2 12
y1.2
1 r 1 r
r r r
r
−−


Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y12
y12
1 r
r n 3


Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel
dengan dk = N- 3.
Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X2 dengan Y apabila X1
dikontrol digunakan rumus:
2 
12
2
y1
y2 y1 12
y2.1
1 r 1 r
r r r
r
−−


Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y21
y21
1 r
r n 3


Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan
dk = N– 3.
5) Mencari Sumbangan Efektif (SE)
Analisis ini merupakan perhitungan untuk menemukan
seberapa besar sumbangan efektif dari masing - masing
prediktor terhadap prediksi. Sumbangan efektif dicari jika
prediktornya lebih dari satu. Dalam penelitian ini prediktor ada
dua yaitu motivasil belajar (X1) dan peralatan belajar (X2),
maka untuk menemukan sumbangan efektif adalah:
SE X1 = x Efektivitas garis regresi
JK reg
b x y 1 1 _
SE X2 = x Efektivitas garis regresi
JK reg
b x y 2 2 _
Dimana, Efektivitas garis regresi = x 100%
y
JK (reg)
_ 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Variabel Penelitian
Gambaran dari masing-masing variable dalam penelitian ini yaitu
kedisplinan (X1), iklim sekolah (X2) dan prestasi belajar (Y) dapat dilakukan
dengan analisis deskriptif persentase.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase (lampiran 13) untuk kedisplinan siswa
diperoleh persentase 77,86%. Persentase sebesar 77,86% berdasarkan table kategori kedisplinan
pada bab III trmasuk kategori baik. Selanjutnya ditinjau dari tiap-tiap factor penunjang
kedisiplinan yang terdiri dari kedisiplinan belajar siswa di sekolah dan kedisplinan belajar di
rumah berdasarkan analisis deskriptif persentase pada lampiran menunjukan bahwa kedisiplinan
belajar siswa di sekolah termasuk kategori baik (78,87%) dan kedisiplinan belajar di rumah
termasuk kategori baik pula (76,60%). Dilihat dari bobot persentasenya menunjukan bahwa
kedisplinan belajar siswa di sekolah lebih baik dibandingkan dngan kedisplinan belajar di rumah.
Hasil analisis deskriptif persentase untuk variable iklim sekolah (lampiran 13) menunjukan bahwa
iklim sekolah di SMK N 5 termasuk kategori baik (75,03%).
Dalam mendiskripsikan prestasi belajar siswa yaitu prestasi maka kita
berpedoman pada ketentuan penilaian seperti yang tertulis pada ketentuan yang
ada pada buku raport. Pada buku raport, rentangan nilai prestasi belajar siswa
dmulai dengan nilai 0 – 10. nilai-nilai tersebut memiliki makna sendiri-sendiri
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Keterangan Nilai dengan Angka
No Nilai Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10 (sepuluh)
9 (sembilan)
8 (delapan)
7 (tujuh)
6 (enam)
5 (lima)
4 (empat)
3 (tiga)
2 (dua)
1 (satu)
Istimewa
Baik sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Hampir cukup
Kurang
Kurang sekali
Buruk
Buruk sekali
Sumber : Norma Penilaian SMK Negeri 5 Semarang
Rata-rata prestasi belajar siswa berdasarkan hasil penelirian (lampiran 12)
adalah 7,25. Rata-rata prestasi belajar sebesar 7,25 berdasarkan table di atas
termasuk kategori lebih dari cukup. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa
masih perlu diringkatkan.
Uji Prasyarat Analisis regresi.
Uji prasyarat analisis regresi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan
dan dipenuhi, sehingga simpulan yang diambil dari hasil analsis regresi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila syarat-syarat analisisnya telah
dipenuhi. Prasyarat uji analisis regresi meliputi uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji linieritas garis regresi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Hal ini menggunakan rumus X2 dengan
criteria bahwa data berdistribusi normal apabila harga X2
hitung < X2 tabel pada taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan uji normalitas data kedisiplinan, iklim sekolah dan prestasi belajar siswa diperoleh hasil seperti pada table berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Variabel dk Xhitung Xtabel Kriteria X1 X2 Y 3 3 3 5,4248 4,7171 2,9989 7.81 7,81 7,81 Normal Normal Normal Sumber : Data penelitian, diolah b. Uji Homogenitas Uji homogenitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak. Uji ini menggunakan rumus bartlet dengan criteria bahwa data yang dinyatakan homogen apabila X2 hitung < X2 tabel pada taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan uji homogenitas data kedisiplinan, iklim sekolah dan prestasi belajar siswa memperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Sumber variasi dk Xhitung Xtabel Kriteria X1 -Y X2 -Y 35 31 21.965 17.524 49.80 44.99 Homogen Homogen Sumber : Data penelitian, diolah c. uji Linieritas Garis Regresi Uji linieritas garis regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berbentuk linier atau tidak. Jika data berbentuk linier, maka penggunaan analisis regresi linier pada pengujian hipotesis dapat dipertanggungjawabkan akan tetapi jika tidak linier, maka harus digunakan analisis regresi non linier. Uji linieritas garis regresi dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan criteria yaitu data dinyatakan linier apabila harga F2 hitung < F2 tabel pada taraf signifikansi 5%. Perhitungan uji linieritas garis regresi memperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Sumber variasi dk Pembilang dk Penyebut Xhitung Xtabel Kriteria X1 -Y X2 -Y 1 1 85 85 0.973 1.040 1.666 1.666 Homogen Homogen Sumber : Data penelitian, diolah Pengujian Hipotesis Sebagaimana dinyatakan dalam bab II hipotesis dalam penelitian ini ada tiga yaitu : Ada pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Ada pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Ada pengaruh kedisiplina sekolah dan iklim terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Berikut ini akan dilakukan pengujian terhadap ketiga hipotesis kerja yang dirumuskan dalam penelitian ini : a. Pengujian Hipotesis I Dalam rangka menguji hipotesis yang pertama tersebut maka dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : ” Tidak ada pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang.”. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana (lampiran 19) diperoleh persamaan Y ˆ = 5.508+0.021X1. Untuk menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 19) diperoleh Fhitung = 55.684 > Ftabel = 3.953 untuk = 5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 87 –
2 = 85. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini menunjukan bahwa persamaan regresi
tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi ” Tidak ada
pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Ditolak dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi ” Ada pengaruh
kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X1) dengan prestasi belajar siswa (Y) dapat
diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan hasil analisis (lampiran
19) diperoleh koefisien korelasi atau R yaitu 0,63. Keberartian dari koefisien
korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t. Berdarkan hasil
analisis (lampiran 19) diperoleh thitung = 7,462 > dari ttabel = 1,99 pada = 5%
dengan dk = 87 – 2 = 85. karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui dari harga koefisien
determinasi atau R2. berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 19) diperoleh
harga R2 = 39,6%. Dengan demikian besarnya pengaruh kedisiplinan adalah
39,6% dan selebihnya prestasi belajar dipengaruhi oleh factor lain selain
kedisiplinan sebesar 60,4%.
b. Pengujian Hipotesis II
Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka dinyatakan
hipotesis nihil sebagai berikut : “Tidak ada pengaruh iklim sekolah terhadap
prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana
(lampiran 20) diperoleh persamaan Y ˆ = 5.886+0.024X2. Untuk menguji
signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk
regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 20) diperoleh Fhitung = 42.453
> Ftabel = 3.953 untuk = 5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 87 –
2 = 85. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini menunjukan bahwa persamaan regresi
tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada
pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Ditolak dan hipotesis kerja (Ha) “Ada pengaruh iklim sekolah
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) dapat
diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan hasil analisis (lampiran
20) diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,58. Keberartian dari koefisien korelasi
tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t. Berdarkan hasil analisis
(lampiran 20) diperoleh thitung = 6,516 > dari ttabel = 1,99 pada = 5% dengan
dk = 87 – 2 = 85. karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui dari harga koefisien
determinasi atau R2. berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 20) diperoleh
harga R2 = 33,3%. Dengan demikian besarnya pengaruh kedisiplinan adalah
39,6% dan selebihnya prestasi belajar dipengaruhi oleh factor lain selain
kedisiplinan sebesar 66,7%.
c. Pengujian Hipotesis I
Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka dinyatakan
hipotesis nihil sebagai berikut : “Tidak ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan
iklim terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana
(lampiran 22) diperoleh persamaan Y ˆ = 5.251 + 0.013X2. Untuk menguji
signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk
regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 22) diperoleh Fhitung =
36.856> Ftabel = 3.105 untuk = 5% dengan dk pembilang = k = 2 dk
penyebut = n – k – 1 = 87 – 2 – 1 = 84. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini
menunjukan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan sehingga hipotesis
nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan iklim
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Ditolak
dan hipotesis kerja (Ha) ““Ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan iklim
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X1) dan iklim sekolah (X2) dengan prestasi
belajar siswa (Y) dapat diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan
hasil analisis (lampiran 22) diperoleh koefisien korelasi secara simultan atau
bersama-sama sebesar 0.684. Keberartian dari koefisien korelasi tersebut
dapat diuji dengan menggunakan uji F seperti pada uji keberartian persamaan
regresi. karena Fhitung > Ftabel, maka korelasi sebesar 0,684 ini signifikan.
Sumbangan kedisiplinan (X1) secara simultan atau secara bersama-sama dapat
diketahui dari besarnya R2 yaitu 46,7% yang terbagi atas 28,086% adalah
sumbangan dari kedisiplinan dan 18,653 adalah sumbangan iklim sekolah.
Pembahasan
Berdasarkan analisis deskriptif persentase menunjukan bahwa kedisiplinan siswa
termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 77,86%. Dengan tingginga kedisiplinan siswa
tersebut maka hal ini dapat menjadi penunjang terhadap mereka dalam belajar secara sungguhsungguh
sehingga mereka mampu berprestasi dengan baik. Komponen pada variable kedisiplinan
yang paling menunjang adalah kedisiplinan belajar siswa disekolah dengan persentase 78,87% dan
termasuk kategori baik, selanjutnya baru disusul oleh kedisiplinan belajar di rumah dengan
persentase sebesar 76,60% dan termasuk kategori baik pula. Baiknya kedisiplinjan belajar siswa di
sekolah tersebut ditunjukan dengan kepatuhan para siswa terhadap tata tertib yang berlaku,
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, tingginya perhatian siswa terhadap kegiatan
pembelajaran dikelas, dan tingginya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang dismpaikan
oleh guru.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yaitu 7,25 dan
termasuk lebih dari cukup. Oleh karena itu perlu adanya usaha secara bersama-sama baik dari
sekolah, guru, orang tua dan pihak-pihak lain yang terkait untuk mendukung kegiatan belajar siswa
sehingga prestasi belajar siswa akan memuaskan.
Brdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa terbukti
bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang diperoleh Fhitung =
55,684 > Ftabel = 3,953. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi
bertanda posistif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kedisiplinan
dengan prestasi belajar siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika
variabel kedisiplinan ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatknya
prestasi belajar siswa sebesar 0,021 pada konstanta2,508. dan sebaliknya jika skor variabel
kedisiplinan menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan menurunya prestasi belajar
siswa sebesar 0,021 pada konstanta 2,508.
Keeratan hubungan antara kedisiplinan dengan prestasi belajar dapat diketahui dari
koefisien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
korelasi antara kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,63. harga koefisien korelasi
sebesar 0,63 ini termasuk kategori sedangk karena berada pada rentang indek korelasi 0,6 – 0,8,
besarnya pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa adalah 39,6%. Pengaruh dari
variabel lain selain kedisiplinan adalah 60,4%.
Berdasarkan uji pengaruh antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa terbukti
bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang memperoleh Fhitung
= 36,856 > Ftabel = 3,953. berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi
bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara iklim sekolah
dengan prestasi belajar siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika
variabel iklim sekolah ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatnya
prestasi belajar siswa sebesar 0,024 pada konstanta 5,886. dan sebaliknya jika skor variabel iklim
sekolah menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan menurunnya prestasi belajar siswa
sebesar 0,024 pada konstanta 5,886.
Keeratan hubungan antara iklim sekolah dengan prestasi belajar dapat diketahui dari
koefsien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
korelasi antara iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,58. harga koefsien korelasi
sebesar 0,58 ini termasuk kategori sedang karena berada pada indeks korelasi 0,4 – 0,6. Dengan
demikian iklim sekolah bukan merupakan hal utama dalam menentukan baik buruknya prestasi
belajar siswa. Hal ini disebabkan karena masih ada variabel lain yang mempunyai peranan lebih
besar terhadap baik tidaknya prestasi belajar siswa misalnya adalah kecerdasan siswa. Besarnya
pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa adalah 33,3%. Pengaruh dari variabel lain
selain iklim sekolah adalah 66,7%.
Berdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar
siswa menunjukan adanya pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varian yang
diperoleh Fhitung =36,856 > Ftabel = 3,856. berdasarkan persamaan regresi ganda yang diperoleh
dimana koefisien korelasi b1 dab b2 bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Bentuk
pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika variabel kedisiplinan dan iklim
sekolah ditingkatkan sebesar 1,234 + 0,764 pada konstanta 5,251. dan sebaliknya jika skor
variabel kedisiplinan dan iklim sekolah menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan
menurunnya prestasi belajar siswa sebesar 1,234 + 0,764 pada konstanta 5,251.
Keeratan hubungan antara kedidiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar dapat
diketahui dari koefisien korelasi secara simultan. Dari hasil perhitungan menunjujakan bahwa
koefisien korelasi antara kedisiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa adalah
0,684. harga koefisien korelasi yang bertanda positif tersebut menunjukan adanya hubungan positif
antara variabel kedisiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian
semakin tinggi kedisiplinan siswa dan semakin baik iklim sekolah maka akan semakin baik pula
prestasi belajar siswa dan sebaliknya semakin rendah kedisiplinan siswa dan iklim sekolah maka
akan semakin jelek pula prestasi belajar siswa.
Besarnya pengaruh kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap Y prestasi belajar siswa
secara bersama-sama adalah 46,7%. Sedangkan sisanya yaitu 53,3% dari prestasi belajar siswa
ditentukan oleh variabel lain selain ke4disiplinan dan iklim sekolah yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Mengacu dari hasil penelitian ini dimana diketahui bahwa kedisiplinan siswa dan iklim
sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa maka perlu kiranya bagi siswa, guru, kepala
sekolah dan wali murid untuk memperhatikan hal tersebut agar proses belajar mengajar dapat
memperoleh hasil yang memuaskan. Dilihat dari besarnya pengaruh dari kedua variabel bebas
dalam penelitian ini menunjukan bahwa kedisiplinan yang memberikan pengaruh yang lebih besar.
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa diharapkan baik para guru
maupun para siswa itu menitik beratkan pada hal tersebut disamping memperhatikan pula pada
komponen iklim sekolah maupun komponen yang lainnya yang ikut mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Jika hendak meningkatkan kedisiplinan siswa, dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di rumah. Hal ini perlu dilakukan karena pada factor
kedisiplinan belajar di rumah lebih rendah jika dibandingkan dengan kedisiplinan belajar siswa di
sekolah. Sedangkan njika hendak meningkatkan iklim sekolah maka perlu meningkatkan
hubungan antar civitas sekolah, meingkatkan standar tata tertib yang berlaku di sekolah,
meningkatkan aktivitas belajar mengajar, meningkatkan suasana sekolah yang lebih kondusif, dan
meningkatkan kerapian dan kebersihan kelas maupun lingkungan sekolah.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kedisiplinan siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang adalah baik dengan persentase 77,86%.
2. Iklim sekolah di SMK Negeri 5 Semarang adalah baik dengan persentase 75,03%.
3. Persentase belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang adalah lebih dari cukup yaitu ratarata
7,25.
4. Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II
SMK Negeri 5 Semarang.
5. ada pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II
SMK Negeri 5 Semarang.
6. secara simultan atau bersama-sama antara kedisiplinan dan iklim sekolah berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang sebesar 46,7%, yang terbagi
atas 38,086% adalah pengaruh dari kedisiplinan dan 18,653% adalah pengaruh dari iklim
sekolah. Dengan demikian selain kedisiplinan dan iklim sekolah, prestasi belajar siswa juga
ditentukan faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini sebesar 53,5%.
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian ini penulis menyatakan saran-saran sebagai
berikut :
1. Karena variabel kedisiplinan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi belajar
siswa dibandingkan dengan iklim sekolah, maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
hendaknya guru dapat lebih meingkatkan kedisiplinan belajar siswa, terutama pada
kedisiplinan belajar siswa di rumah melalui pemberian tugas-tugas rumah dengan frekuensi
yang lebih sering.
2. Walaupun iklim sekolah memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap prestasi belajar
siswa dibandingkan kedisiplinan siswa, tetapi untuk meningkatkan prestasi belajar hendaknya
variabel ini harus dipertahankan. Untuk itu sekolah hendaknya meningkatkan iklim sekolah
yang lebih baik, melalui peningkatan antar civitas sekolah, peningkatan pelaksanaan tata
tertib sekolah, peningkatan aktivitas belajar mengajar, peningkatan suasana sekolah yang lebih
kondusif, dan peningkatan kerapian serta kebersihan kelas.
3. hendaknya sekolah dalam membuat tata tertib melibatkan perwakilan wali murid dan
perwakilan siswa, agar tata tertib yang berlaku disekolah merupakan hasil kesepakatan
bersama sehingga siswa akan lebih mematuhi tata tertib tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Rasdiyanah, 1995. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Lubuh Agung.
Bimo, Walagito, 1989. Bimbingan dan Penyluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset.
Departemen Pendidikan Nasional. 1982. Administrasi Pendidikan Materi Dasar Akta V. Jakarta :
Dirjen Dikti.
Depdikbud. 1985. Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Latihan Kepemimpinan Siswa. Jakarta :
Direktorat Jendral Dikdasmen, Pembinaan Siswa.
-------------, 1985. Petunjuk Pelaksanaan Upacara Bendera di Sekolah. Jakarta : Direktorat Jendral
Dikdasmen, Pembinaan Siswa.
-------------, 1985. Mengembangkan Kemampuan Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Dikdasmen,
Pembinaan Siswa.
Hurlock, Elizabeth, E., 1999. Perkembangan Anak : Erlangga.
Oemar, Hamalik. 1985. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudjana, 1983. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.
Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Suharsimi, Arikunto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Suharsimi, Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Sumadi, Suryabrata. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sutrisno, Hadi. 1981. Statistik. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Sutrisno, Hadi. 1987. Metode Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Singgih D., Gunarso. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung
Mulia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1990. Jakarta : Diperbanyak Oleh Media Wiyata.
Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
W.S. Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.

EFEKTIFITAS LAYANAN PEMBELAJARAN BIDANG BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

EFEKTIFITAS LAYANAN PEMBELAJARAN BIDANG
BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II
SMP NEGERI 16 SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2004/2005
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Yanar Tri Isnaeni
NIM. 1314000023
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
SARI
Yanar Tri Isnaeni, NIM.1314000023, FIP UNNES, Efektifitas Layanan
Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.
Dalam pengambilan judul tersebut karena berdasarkan pengalaman
peneliti diketahui adanya perbedaan nilai prestasai masing-masing siswa SMP
Negeri 16 Semarang ada yang di atas rata-rata, di bawah rata-rata dan ada pula
yang berada tepat pada garis rata-rata. Salah satu penyebab kesulitan belajar siswa
mungkin karena kebiasaan belajar mereka yang belum efektif. Perlakuan yang
ditempuh dengan memberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar,
untuk mengetahui kemampuan tentang prestasi siswa secara optimal, sehingga
dapat mendukung tercapaiya pendidikan yang diharapkan. Masalah dalam
peneltian ini adalah “Apakah layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
efektif meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
tahun Pelajaran 2004/2005”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
seberapa besar efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun
Pelajaran 2004/2005.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang sebanyak 285 siswa. Sampel penelitian sebanyak 84 siswa diambil
secara non random sampling dengan purposive sampling. Alat pengumpul data
yang digunakan adalah nilai tes akhir semester I dan II. Teknik analisis data yang
digunakan adalah t-tes. Dalam penelitian ini memilih suatu pendekatan dengan
desain “Control Metched Group Design”, dengan memberikan treatmen yang
dilakukan dengan melaksanakan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
sebanyak 6 kali, dengan tema layanan yang berbeda-beda. Dalam pelaksan
sebelumnya dipilih dua kelas yang memiliki nilai rata-rata yang sama, yaitu IIB
sebagai kelas eksperimen dan diberikan perlakuan IIC sebagai kelas kontrol tidak
diberikan perlakuan tetapi tetap dipantau.
Hasil analisis dengan mengunakan uji t-tes. Diperoleh t hitung untuk
pelajaran Matematika 3.01 sedang t tabel= 1.66, t hitung untuk pelajaran IPA 3.16
sedangkan t tabel = 1.66, t hitung untuk pelajaran IPS 1.72 sedang t tabel = 1.66, t
hitung untuk pelajaran B.Indonesia 1.87 sedang t tabel = 1.66. dengan demikian
hasil perhitungan data penelitian signifikan.
Simpulan yang diperoleh adalah layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang tahun pelajaran 2004/2005. Saran yang diajukan bagi kepala sekolah
adalah untuk mengkoordinasikan kegiatan bimbingan dengan kegiatan layanan
seperti kegiatan pembelajaran dan latihan. Bagi guru adalah untuk meningkatkan
atau lebih memperhatikan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Bagi siswa agar lebih meningkatkan belajar secara baik dan mandiri agar
mampu mencapai prestasi yang memuaskan.
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan
Bimbingan dan konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Semarang.
Hari : Rabu
Tanggal : 27 Juli 2005
Panitia Ujian
Ketua Panitia Sekretaris
Drs. Siswanto, M.M. Drs. Suharso, M.Pd.
NIP. 130515769 NIP 131754158
Pembimbing I Anggota Penguji
Drs. Supriyo, M.Pd. 1. Drs. Suharso, M.Pd.
NIP. 130783045 NIP. 131754158
Pembimbing II 2. Drs. Supriyo, M.Pd.
NIP. 130783045
Dra. Ninik Setyowani 3. Dra. Ninik Setyowani
NIP. 130788543 NIP. 130788543
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
Bila kamu mempunyai pekerjaan yang harus dilaksanakan, pikirkanlah bahwa kau
sedang mengerjakan sesuatu yang menggembirakan.
(Penulis)
Persembahan
1. Ayahhanda Sutjipto dan Ibunda Sukartini tercinta yang senantiasa
mendoakan, mendukung dan berusaha keras demi kesuksesan
anaknya.
2. Kakakku Indah Kartika Jati dan Dwi Lukmana Jati yang selalu
memberiku semangat.
3. Keponakan kecilku Tangguh Pandita tersayang.
4. Erwan Aly Robatto Bonar yang selalu menyertai dan
mendampingiku kelak..
5. Iis, Dwi, Desi, Yayan, Mila, Bara, Rani, Eka sebagiaan harihariku
adalah bersama kalian.
6. Teman-teman Bimbingan Konseling angkatan 2000.
7. Almamater Universitas Negeri Semarang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat ridho-
Nya skripsi dengan judul “EFEKTIFITAS LAYANAN PEMBELAJARAN
BIDANG BIMBINGAN BELAJAR DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
BELAJAR SISWA KELAS II SMP NEGERI 16 SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2004/2005” dapat terselesaikan.
Skripsi ini disusun dalam rangka penyelesaian studi strata S1 Jurusan
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan di perguruan tinggi UNNES.
Penyusunan skripsi ini mudah-mudahan bermanfaat di lingkungan pendidikan dan
dapat menambah wawasan/pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penyusunan skripsi ini dapat berjalan lancar tanpa ada hambatan
yang berarti. Hal ini atas kerja sama, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
yang terkait. Karena itu penyusun menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya
kepada:
1. Dr. AT. Soegito, SH, MM, Rektor UNNES sebagai penangung jawab di
tingkat Universitas.
2. Drs. Siswanto, M.M, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Suharso, M.Pd, Ketua Jurusan yang telah membantu kelancaran ujian
skripsi yang dilakukan.
4. Drs. Supriyo, M.Pd. Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi
petunjuk dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dra. Ninik Setyowani, Pembimbing II yang telah membimbing dan
mengarahkan serta memberikan saran-saran selama penyusunan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan FIP Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan bekal ilmu kepada penulis.
7. Para Dosen Penguji yang telah memberi saran demi penyempurnaan skripsi
ini.
8. Drs. Ahmad Riyadi, Kepala SMP N 16 Semarang yang telah memberikan ijin
penelitian.
9. Bapak dan Ibu guru SMP Negeri 16 Semarang yang telah membantu dan
kerjasama yang baik demi kelancaran dalam kegiatan penelitian.
Dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini, akhirnya penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan.
Penyusun berharap mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan dalam bidang pendidikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan
pendidikan yang berkualitas.
Semarang, Juli 2005
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
SARI ………………………………………………………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 5
C. Penegasan Istilah ……………………………………………. 5
D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 7
F. Sistematika Skripsi................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Prestasi Belajar......................................................................... 10
B. Bimbingan Belajar ................................................................... 23
C. Layanan Pembelajaran ............................................................. 32
D. Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang
Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar..... 37
E. Hipotesis................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Penelitian................................................................... 40
B. Penentuan subjek Penelitian..................................................... 43
C. Variabel Penelitian................................................................... 46
D. Pelaksanaan Proses layanan pembelajaran…………………… 49
E. Alat Pengumpul Data ............................................................... 49
F. Metode Analisis Data............................................................... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahap-tahap Penelitian............................................................. 52
B. Pelaksanaan Penelitian............................................................. 53
C. Hasil Penelitian ........................................................................ 54
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 62
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................. 65
B. Saran......................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 68
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat permohonan ijin penelitian ............................................................... 70
2. Surat keterangan telah selesai melaksanakan penelitian............................ 71
3. Foto pelaksanaan bimbingan...................................................................... 73
4. Jadwal pelaksanaan penelitian ................................................................... 74
5. Nilai awal II A…………………………………………………………… 75
6. Nilai awal II B …………………………………………………………… 76
7. Nilai awal II C …………………………………………………………… 77
8. Uji homogenitas populasi........................................................................... 78
9. Uji kesamaan keadaan awal dari populasi ................................................. 79
10. Uji normalitas data nilai nilai akhir kelas kontrol...................................... 81
11. Uji normalitas data nilai akhir kelas eksperimen ....................................... 83
12. Nilai Matematika kelas eksperimen dan kontrol........................................ 85
13. Uji t-tes Matmatika ................................................................................... 87
14. Nilai IPA kelas eksperimen dan kontrol .................................................. 88
15. Uji t-tes IPA ............................................................................................... 90
16. Nilai IPS kelas eksperimen dan kontrol ..................................................... 91
17. Uji t-tes IPS ............................................................................................... 93
18. Nilai B.Indonesia kelas eksperimen dan kontrol…………………………. 94
19. Ujii t-tes B. Indonsia ................................................................................. 96
20. Tabel Chi Kuadrat ...................................................................................... 97
21. Tabel Distribusi t........................................................................................ 98
22. Tabel Normalitas........................................................................................ 99
23. Satlan dan materi cara mengikuti pelajaran ............................................... 101
24. Satlan dan materi pedoman untuk belajar .................................................. 105
25. Satlan dan materi Teknik mempelajari pelajaran matematika, IPA, IPS
dan Bahasa Indonesia................................................................................. 109
26. Satlan dan materi cara mengatur waktu dan lingkungan belajar ............... 114
27. Satlan dan materi cara meyiapkan diri menghadapi tes ............................. 119
28. Satlan dan materi strategi menghadapi ujian ............................................. 123
29. Penggunaan sumber-sumber belajar .......................................................... 126
30. Satlan dan materi ketrampilan belajar ....................................................... 131
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tabel 1 Jumlah populasi ........................................................................... 43
2. Tabel 2 Jumlah sampel .............................................................................. 45
3. Tabel 3 Jadwal kegiatan layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar ........................................................................................... 49
4. Tabel 4 Jadwal pelaksanaan layanan pembelajarn bidang bimbingan
belajar ........................................................................................... 54
5. Tabel 5 Kriteria tingkat prestasi belajar..................................................... 55
6. Tabel 6 Rata-rata hasil belajar kelas kontrol sebelum dan sesudah
adanya layanan pembelajaran....................................................... 56
7. Tabel 7 Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebelum dan sesudah
adanya layanan pembelajaran....................................................... 57
8. Tabel 8 Hasil uji normalitas....................................................................... 58
9. Tabel 9 Hasil uji t-tes ............................................................................... 61
.
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar 1Pola control metched group design ............................................ 43
2. Gambar 2 Hubungan antar variabel 47
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah menengah pertama (SMP) mempersiapkan peserta didiknya
untuk melanjutkan pendidikan ke pendidikan menengah (baik umum maupun
kejuruan) dan bagi pesrta didik SMP yang tidak dapat melanjutkan pelajaran
ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan untuk terjun ke
masyarakat. “Isi kurikulum SMP merupakan susunan bahan kajian dan
pelajaran yang memuat materi tentang ideologi (pendidikan umum),
pengetahuan (pendidikan akademis), dan keterampilan” (Depdikbud, 1995: 3).
Pendidikan di SMP bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan
dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh di SD, serta
mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Sekolah sebagai salah satu proses pembelajaran pendidikan formal
dituntut untuk melaksanakan proses pembelajaran secara optimal untuk
melahirkan anak didik yang berkualitas. Anak didik yang berkualitas ini
adalah berasal dari anak-anak yang mempunyai prestasi belajar yang baik di
sekolah dan ini merupakan tujuan pendidikan yang utama yaitu melahirkan
siswa yang berprestasi.
“Prestasi belajar adalah hasil suatu penelitian dibidang pengetahuan,
keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk
nilai” (Winkel, 1996: 102). Untuk keberhasilan siswa dalam mencapai
prestasi tersebut, bisa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri
individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar individu missal lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dimana individu berada.
Dari faktor tersebut maka diharapkan adanya motivsi dari orang tua,
teman, serta tenaga pendidik sehingga dapat memberikan arti bagi individu
dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Salah satu upaya untuk
meningkatkan prestasi siswa yaitu dengan memberikan bimbingan belajar.
Pelayanan bimbingan dan konseling di SMP meliputi bidang
bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan
bidang bimbingan karier. Salah satu bidang bimbingan yang membantu siswa
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan serta menyiapkan
melanjutkan pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi adalah bimbingan
belajar.
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara
belajar yang tepat, dalam memilih program setudi yang sesuai,
dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntunan-tuntunan belajar di suatu institusi pendidikan
(Depdikbid, 1995: 26).
Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan
belajar adalah suatu bantuan yang diberikan pada siswa untuk mengatasi
masalah-masalah dalam belajar sehingga mendapat hasil yang baik.
Bidang bimbingan dan konseling dapat dilaksanakan melalui berbagai
jenis layanan. Layanan bimbingan dan konseling meliputi layanan orientasi,
layanan pembelajaran, layanan penempatan dan penyaluran, layanan konseling
individu, layanan konseling kelompok, layanan bimbingan kelompok dan
layanan informasi. Salah satu jenis layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan
kebiasaan belajarnya, serta berbagi aspek tujuan kegiatan belajar lainya adalah
layanan pembelajaran.
Layanan pembelajaran yaitu layanan bimbingan dan konseling
yang memungkinkan peserta didik mengembangkan peserta didik
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan
belajar yang baik, materi belajar yang cocok dengan kecepatan
dan kesulitan belajarnya, serta tuntunan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya (Depdikbud,
1995: 26).
Tujuan dari layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar adalah
agar siswa mampu menguasai pengetahuan dan dapat mengembangkan
keterampilan yang diperoleh dari sekolah, sehingga dengan diberikannya
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar maka diharapkan siswa
termotivasi dalam mencapai prestasi yang optimal dan mampu menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah didapat dari sekolah.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada pelaksanaan PLBK
(Praktek lapangan bimbingan konseling) di sekolah, fakta di lapangan yakni di
SMP Negeri 16 Semarang, layanan pembelajaran di SMP Negeri 16 Semarang
diberikan kepada seluruh siswa secara rutin, yaitu dengan adanya jam mata
pelajaran bimbingan konseling satu jam setiap minggunya.
Meskipun demikian masih banyak permasalahan yang dihadapi siswa
berkenaan dengan kebiasaan belajarnya yang tergolong masih belum efektif,
misalnya belajar asal belajar, belajar tanpa persiapan, pasif akan kegiatan
kelas, baru belajar pada saat akan ujian atau ulangan saja, serta tidak
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar. Hal ini dapat ditunjukkan oleh
perbedaan nilai prestasi masing-masing siswa, ada yang di atas rata-rata kelas,
di bawah rata-rata kelas dan ada pula yang berada tepat pada garis rata-rata
kelas. Kenyataan tersebut mendorong peneliti untuk secara khusus
memberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam bentuk
eksperimen guna membuktikan efektifitas layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Layanan
pembelajaran diberikan kepada siswa agar dapat membantu siswa
mengembangkan kebiasaan belajar yang baik untuk mengenal pengetahuan
dan keterampilan seta menyiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan pada
tingkat yang lebih tinggi. Disamping itu sepanjang pengetahuan penulis di
SMP Negeri 16 Semarang belum pernah diadakan penelitian tentang hal
tersebut.
Fenomena di atas mendorong penulis untuk melakuka penelitian
tentang. “Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005”.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang tersebut di atas maka masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana gambaran prestasi siswa sebelum diberi layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005?
2. Bagaimana gambaran prestasi siswa setelah diberi layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005?
3. Apakah pemberian layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif
dalam meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005?
C. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan dan menghindari salah pengertian terhadap judul
skripsi, maka penulis memberikan pengertian dan batasan yang terdapat pada
judul skripsi, yaitu:
1. Prestasi belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajarabn yang lazimnya ditunjukan dengannilai
tes atau angka yang diberikan oleh guru. (Depdikbud 1995:24). Prestasu
belajar yang dimaksud dalam penelitian ini dalah nilai hadil tes yang
diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia pada
akhir semester satu dan dua.
2. Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan
bimbingan belajar yang diberikan oleh peneliti kepada siswa untuk
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
dan dapat mengatasi belajarnya (Depdikbud, 1995: 24).
3. Efektifitas
Keadaan berpengaruh, hal berkesan; keberhasilan (tentang usaha,
tindakan) (Depdikbud, 1993: 219). Sedangkan pengaruh yaitu daya yang
ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseoramg (Depdikbud, 1993: 723). Yang
dimaksud keefektifan dalam penelitian ini adalah keberhasilan atau
pengaruh yang timbul dari pemberian layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar, yang berkaitan dengan kebiasaan belajar siswa dan
cara-cara belajar yang efektif dan efisien untuk mendapatkan suatu
perubahan kearah yang lebih baik.
Berdasarkan uraian dalam penegasan istilah di atas penelitian yang
akan dilakukan sesuai dengan batas oprasional yang ditetapkan untuk lebih
jelasnya arah penelitian yang akan dilakukan adalah: ingin mengkaji tentang
bagaimana efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun
Ajaran 2004/ 2005.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran prestasi siswa sebelum diberi layanan
pembelajaran bidang imbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.
2. Untuk mengetahui gambaran prestasi siswa setelah diberi layanan
pembelajaran bidang imbingan belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.
3. Untuk mengetahui seberapa besar efektifitas layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II
SMP Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dapat menambah pengalaman dan keterampilan cara
meningkatkan prestasi siswa melalui pemberian layanan bimbingan
belajar.
b. Bagi sekolah, dapat dijadikan acuan atau pedoman utuk memeberikan
rekomendasi kepada guru-guru yang lain dalam pemberian bimbingan
belajar kepada siswa pada mata pelajaran yang diampu.
c. Bagi jurusan, penelitian ini dapat menambah koleksi kajian tentang
layanan pembelajaran di bidang bimbingan belajar.
2. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
Bimbingan dan Konseling.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti selanjutnya pada
kajian yang sama tetapi pada ruang lingkup yang lebih luas dan
mendalam di bidang bimbingan belajar.
F. Sistematika Skripsi
Skripsi dengan judul "Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang
Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar siswa Kelas II SMP
Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005" terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian pendahuluan, isi dan akhir skripsi.
Bagian pendahuluan berisi judul, abstraksi, pengesahan, moto dan
persembahan, kata pengantar, daftar isi serta daftar lampiran. Bagian isi ada
lima bab. Sedangkan bagian terakhir hanya terdiri dari daftar pustaka dan
lampiran.
Pada Bab I yaitu pendahuluan berisi tentang latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan serta
sistematika skripsi.
Pada Bab II yaitu Landasan Teori dan Hipotesis, berisi uraian tentang
beberapa konsep teoritis yang mendasari penelitian ini yaitu membahas
tentang prestasi belajar, bimbingan belajar, layanan pembelajaran dan
efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam
meningkatkan prestasi belajar dan hipotesis.
Pada Bab III yaitu Metode Penelitian, menguraikan tentang populasi,
sampel penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, metode pengumpulan
data, pelaksanaan penelitian, penentuan subjek penelitian, variabel penelitin,
teknik analisis dan alat pengumpul data, pelaksanaan proses layanan
pembelajaran serta teknik analisis data.
Pada Bab IV yaitu Hasil Penelitian dan Pembahasan, menguraikan
tentang persiapan penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan
pembahasan.
Pada Bab V yaitu tentang simpulan dan saran.
Pada akhir penyusunan skripsi disertakan daftar pustaka dan lampiranlampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi tidak dapat dilepaskan dengan proses belajar. Prestasi
merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur dan belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar dapat
dikatakan sebagai hasil kecakapan yang nyata dari proses belajar
seseorang yang mempunyai prestasi yang baik dalam belajarnya, berarti ia
mendapatkan hasil kecakapan yang nyata dari apa yang dipelajarinya.
Pengertian belajar bukan satu hal yang mudah untuk diartikan.
Banyak definisi belajar dari para ahli.
Menerut Surahmad dan Syah (1987: 26):
“Belajar adalah suatu proses dimana suatu kegiatan berasal
atau diubah melalui prosedur-prosedur latihan sebagaimana
diberikan dengan perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
latihan-latihan”.
Sedangkan Romlah ( 1991: 1) mengatakan:
Belajar merupakan proses yang akan menghasilkan perubahan
perilaku. Perubahan perilaku ini terjadi karena latihan,
pengalaman dan usaha dari tndividu yang belajar. Perubahan
prilaku itu pada dasarnya adalah didaparkan kemampuan baru
yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
Dari berbagai definisi, Sardiman (1996: 85) menyimpulkan ada
beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar,
yaitu:
a. Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus
relatif mantap.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan belajar adalah aktivitas
yang menghasilkan perubahan pada diri individu, perubahan tersebut
didapatkannnya berupa kemampuan baru yang berlaku dalam waktu
relatif lama dan perubahan itu terjadi karena adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Proses belajar pada penelitian ini adalah belajar yang terjadi di
sekolah. Aktifitas belajar akan menghasilkan perubahan pada diri individu
baik aktual maupun potensial, perubahan tersebut didapatkannya berupa
kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan
perubahan itu terjadi karena usaha bukan karena adanya kematangan atau
oleh adanya perubahan sementara karena sesuatu hal.
Dengan demikian siswa dikatakan belajar apabila siswa telah
mengalami perubahan yang disebabkan karena latihan dan pengalaman.
Misalnya dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Namun,
perubahan yang terjadi karena kematangan bukan termasuk belajar,
misalnya perubahan yang terjadi pada bayi. Bayi yang semula tidak bisa
berdiri menjadi bisa berdiri. Ciri-ciri kegiatan belajar yaitu aktifitas yang
menghasilkan perubahan pada diri individu baik aktual maupun potensial,
didapatkan kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama
dan perubahan itu terjadi karena usaha.
Belajar di sekolah mengakibatkan siswa memperoleh suatu
perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, sikap atau perilaku sesuai
tujuan belajar. Setiap menyelesaikan suatu proses belajar, kita pasti ingin
mengetahui keberhasilan belajar yang telah dicapai. Artinya sejauhmana
perubahan tingkah laku seperti yang diisyaratkan dalam tujuan belajar
sudah terpenuhi.
Hasil belajar di sekolah dapat diketahui melalui penilaian, baik tes
maupun non tes. hasil pengukuran ini akan mencerminkan kemampuan
seseorang menyerap pelajaran. Inilah yang sering disebut orang sebagai
prestasi belajar.
Menurut Azwar (1987:52)
“Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor”.
Menurut Syah ( 2003: 213)
“Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar ideal meliputi
ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan
proses belajar siswa”.
Menurut Tu’u,s (2004: 75)
“Prestasi belajar merupakan penguasan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
adalah :
a. pretasi belajar merupakan kemampuan nyata yang dapat diukur dan
dinilai meliputi kemamapuan kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Prestasi belajar merupakan hasil proses belajar.
c. Prestasi belajar dapat diketahui melalui raport dalam bentuk nilai atau
angka raport.
Pada penelitian ini, pretasi belajar dimaksudkan sebagai hasil yang
dicapai siswa kelas IIB dan IIC pada SMP Negeri 16 Semarang tahun
ajaran 2004/2005 dalam menuntut pelajaran Matematika, IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan Bahasa Indonesia
di sekolah yang dinyatakan dengan nilai raport. Jadi, bukanlah prestasi
belajar secara menyeluruh, tetapi dibatasi hanya pada mata pelajaran
tersebut.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Pada hakekatnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai
dalam proses belajar, sehingga faktor yang mempengaruhinya sama
dengan faktor yang mempengaruhi belajar. “Faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor interen adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar, sedangkan faktor eksteren adalah faktor yang ada di
luar individu” (Slameto, 2003: 54).
a. faktor internal
Dalam faktor ini ada tiga hal, yakni:
1) faktor jasmani dibagi menjadi dua, yakni:
a) Kesehatan, sahat berarti dalam keadaan baik seluruh badan
beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Pretasi belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu.
b) Cacat tubuh, sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurnanya mengenai tubuh atau badan. Siswa yang
cacat belajarnya akan terganggu sehingga prestasi belajarnya
akan terganggu.
2) Faktor psiklogis
Sekurang-kurangnya ada tujuh hal yang tergolong dalam faktor
psikologis, yaitu intelegensi, perhatian, minat, bakat, motifasi,
kematangan dan kerajinan
3) Faktor kelelahan
Kelelahan bisa berupa kelelahan jasmani maupun kelelahan rohani.
Agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga hasil atau prestasi
memuaskan, harus dihindari jangan sampai terjadi klelahan dalam
belajarnya.
b. Faktor ekternal
Faktor ini juga dibagi 3 tiga hal, yakni faktor keluarga, faktor sekolah
dan faktor masyarakat.
1) faktor keluarga
Siswa yang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara
orang tua mendidik, relasi anggota keluarga, suasana rumah tangga
dan ekonomi keluarga. Hal-hal ini sedikit banyak akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan murit, relasi siswa dengan
siswa, disiplin di sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung dan tugas rumah.
3) Faktor Masyarakat
Pengaruh ini terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat,
mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat,
kesemuanya itu mempengaruhi belajar anak.
Berdasarkan uraian di atas, belajar merupakan suatu yang
kompleks sehingga faktor-faktor yang mempengaruhinya juga sangat
kompleks, mulai dari diri sendiri sampai pada keluarga, sekolah dan
masyarakat. Kesemuanya saling mempengaruhi prestasi belajar seorang
siswa. Karena itu, kerjasama dan pengertian antara siswa, sekolah, orang
tua maupun masyarakat sangat mendukung prestasi belajar anak secara
keseluruhan.
3. Kurikulum sekolah Menengah Pertama Tahun (SMP) 1994
Menurut Depdikbud (2003: 10)
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
SMP mempersiapkan peserta didiknya untuk melanjutkan
pendidikan ke pendidikan menengah (baik umum maupun kejuruan), dan
bagi peserta didik SMP yang tidak dapat melanjutkan pelajaran ke tingkat
pendidikan yang lebih tinggi diharapkan untuk terjun ke masyarakat.Isi
kurikulum SMP merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran yang
memuat materi tentang mental ideologi (pendidikan umum), pengetahuan
(pendidikan akademis), dan keterampilan.
Pendidikan di SMP bertujuan untuk memberikan bekal
kemampuan dasar sebagai perluasan pengetahuan yang diperoleh dari SD,
serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.
Kurikulum 1994 ini merupakan pendidikan dasar 9 tahun meliputi SD 6
tahun dan SMP 3 tahun.
4. Waktu pelaksanaan belajar dan sistem pengajaran di SMP
Waktu pelaksanaan belajar dan sistem pengajaran di SMP adalah
sebagai berikut (Mandalika dan Mulyadi, 1995: 113):
a. Waktu pelaksanaan belajar
Waktu belajar kurikulum SMP untuk saat ini menerapkan sistem
semester yang membagi waktu belajar 1 tahun ajaran menjadi 2 bagian
waktu yang masing-masing disebut semester.Alokasi waktu seitiap jam
pelajaran adalah 45 menit.
b. Sistem pengajaran
1) Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan sistem klasikal
yang mengelompokkan anak dengan usia dan kemampuan rata-rata
hampir sama menerima pelajaran dari seorang guru dalam mata
pelajaran yang sama dalam waktu dan tempat yang sama.
2) Kegiatan belajar mengajar pada dasarnya mengembangkan
kemampuan psikis dan fisik serta kemampuan penyesuaian sosial
siswa secara utuh. Dalam rangka mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah atau
memasuki lapanan kerja, perlu diusahakan pengembangan sikap
bertanggung jawab dalam belajar dan mengemukakan pendapat,
serta kemandirian dalam mengambil keputusan.
3) Mengingat aneka macam mata pelajaran, cara menyiapkan
hendaknya memanfaatkan berbagai sarana penunjang seperti
kepustakaan, alat peraga, lingkungan alam dan budaya, serta
masyarakat dan nara sumber.
4) Kegiatan belajar-mengajar sebagai pembelajaran tambahan dapat
diberikan kepada siswa baik yang akan melanjutkan ke pendidika
menengah, maupun yang akan memasuki lapangan
kerja/masyarakat umum. Siswa dapat memasuki satu/beberapa
mata pelajaran sebagai pelajaran tambahan di luar jam pelajaran
pada susunan program pengajaran, dngan jatah waktu sesuai
dengan keadaan. Kegiatan pembelajaran tambahan dapat berupa
kegiatan perbaiakan/kegiatan pengayaan.
5) Program pembelajaran tambahan di SLTP ditentukan oleh sekolah
dengan persetujuan kantor wilayah departemen Pendidikan dan
kebudayaan dan pilihan siswa sesuai dengan minatdan
kemampuannya serta memperhatikan keadaan dan kebutuhan
lingkungan.
5. Isi Program Pengajaran Kurikulum SLTP Tahun 1994
“Mata pelajaran adalah suatu atau sekumpulan bahan kajian dan
bahan pelajaran yang memperkenalkan konsep, pokok bahasan, tema, dan
nilai, yang dihimpun dalam suatu kesatuan disiplin pengetahuan”
(Mandalika dan Mulyadi, 1995: 104).
Isi kurikulum SLTP memuat mata pelajaran sebagai berikut:
a. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
b. Pendidikan Agama
c. Bahasa Indonesia
d. Matematika
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Ilmu Pengetahuan Sosial
g. Kerajinan Tangan dan Kesnian
h. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan
i. Bahasa Inggris
j. Muatan Lokal (sejumlah mata pelajaran)
Sesuai dengan kurikilum 1994 dalam penelitian ini peneliti hanya
mengambil pelajaran-pelajaran pokok saja yaitu, Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan bahasa
Indonesia.
6. Teknik Mempelajari Materi Pelajaran Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa
Indonesia.
Buku modul bimbingan konseling (2001: 32-35) yang diterbitkan
oleh labschool Jakarta menyebutkan cara mudah memahami materi
pelajaran matematika, ilmu penngetahuan alam (IPA), ilmu pengetahuan
sosial (IPS) dan bahasa Indonesia.
Hal tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:
a. Mempelajari Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Dalam Buku Labschool (2001: 32-33) ada beberapa kunci yang harus
diperhatikan dalam belajar Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yaitu:
1) Belajar matematika memerlukan kemahiran kita
menterjemahkan dalam bahasa Matematika atau IPA.
2) Ternyata unsur pemahaman jauh lebih dominan daripada
unsur hafalan.
3) Dalam mempelajari IPA kita memperlukan banyak latihan
untuk melatih refleks berfikir kita. Refleks ini akan kita
peroleh karena kita rajin berlatih menyelesaikan soal-soal
dari yang mudah sampai yang sulit.
4) Biasakan untuk mulai menyelesaikan setiap soal baik yang
diberikan guru atau dari buku sendiri tanpa melihat contoh.
5) Apabila kamu menemui soal yang sulit, tinggalkan
sementara. Cari soal yang mudah dulu.
6) Buatlah kelompok belajar dalam menyelesaikan soal-soal,
terutama soal variasi
7) Dalam mempelajari bologi harus menguasai bahasa latin
dan diutamakan kekuatan hafalan.
Dari pendapat di atas dapat dianalisis bahwa (1) Banyak siswa yang
gagal mempelajari IPA karena hanya menghafal. Hal itu terkesan sulit
karena bahasa IPA tidak bisa digunakan dalam.kehidupan sehari-hari.
Seperti matriks, parabola, integral dan sebagainya. Bila dibandingkan
dengan bahasa ekonomi yang akrab dengan sehari-hari seperti
permintaan, penawaran, penjualan dan sebagainya. (2) unsur
pemahaman jauh lebih dominan daripada unsur hafalan karena kita
akan jauh lebih mudah mengingat suatu teori jka kita
mengerti daripada menghafal mati, (3) Dengan banyak melatih reflek
berfikir kecepatan mengerjakan soal juga akan terlatih, (4) Apabila
mengalami hambatan dalan mempelajari IPA dan matematika lihat
contoh sebatas jalan pikirannya/ logika berpikirnya saja, jangan
menghafal apa yang lihat, (5) Biasanya orang dapat menyelesaikan
soal yang sulit setelah menyelesaikan soal yang mudah, (6) Setiap
orang dalam kelompok diberi kesempatan untuk dapat menerangkan
jalan pikiran pemecahan soal, (7) dalam mempelajari biologi dengan
menggunakan quantum studi, artinya menghafal dengan mudah
dengan mengunakan jembatan keledai.
b. Mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Dalam buku Labscool (2001: 34) belajar ilmu pengetahuan sosial (IPS)
mempunyai seni terendiri untuk mencapai hasil yang optimal. Ada
beberapa kunci yang harus diperhatikan dalam belajar IPS yaitu:
1) Perkaya perbendaharaan kosa katamu.
2) Jangan terjerumus kepada pengalaman atau perasaan yang
kita peroleh.
3) Soal-soal IPS bisa dipandang dari berbagai segi.
4) Dalam menjawab IPS kita kadang-kadang merasa tahu
namun ternyata kita tidak tahu.
5) Dalam menjawab pertanyaan IPS banyak kemungkinan
jawaban yang dapat dikatagorikan benar.
6) Kita dituntut untuk dapat mempertajam analisis atau
pengamatan kita secara kreatif dan kritis
Dari pendapat di atas dapat dianalisis bahwa (1) msmperbanyak
perbendaharan kata dapat dilakukan dengan pengetahuan dengan
banyak membaca baik buku pelajaran maupun surat kabar atau
informasi melalui media elektronika (radio, TV, internet),
(2)Terjerumus pasa perasaan dan pengalaman hal tersebut dapat terjadi
bila kita tidak cukup mimiliki pengetahuan tentang sesuatu hal atau
memperoleh informasi sekilas dari orang yang tidak bisa
dipertanggung jawabkan, (3) Dalam menjawab soal harus menjelaskan
berdasarkan sudut pandang tertentu, (4) Dalam belajar IPS harus tahu
secara teori dan kebenarannya, (5) Dalam belajar IPS perlu
nenperhatikan baik-baik pertanyaan. Bila yang ditanya menurut kamu,
kemukakan pendapatmu secara sistematis dan logis. Namun bila yang
ditanyakan adalah pendapat tokoh, maka pahamilah maksud pendapat
tokoh tersebut, (6) Dalam mempertajam analisis bila perlu perkuat
denganteori-teori yang ada.
c. Mempelajari Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan alat terpenting dalam kehidupan kita. Tanpa bahasa
yang baik tidak akan akan mungkin tercapai komunikasi yang baik dan
pengetahuan kita tidak mungkin berkembang. “Konsep dasar
penguasaan bahasa adalah penguasaan kata, keterampilan
mendengarkan, keterampilan mengucapkan dan ketrampilan menulis”
Handayani (2001: 35).
7. Penilaian Kegiatan Kemajuan Belajar dan Hasil Belajar
Penilaian kegiatan dan kemajuan belajar siswa adalah upaya
mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa. Penilaian ini
bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa untuk keperluan
perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar siswa atau, untuk
diperhitungkan dalam menentukan nilai raport, untuk memperoleh umpan
balik bagi perbaikan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar dan penilaian
ini dilakukan dengan mengadakan ulangan harian atau semester.
Menurut Mandalika (1995: 13)
Penilaian hasil belajar adalah upaya mengumpulkan informasi
untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan
telah dircapai oleh siswa pada akhir setiap semester, akhir
tahun ajaran, atau akhir pendidikan SMP.
Penilaian hasil belajar pada akhir tahun direncanakan oleh Kantor
Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan dilaksanakan oleh
sekolah yang bersangkutan. Hasil penilaian pada akhir tahun kelas III
SMP dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk
memasuki pendidikan menengah. Penilaian hasil belajar yang
dilaksanakan atas ukuran yang ditetapkan secara nasional dilakukan
sewaktu-waktu bila diperlukan untuk memperoleh keterangan tentang
mutu hasil pendidikan.
8. Kriteria Tingkat Keberhasilan
Setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan hasil belajar.
Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi (hasil)
belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah keberhasilan
proses mengajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau taraf. Tingkatan
keberhasilan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Sangat Baik : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan
itu dapat dikuasai oleh siswa (75% s.d.
79%)
b. Baik sekali/ optimal : Apabila sebagian besar (70% s.d. 74%)
bahan pelajaran yang diajarkan dapat
dikuasai oleh siswa.
c. Baik/ minimal : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan
(65% s.d. 69%) saja dikuasai oleh siswa
d. Kurang : Apabila bahan yang diajarkan (60% s.d
64%) dikuasai oleh siswa.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa
dalam pelajaran dan presentase keberhasilan, dapatlah diketahui
keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan siwa dengan
guru.
B. Bimbingan Belajar
Institusi-institusi pendidikan khususnya sekolah disamping banyaknya
siswa yang berhasil secara gemilng dalam belajar sering pula dijumpai adanya
siswa yang gagal seperti anngka-angka raport rendah, tidak naik kelas, tidak
lulus ujian akhir dan sebagainya. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalankegagalan
yang dialami oleh siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh
kebodohan atau rendahnya intelegensi. Sering pula kegagalan itu disebabkan
karena mereka tidak mendapatkan layanan bimbingan belajar yang memadai.
Bimbingan belajar yang dilaksanakan di sekolah-sekolah merupakan
salah satu bentuk layanan bimbingan yang sangat penting, karena dengan
layanan bimbingan belajar tersebut diharapkan siswa dapat menguasai
berbagai pengetahuan dan keterampilan untuk menyiapkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi.
1. Pengertian Bimbingan Belajar
Menurut Sukardi (2004: 4)
Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan
cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi sesuai,
dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul
berkaitan dengan tuntunan-tuntunan belajar disuatu institusi
pendidikan.
Menurut Prayitno dan Amti (1994: 279)
Bimbingan belajar adalah salah satu bentuk bimbingan yang
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukan bahwa
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak
selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya intelegensi,
seringkali kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak
mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Sedangkan menurut buku Depdikbud (1995: 26) mendefinisikan
bimbingan belajar adalah
Layanan yang memungkinkan siswa megembangkan diri
berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan
dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Berdasarkan rumusan di atas dapat ditemukan unsur-unsur penting
sebagai berikut:
a. Bimbingan belajar merupakan salah satu bagian dari empat bidang
bimbingan yaitu bimbingan pribadi, sosial, karier dan bimbingan
belajar.
b. Bimbingan belajar merupakan bantuan kepada siswa untuk mengenal,
memhami, mengembangkan dan memanfaatkan potensi diri siswa baik
fisik maupun psikis yang berkaitan dengan kegiatan belajarnya.
c. Pengenalan dan pengembangan potensi diri secara fisik dan psikis
menyangkut beberapa hal, antara lain kondisi fisik siswa, kecerdasan,
bakat minat, emosi dan motivasi untuk melakukan kegiatan belajar
serta faktor luar siswa yang mempengaruhi kegiatan belajar.
d. Bantuan kepada siswa agar mempunyai sikap dan kebiasaan belajar
yang baik termasuk cara belajar yang tepat atau cara mengatasi
kesulitan belajar.
2. Tujuan Pelayanan Bimbingan belajar
Setelah diketahui pengertian bimbingan belajar maka tujuan dari
bimbingan belajar adalah:
Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa
mengenal, menumbuhkan dan mengembangkan diri, sikap dan
kebiasaan belajar yang baik untuk menguasai pengetahuan dan
keteranpilan, sesuai dengan program belajar di SMP dalam
rangka menyiapkan melanjutkan pendidikan ke tingkat yang
lebih tinggi dan atau berperan serta dalam kehidupan
masyarakat ( Depdikbud, 1995: 8).
Menurut Depdikbud (1995:9) tujuan bimbingan belajar sebagai berikut :
a. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam
mencari informasi dari berbagai sumber, dalam bersikap kepada
guru dan staf yang terikat, mengerjakan tugas, dan
mengembangkan keterampilan serta dalam menjalani program
penilaian, perbaikan, dan pengayaan.
b. Menumbuhkan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri
maupun berkelompok.
c. Mengembangkan penguasaan materi program belajar di SMP.
d. Mengembangkan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik,
sosial dan budaya di lingkungan sekolah atau alam sekitar untuk
mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
pengembangan pribadi.
e. Orientasi belajar di sekolah menengah, baik umum maupun
kejuruan.
Berdasarkan atas tujuan bimbingan belajar seperti yang telah dirinci
di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan belajar adalah:
a. Membantu siswa agar mengenal, mengembangkan dan memenfaatkan
potensi diri (keadaan fisik, kecerdasan, bakat, minat, dasn motivasi)
yang berkaitan dengan kegiatan belajar.
b. Membantu siswa agar memiliki sikap kebiasaan belajar yang efektif
dan efisien. Sikap dan kebiasaan belajar yang efetif itu sebagai berikut:
1) Waktu semaksimal mungkin dalam belajar baik mandiri maupun
kelompok.
2) Menguasai seluruh materi pelajaran serta menerapkan dalam
kehidupan.
c. Membantu siswa agar mampu menyesuaikan diri dengan suasana
sekolah, keluarga dan masyarakat untuk kepentingan belajarnya.
d. Membantu siswa agar mampu mengatasi kesulitan-kesulitan
belajarnya.
e. Membantu siswa agar memperoleh pengalaman belajar semaksimal
mungkin bagi peranannya dimasa depan.
f. Membantu siswa agar mampu merencanakan tindak lanjut dari
kegiatan belajarnya.
3. Fungsi Bimbingan Belajar
“Dalam proses pembelajaran bimbingan mempunyai fungsi yang
integral karena bimbingan tidak hanya berfungsi sebagai penunjang tetapi
merupakan proses pengiring yang berkaitan dengan seluruh preoses
pendidikan dan proses belajar mengajar “(Hendrarno, 1983: 42)
Adapun fungsi-fungsi bimbingan yang integral adalah seagai berikut:
a. Fungsi penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
menyalurkan siswa-siswa dalam memilih program pendidikan yang
ada di sekolah, memilih jurusan sekolah, memilih lapangan kerjasesuai
dengan bakat, minat, cita-cita dan cirri kepribadiannya.
b. Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu staf
sekolah khususnya guru dalam mengadaptasikan program pengajaran
dengan cirri khusus dan kebutuhanpribadi siswa.
Berbeda dengan pendapat di atas, buku panduan bimbingan
konsiling menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan konseling
mengandung sejumlah fungsi yaitu:
a. Fungsi pemahaman yaitu dihasilkan pemahaman tentang
sesuatu oleh pihak tertentu sesuai dengan keperluan
pengembangan siswa yang meliputu pemahaman diri siswa
dan lingkngannya.
b. Fungsi pencegahan tersegahnya siswa dari berbagai
permasalahan yang akan menghambat perkembangannya.
c. Fungsi perbaikan yaitu terpecahkannya termasalahan yang
dialami siswa.
d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan yaitu
terpeliharanya dan perkembangan berbagai potensi dan
kondisi positif secara mantap dan berkesinambungan
(Depdikbud, 1995: 3).
Dari beberapa pendapat di atas, dapat diketahui bahwa bimbingan
belajar memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Dilihat dari bentuk program bimbingan belajar, maka bimbingan
belajar mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Penyaluran yaitu menyalurkan potensi belajar siswa kepada hal-hal
yang sesuai.
2) Adaptasi yaitu mengadaptasi program belajar mengajar di sekolah
agar sesuai dengan kemampuan belajar siswa.
b. Dilihat dari sifat-sifat bantuanya, maka bimbingan belajar mempunyai
fungsi dan bersifat:
1) Preventif yaitu mencegah timbulnya masalah belajar siswa.
2) Kuratif yaitu memecahkan masalah-masalah siswa yang
berkaitan dengan kegiatan belajatnya.
3) Presentatif yaitu memelihara dan mempertahankan situasi dan
kondisi belajar siswa yang sudah baik.
c. Dilihat dari bentuk layanan bimbingan dan konseling, maka bimbingan
belajar mempunyai fungsi:
1) Pemahaman yaitu dengan bimbingan belajar dapat dihasilkan
pemahaman oleh siswa atau pihak terkait tentang potensial belajar
siswa dan lingkungan yang mempengaruhinya.
2) Pencegahan yaitu tercegahnya segala masalah belajar siswa,
sehingga dalam aktivitas belajarnya siswa tidak mengalami
hambatan.
3) Perbaikan yaitu terselesaikannya masalah-masalah belajar siswa
baik di sekolah maupun di luar sekolah.
4) Pemeliharaan dan pengembangan yaitu terpeliharanya dan
terkembangnya potensial belajar siswa serta situasi belajar yang
positif secara mantap dan berkelanjutan.
4. Teknik Penyelenggaraan layanan BimbinganBelajar
“Dalam pelaksanaan bimbingan belajar dan konseling di sekolah
agar dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat yang maksimal
maka perlu diperhatikan teknik, waktu, materi dan tempat” Depdikbud
(1995: 27). Pelaksanaan sebagaimana yang telah disampaikan dalam
kurikulum SMP mengenai petunjuk pelaksanaan bimbingan konseling.
Adapun teknik, waktu, tempat pelaksanaannya dan matei
bimbingan belajar secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Teknik pelaksanaan
1) Dengan cara klasikal, yaitu untuk melayani siswa yang sama
kebutuhannya, tanpa perlu pemisahan.
2) Dengan cara kelompok, yaitu untuk melayani siswa yang sama
kebutuhannya, namun tidak sesuai untuk sebagian siswa, misalnya
karena perbedaan kelamin, agama, usia dan sebagainya.
3) Dengan cara individual, yaitu pelayanan secara undividual sesuai
dengan keadaan masalah dan karakterisiknya.
4) Dengan cara alih tangan, yaitu meminta bantuan pihak yang
dipandang lebih berwenang misal guru mata pelajaran, Psikolog,
dokter dan sebagainya.
b. Waktu
Agar layanan bimbingan dapat terlaksana secara efektif, maka
kegiatannya memerlukan pengaturan tertentu baik secara terjadwal
ataupun tidak terjadwal.
Pengaturan waktu untuk layanan bimbingan belajar dilakukan dengan
alternatif sebagai berikut:
1) Terpadu dengan waktu kegiatan mengajar
Cara ini digunakan untuk menyampaikan isi layanan bimbingan
secara klasikal atau kelompok dengan seijin guru matapelaaran dan
kesepakatan dengan siswa.
2) Mengambil waktu di luar jam pelajaran tetapi pada hari-hari
sekolah. Pengaturan waktu seperti ini sesuai dengan kesepakatan
guru matapelajaran dengan siswa. Layanan ini berlaku baik untuk
bimbingan individual maupun kelompok dalam menangani kasuskasus.
c. Tempat pelaksanaan
Kegiatan layanan bimbingan memerlukan pengaturan tempat secara
baik dan tepat. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan di ruang kelas atau
ruang yang disiapkan khusus untuk keperluan bimbingan belajar yang
di sepakati bersama dengan siswa.
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar, selain siswa sendiri yang dating
untuk berkonsultasi juga guru pemimbing yang memengil pada siswa
yang betul-betul memerlukan bantuan pembimbing, karena siswa
tersebut belum mengetahui bahwa dirinya mempunyai masalah baik
masalah pribadi maupun masalah belajar.
Kaitan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah agar siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Prestasi belajarnya meningkat.
d. Materi bimbingan belajar
Materi bimbingan belajar merupakan unsur penting dalam bimbingan,
sebab dengan materi bimbingan yang tepat bimbingan belajar bias
berlangsung efektif. Materi bimbingan yang diberikan kepada siswa
saat penelitian adalah :
1) Keterampilan belajar
2) Cara mengikuti pelajaran
3) Pedoman untuk belajar
4) Teknik mempelajari pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia.
5) Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar
6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes
7) Strategi menghadapi ujian
8) Pengunaan sumber-sumber belajar
C. Layanan Pembelajaran
Salah satu bentuk layanan bimbingan dan konseling adalah melalui
layanan pembelajaran.
Menurut Depdikbud (1995: 26)
Layanan pembelajaran memungkinkan siswa memahami dan
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
Keterampilan dan materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan
kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna
dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
Menurut Sukardi (2000,46)
Layanan pembelajaran yaitu layanan bimbinga dan konseling
yang memungkinkan peserta didik mengembangkan diri
berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, materi
belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya,
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
Dari pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa layanan
pembelajaran adalah suatu bantuan yang diberikan pada peserta didik dalam
mengembangkan dirinya yang berkenaan dengan sikap dan kebiasan belajar
yang baik sesuai dengan materi belajar yang cocok, sehingga dapat mencapai
prestasi belajar yang optimal.
Buku seri pemandu layanan bimbingan dan konseling yang diterbitkan
oleh Depdikbud menyebutkan bahwa “layanan pembelajaran dalam bimbingan
belajar meliputi (a) Tujuan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar,
(b) fungsi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar, (c) kegiatan
layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar” (Depdikbud, 1995: 26).
Ketiga hal tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut.
1. Tujuan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar dimaksudkan
untuk memungkinkan siswa memahami dan mengembangkan sikap dan
kebiasaan belajar yang baik, keterampilan dan materi yang cocok dengan
kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang
berguna dalam kehidupan dan perkembangan dirinya.
2. Fungsi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Fungsi utama layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
adalah fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Hal ini berarti layanan
pembelajaran dalam bimbingan belajar berusaha memelihara kemampuan
siswa untuk belajar dan mengembangkan kemampuan siswa untuk
mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa.
3. Kegiatan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Meliputi beberapa kegiatan antara lain kegiatan pengembangan
motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik, keterampilan belajar dan
program pengajaran perbaikan serta program pengayaan.
Dalam penelitian ini kegiatan layanan dalam bimbingan belajar
hanya meliputi kegiatan pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang
baik.
4. Materi Umum layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
“Materi layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar meliputi
kegiatan (pengembangan motivasi, sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
keterampilan belajar, program pengajaran perbaikan, dan program
pengayaan” (Depdikbud, 1995: 28-29).
a. Peningkatan motivasi belajar siswa, antara lain dengan:
1) Memperjelas tujuan-tujuan belajar
2) Menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan, bakat, dan
minat,
3) Menciptakan suasana pembelajaran yang matang, merangsang, dan
menyenagkan
4) Pemberian hadiah atau penguat
5) Menciptakan hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dan
siswa, serta antara siswa dan siswa
6) Menghindarkan siswa dari tekanan dan suasana yang tidak
menentu (seperti suasana yang menakutkan, megecewakan,
membingungkan, menjengkelkan)
7) Melengkapi sumber dan sarana belajar
8) Mempelajari hasil belajar yang diperoleh
b. Peningkatan keterampilan belajar, antara lain dengan
1) Membuat catatan waktu guru mengajar
2) Membuat ringkasan dari bahan yang dibaca,
3) Membuat laporan (laporan peninjauan, diskusi, pelaksanaan
kegiatan tertentu)
4) Mengembangkan cara menjawab atau memecahkan soal-soal
ulangan atau ujian
5) Menyusun makalah
6) Membaca efektif
7) Berbahasa efektif (lesan dan tulisan)
8) Bertanya efektif
5. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, antara lain untuk :
a. Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar
b. Memelihara kondisi kesehatan
c. Mengatur waktu belajar baik di sekolah maupun di rumah: membuat
jadwal belajar
d. Memilih tempat yang baik
e. Belajar dengan mengunakan sumber-sumber belajar yang kaya (seperi
buku teks, kamus, dan berbagai referensi yang lain, bahan atau hasil
percobaan atau penelitian)
f. Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui (kepada
guru, teman, dan siapapun juga)
g. Mengembangkan motifasi dan sikap positif terhadap semua materi
yang dipelajari.
h. Pengajaran perbaikan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru
mata pelajaran/ guru praktik)
i. Program pengayaan (guru pembimbing bekerjasama dengan guru mata
pelajaran / guru praktik)
j. Pengembangan dan pemanfaatan lingkungan sekitar (lingkungan fisik,
sosial, dan budaya) untuk belajar.
6. Pelaksanaan kegiatan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
Dalam pelaksanaan kegiatan layanan pembelajaran dalam
bimbingan belajar ini terdapat taha-tahap yang harus dilalui:
a. Tahap pembentukan
1) Mengadakan rapport
2) Memperkenalkan topik yang akan dibahas
3) Menjelaskan makna dengan tujuan membahas topic tersebut
4) Pengakraban
b. Tahap peralihan
1) Menjelaskan kegiatan yang dilakukan tahap berikutnya.
2) Menanyakan keswiapan siswa dan menciptakan suasanayang dapat
memperlancar kegiatan selnjutnya.
c. Tahap kegiatan
1) Mengemukakan topik yang akan dibahas
2) Menjelaskan dalam membahas topik dalam layanan.
3) Mendiskusikan topik yang dibahas
d. Tahap pengakhiran
1) Menyimpulkan hasil kegiatan
2) Menyimpulkan hasil kesan dan pesan
3) Menyepakati kegiatan lanjutan
4) Menutup kegiatan
7. Evaluasi layanan pembelajaran
Kegiatan bersama kelompok-kelompok belajar tersebut dipatau dan
dievaluasi oleh guru pembimbing. Guru pembimbing diharapkan secara
langsung menghadiri kegiatan kelompok-kelompok belajar itu, dan secara
berkala mengumpulkan mereka (seluruh angota kelompok dari satu kelas
dikupilan secara klasikal). Untuk mendapatkan evaluasi bersama. Evaluasi
ini dimaksudkan untuk menilai kemajuan kegiatan masing-masing
kelompok, merencanakan tindak lanjut, dan merencanakan kegiatan baru.
D. Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidanng Bimbingan Belajar Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar
“Prestasi Belajar adalah merupakan penguasaan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru” (Tu’u,s, 2004: 75).
“Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu faktor
internal dan faktor eksternal” (Slameto, 2003: 54).
Pada dasarnya peningkatan prestasi belajar siswa dapat diupayakan
melalui bantuan bimbingan belajar lebih lama dari pada siswa pada umumnya.
Siswa dalam bimbingan belajar perlu mendapatkan tambahan materi pelajaran,
latihan membahas soal-soal, dan didisiplinkan dalam memahami dan
menguasai cara-cara mengerjakan soal.
Bimbingan belajar berkaitan erat dengan masalah belajar siswa.“Pokok
materi bimbingan belajar meliputi pemantapan sikap belajar yang efektif,
pemantapan disiplin belajar dan berlatih denngan baik secara mandiri maupun
berkelompok, pemantapan penguasaan materi pelajaran pemanfaatan kondisi
fisik, sosial dan budaya yang ada di sekolah, lingkungan sekitardan
masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan serta
perkembangan pribadi” (Depdikbud, 1995: 6).
Dengan demikian siswa dalam bimbingan belajar diberikan pengetahua
untuk menguasai dan trampil mempelajari materi-materi pelajaran
Matematika, IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), IPS (Ilmu Pengetahuan Soaial)
dan Bahasa Indonesia secara lebih intensuf dan mendalam sehingga siswa
benar-benar menguasai materi pelajaran dan diupayakan mencapai tujuan
pembelajaran.
Salah satu upaya yang diberikan oleh guru pembimbing dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa agar hasil yang dicapai optimal yaitu
dengan memberikan layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar dengan
tehnik belajar yang sesuai dengan prinsip belajar yang dilakukan secara
kontinyu dan intensif, sehingga dapat membantu siswa belajar lebih efektif
dan efisien.
Dengan pemberian layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar
dengan tehnik belajar yang sesuai prinsip belajar secara kontinyu dan intensif
maka siswa akan termotivasi belajarnya sehingga dapat meningkatkan
keterampilan kebiasaan belajar yang baik. Degan kebiasaan belajar yang baik
ini adalah siswa dapat belajar dengan kecepatan dan keterampilan serta
kemampuan yang cukup berhasil sesuai dengan harapan. Layanan
pembelajaran diharapkan pada sikap belajar dan terampil mengunakan tehnik
terhadap mata pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), ilmu
pengetahuan sosial (IPS), dan bahasa indonesia. Dengan terampil belajar
matematika, ilmu pengetahuan alam (IPA), Ilmu pengetahuan Sosial (IPS) dan
bahasa indonesia ini dimungkinkan siswa akan dapat dan mampu
mempelajarinya sehingga akan mendapatkan hasil yang memuaskan.
Melalui bimbingan belajar terutama bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar dapat segera dibantu mengatasi kesulitan belajarnya yaitu,
dengan diberikan latihan, kebiasaan belajar yang efektif, mengerjakan tugastugas
juga menumbuhkan disiplin belajar.
Dari uraian tersebut maka terlihat jelas bahwa terdapat hubungan yang
erat antara layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar dengan prestasi
belajar.
E. Hipotesis
“Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
permasalahan penilaian sampai terbukti melalui data yang terkumpul”
(Arikunto, 1998: 67). Sebagai dugaan sementara, maka belum tentu benar dan
karenanya perlu dibuktikan kebenarannya.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut "Pemberian
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif untuk meningkatkan
prestasi belajar pada siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran
2004/2005".
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya
memecahkan suatu permasalahan dengan mengunakan metode ilmiah. Dengan
metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih terarah, sebab metode
penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan
bagaimana peneliti melakukan penelitian. Oleh karena itu dalam bab tiga ini
akan diuraikan mengenai berbagai hal yang termasuk dalam metode
penelitian.
A. Rancangan Penelitian
Penenelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan
untuk mengetahui efekrifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun ajaran 2004/2005. Dengan memberikan bimbingan belajar dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan rencana penelitian yang telah ditentukan,
diharapkan dapat diketahui seberapa besar efektivitas layanan pembelajaran
bidadang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar pada mata
pelajaran Matematika, Ilmu pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia pada siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. kegiatan penelitan ini dengan
memberikan perlakuan pada siswa yaitu berupa layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar selama waktu tertentu sesuai dengan jadwal kegiatan
penelitian yang telah ditentukan.
1. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dengan desain yang baik, maka
pengaturan variabl-variabel dan kondisi-kondisi eksperimental dapat
dilaksanakan secara seksama.
Menurut Campbell & Stanley dalam Arikunto, “penelitian jenis
eksperimen ada 2 yaitu pre eksperimental design dan Rancangan True
Exsperimental design” (Arikunto, 1996: 83). Penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan
belajar siswa akan dilakukan dengan mengunaka jenis Rancangan True
Experimental atau seringkali dipandang sebagai eksperimen yang sudah
baik karena sudah memenuhi persyaratan. “Yang dimaksud dengan
persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak
dikenai eksperimen dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan adanya
kelompok lain yang disebut kelompok pembanding atau kelompok kontrol
ini akibat yang diperoleh dari perlakuan yang diketahui secara pasti karena
dibandingkan dengan yang tidak mendapat perlakuan” ( Aarikunto, 1996:
85).
Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan Rancangan True
Eksperimen karena dalam penelitian ini untuk memperoleh data dari suatu
perlakuan (treatmen) mengunakan kelompok kontrol. Peneliti memberikan
perlakuan eksperimen untuk kemudian menobsevasi efek atau pengaruh
yang terjadi akibat perlakuan tersebut. Dalam penelitian ini perlakuan
yang dilakukan dengan memberikan layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar.
Pengaruh atau efek pemberiam layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar diputuskan berdasarkan perbedaan nilai akhir semester
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pengukuran
pertama diberikan sebelum diberikan layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar dan pengukuran kedua diberikan sesudah perlakuan
dilaksanakan
2. Pola-Pola Rancangan Penelitian
Menurut Arikunto ada 8 jenis desain yang dimasukan ke dalam
kategori True Experimental, yaitu:
Control group pre-test post-test, random terhadap subjek,
pasangan terhadap subjek (matched group design), random pretest
post-test desain, random terhadap subjek dengam pre-test
kelompok kontrol post-test kelompok eksperimen, bentuk tiga
kelompok ekperimen dan kontrol, bentuk empat kelompok
dengan 3 kelompok kontrol, dan desain waktu (Arikunto, 1996:
85).
Dalam eksperimen ini penulis mengunakan Pola Control Metched
Group Design. Dimana satu kelompok sebagai kelas eksperimen dan
diberikan tritmen dan satu kelompok sebagai kelas kontrol tidak diberi
treatmen. Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
Pola control metchod group design
B. Penentuan Subjek Penelitian
1. Populasi
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Arikunto, 1996:
115). “Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti
yang memiliki beberapa karakteristik yang sama “(Latipun, 2002: 29)
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka dapat diartikan bahwa
populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki karakteristik
yang sama. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada
siswa kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005 yang
berjumlah 258 siswa, terdiri dari:
Tabel 1
Jumlah Sisaw Kelas II SMP Negeri 16 Semarang
Tahun Ajaran 2004/2005
Kelas Jumlah siswa
Kelas II-A 44 siswa
Kelas II-B 43 siswa
Kelas II-C 42 siswa
Kelas II- D 42 siswa
Kelas II- E 43 siswa
Kelas II- F 44 siswa
Jumlah 258 siswa
K
E
X
O1
O2
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto, 1996: 117), sampel yaitu sebagian dari populasi (latupun, 2002:
30). Jadi sample penelitian adalah objek yang dilibatkan langsung dalam
penelitian sesungguhnya yang dapat menjadi wakil populasi.
Adapun pengambilan sample dengan cara Non Random Sampling.
Yang dimaksud non random sampling adalah “tidak semua individu dalam
populasi diberi kesenpatan untuk menjadi anggota sample” (Arikunto
1996: 177). Sedangkan tehnik non random sampling yang digunakan
adalah Purposive Sampling, artinya cara pengambilan sample atas dasar
ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu, yaitu memilih dua kelas yang memiliki
nilai rata-rata yang seimbang pada mata pelajaran Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa
Indonesia yang sebelumnya dicari dengan cara Uji Homogenitas dan Uji
Kesamaan Rata-rata Ppopulasi sebagai berikut:
a. Uji Homogenitas Populasi
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel-sampel
penelitian merupakan kelas sampel yang homogen. Hal ini sangat
penting dilakukan, karena penelitian ini mengunakan penelitian
sampel. Hasil penelitian sampel ini akan digeneralisasikan pada
populasi penelitian. Maka sebelum memilih dua kelas eksperimen
dilakukan dulu uji homogenitas.
Arikunto (1996: 118) “menegaskan bahwa penelitian sampel baru
boleh dilasanakan apabila keadaan subjek di dalam populasi benarbebar
homogen”.
Data yang digunakan untuk menguji homogenitas sampel penelitian ini
adalah nilai akhir semester 2 pada mata pelajaran Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa
Indonesia dari tiga kelas. Uji homogenitas mengunakan rumus Bartlett
dengan Uji Chi kuadrat.
Kriteria pengujian berbunyi populasi dinyatakan tidak homogen jika
X2 data > X2 tabel. Populasi dinyatakan homogen jika X2 data < X2 tabel. (Sudjana, 2001: 261) b. Uji Kesamaan Rata-Rata Populasi Untuk menentukan kelas yangakan dijadikan sampel, selain homogen juga harus mempunyai kesamaan rata-rata populasi. Kesamaan ratarata populasi di uji dengan rumus Analisis Varians. Setelah dilaksanakan uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata populasi, maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu kelas II.B sebagai kelas eksperimen dan II.C sebagai kelas kontrol yang semuanya berjumlah 84 siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Jumlah sample penelitian Kelas Jumlah Siswa II-C 42 Siswa sebagai kelas eksperimen II-C 42 Siswa sebagai kelas kontrol Jumlah 84 siswa C. Variabel Penelitian “Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Arikunto, 1996:99). Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa variable merupakan objek yang bervariasi dan dapt dijadikan sebagai titik perhatian suatu penelitian.Dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu: 1. Jenis variabel Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau variabel dependen. Variabel tersebut adalah sebagai berikut. a. Variabel X Variabel X atau variabel independen adalah variabel yang diteliti pengaruhnya atau variabel yang diduga memberikan suatu pengaruh. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X atau variabel independen adalah Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar b. Variabel Y Variabel Y atau variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Prestasi Belajar. 2. Hubungan Antar Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar sebagai variable terikat. Karena dalam penelitian ini variabelnya ganda maka variable yang satu mempunyai hubungan atau pengaruh dengan variabel yang lain. Variabel X (variabel bebas) mempengaruhi variable Y (variabel terikat. Dalam penelitian ini, layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar sebagai variablel bebas diberikan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas dalam meningkatkan prestasi belajar. Dengan demikian layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar mempunyai pengaruh terhadap variable terikat yaitu berpengaruh dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hubungan antar varibel X dan Y dapat dilihat dalam bentuk gambar sebagai berikut: Gambar 2 Hubungan antar variabel Hubungan antar variabel Pada penelitian ini hubungan antar variabel adalah hubungan positif, dimana semakin efektif layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar maka prestasi belajar semakin meningkat. 3. Definisi Oprasional Penelitian ini mencoba mengungkap apakah laynan pembelajaran bidang bimbingan belajar efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu variabel dalam penelitian ini adalah layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan prestasi belajar. Agar lebih jelas Maksud dari penelitian ini, definisi oprasional dari ke dua variable yaitu: Efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar Prestasi belajar a. Variabel bebas Variabel bebas pada penelitian ini berupa bimbingan belajar Bimbingan belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan bimbingan belajar yang diberikan oleh peneliti kepada siswa untuk memehami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dan dapat mengatasi kesulitan belajarnya. Bimbingan belajar diberikan dalam 6 pertemuan. Tiap pertemuan membahas satu topik bimbingan belajar, adapun topik-topik bimbingan belajar yaitu sebagai berikut: 1) Keterampilan belajar 2) Cara mengikuti pelajaran 3) Pedoman untuk belajar 4) Tehnik mempelajari Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia. 5) Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar 6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes 7) Strategi menghadapi ujian 8) Pengunaan sumber-sumber belajar. b. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar. Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu nilai hasil tes yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pegetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia ekhir semester satu dan dua. Melalui penelitian ini akan dibuktikan efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. D. Pelaksanaan Proses Layanan Pembelajaran Pelaksanan pemberian layanan pembelajaran ini hanya diberikan kepada group eksperimen saja, layanan pembeajaran ini diberikan sebanyak 6 pertemuan, setiap pertemuan selama satu jam pelajaran yaitu 1x 45 menit, dengan pemberian layanan pembelajaran kepada group eksperimen materinya adalah: Tabel 3 Jadwal kegiatan Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar No Tanggal Materi Layanan 1 2 3 4 5 6 11 April 2005 18 April 2005 25 April 2005 2 Mei 2005 16 Mei 2005 30 Mei 2005 Keterampilan belajar Cara mengikuti pelajaran Pedoman untuk belajar Tehnik mempelajari pelajaran matematika, IPA,IPS dan B.Indonesia Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar & Cara mrnyiapkan diri menghadapi tes Setrategi menghadapi ujian & penggunaan sumber-sumber belajar. E. Alat Pengumpul Data Dalam penelitian ini digunakan teknik dan alat pengumpul data mengunakan dokunentasi: “Menurut Arikunto metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, legger agenda dan sebagainya” (Arikumto: 1996: 234). Dalam penelitian ini yang dipakai adalah nilai legger mata pelajaran Matenatika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia yang akan digunakan untuk mengambil data siswasiswa yang akan dijadikan sampel yaitu kelas yang memiliki nilai rata-rata yang seimbang pada bidang studi tersebut. F. Metode Analisis Data Metode analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mengolah data penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Oleh karena itu setelah data terkumpul harus segera dilakukan analisis karena apabila data tersebut tidak dianalisis data tersebut tidak dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang sudah dirumuskan. Analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan untuk mengetahui efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan kontrol analisis data yang digunakan adalah uji t-tes. Uji t-tes digunakan untuk menguji siknifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun rumus t-tes adalah sebagai berikut: ( 1) 2 2 − + − = N N x y M M t x y Keterangan M = rata-rata selisih nilai pretest-posttest per kelompok 2 x = deviasi nilai x (eksperimen) 2 y = deviasi nilai y (kontrol) N = jumlah anak per kelompok (Arikunto, 1996: 301) Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka syarat dari uji t-tes adalah uji normalitas. 1. Uji Normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi data yang dapat dari penelitian. Jika berdistribusi normal maka digunakan statistik parametrik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 10.0 (Statistic Product and Seruice Solution). Data berdistribusi normal jika harga signifikansi lebih besar dari 0,05 (5%). BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV akan disajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan beserta pembahasannya. Untuk memudahkan pembahasan, maka akan dijelaskan beberapa hal yang meliputi Tahap-tahap penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan penelitian. A. Tahap-tahap Penelitian Sebelum pemberian treatmen (layanan pembelajaran) dilaksanakan, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam penelitian ini. Adapun kegiatan persiapan yang dilakukan antara lain: 1. Mencatat daftar nama siswa Kelas II SMP Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 yang menjadi populasi dalam penelitian ini. 2. Mengambil sampel penelitian. Pengambilan sampel dalam penelitian ini setelah mengadakan uji homogenitas dan uji kesamaan rata-rata populasi diperoleh kelas IIB sebagai kelas eksperimen dan IIC sebagai kelas kontrol. 3. Pelaksanaan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar sebanyak 6 pertemuan dan pelaksanaannya sesuai jadwal yang telah di tetapkankan dengan materi sebagai berikut: 1) Keterampilan belajar, 2) cara mengikuti pelajaran, 3) Pedoman untuk belajar, 4) Tehnik mempelajari Matematika, IPA, IPS dan B.Indonesia, 5) Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar, 6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes, 7) Strategi menghadapi ujian dan 8) Pengunaan sumber-sumber belajar. 4. Membandingkan nilai rata-rata siswa sebelum mengikiti bimbingan belajar dengan nilai rata-rata siswa setelah mengikuti bimbingan belajar. B. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan April sampai bulan juni 2005. Sebelum penelitian dilaksanakan, dilakukan uji homogenitas dan analisis kesamaan rata-rata angota populasi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dianalisis dan diketahui hasilnya, maka kelas eksperimen diberi treatmen (layanan pembelajaran) sebanyak 6 kali pertemuan dimana pada masing-masing pertemuan membahas topik yang berbeda, sedangkan kelas kontrol tidak diberi layanan tetapi tetap di kontrol. Pemberian treatmen dimulai dari tanggal 11 April sampai tanggal 30 Mei 2005. Adapun pelaksanaannya adalah, 11 April membahas tentang keterampilan belajar, 18 April membahas tentang cara mengikuti pelajaran, 25 April membahas tentang pedoman untuk belajar, 2 Mei membahas tentang teknik mempelajari pelajaran Matematika, IPA, IPS dan Bahasa Indonesia, 16 Mei membahas tentang cara mengatur waktu dan lingkungan belajar dan cara menyiapkan diri menghadapi tes, 30 Mei membahas tentang strategi menghadapi ujian dan pengunaan sumber-sumber belajar. untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut: Tabel 4 Jadwal kegiatan Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar No Tanggal Materi Layanan 1 2 3 4 5 6 11 April 2005 18 April 2005 25 April 2005 2 Mei 2005 16 Mei 2005 30 Mei 2005 Keterampilan belajar Cara mengikuti pelajaran Pedoman untuk belajar Tehnik mempelajari pelajaran matematika, IPA, IPS dan B.Indonesia Cara mengatur waktu dan lingkungan belajar & Cara menyiapkan diri menghadapi tes Setrategi menghadapi ujian & penggunaan sumber-sumber belajar. Setelah treatmen didapatkan nilai akhir kelas kontrol dan eksperimen, dilakukan analisis data untuk menguji pengaruh treatmen tersebut. C. Hasil Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu 1) Mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar siswa sebelum diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar, 2) Mengetahui gambaran tingkat prestasi belajar siswa setelah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dan 3) efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, maka dapat diuraikan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Gambaran Tingkat Prestasi Belajar Siswa Sebelum dan Setelah Diberikan Layan Pemelajaran Bidang Bimbingan Belajar Gambaran tingkat prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dapat dilihat berdasarkan Kriteria tingkat prestasi belajar. Untuk menentukan tingkatan prestasi belajar siswa, maka ditentukan kriteria tingkatan prestasi belajar sebagai berikut: Range : Nilai maksimal-nilai minimal Data maksimal: 9 Data minimal : 4 Range : 9 – 4 : 5 Panjang kelas interval : panjang kelas Range : 11 5 = 0,4 Tabel 5 Kriteria Tingkat Prestasi Belajar Interval Persentase Kriteria 7,5 % sampai dengan 7,9 % Sangat Baik 7,0 % sampai dengan 7,4 % Baik 6,5 % sampai dengan 6,9 % Cukup 6,0 % sampai dengan 6,4 % Kurang 5,5% sampai dengan 5,9% Sangat Kurang Keterangan : a. Prestasi belajar Sangat Baik Siswa mempunyai prestasi belajar sangat baik apabila bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa (7,5% sampai dengan 7,9%). b. Prestasi belajar baik Siswa mempunyai prestasi belajar baik apabila sebagian besar (7,0 % sampai dengan 7,4 %) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. c. Prestasi belajar cukup Siswa mempunyai prestasi belajar cukup apabila bahan pelajaran yang diajarkan (6,5 % sampai dengan 6,9 %) saja yang dikuasai siswa. d. prestasi belajar kurang Siswa mempunyai prestasi belajar kurang apabila bahan yang diajarkan (6,0 % sampai dengan 6,4 %) dikuasai oleh siswa. e. Presetasi belajar sangat kurang Siswa mempunyai presentasi belajar sangat kurang apabila yang diajarkan (5,5% sampai dengan 5,9% ). Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap siswa dalam pelajaran dan prosentase keberhasilan, dapat diketahui keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan oleh siswa dengan guru. Hasil deskriptif prosentase tingkat prestasi belajar sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidng bimbingan belajar dapat dilihat pada table berikut: Tabel 6 Rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol Bidang Studi Sebelum adanya layanan Kategori Sesudah adanya layanan pembelajar Kategori Matematika 6.29 Kurang 6.40 Kurang IPA 5.86 Sangat kurang 6.02 Kurang IPS 5.86 Sangat kurang 6,40 Kurang B. Indonesia 7.12 Baik 7.10 Baik Tabel tersebut menunjukan bahwa adanya peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas kontrol yang tidak diberikan layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada mata pelajarn IPA dan IPS tetapi masih di bawah rata-rata dan pada mata pelajaran matematika dan B.Indonesia tidak ada peningkatan prestasi belajar Tabel 7 Rata-rata hasil belajar sebelum dan sesudah diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas eksperimen Bidang Studi Sebelum adanya layanan Kategori Sesudah adanya layanan pembelajar Kategori Matematika 6.17 Kurang 6.81 Cukup IPA 5.83 Sangat kurang 6.50 Cukup IPS 6.05 Kurang 6.93 Cukup B. Indonesia 7.17 Baik 7.38 Baik Tabel tersebut menunjukan bahwa adanya kecenderungan peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas eksperimen setelah diberikannya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada mata pelajaran Matematika, IPA, IPS dan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tidak mengalami peningkatan prestasi belajar tetapi rata-rata nilai yang diperoleh sudah baik 2. Efektifitas Layanan Pembelajaran Bidang Bimbingan Belajar Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Untuk melihat efektifitas layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil analisis secara statistik. Efektifif tidaknya dapat dilihat dari ada tidaknya peningkatan yang signifikan prestasi belajar sebelum dan sesudah adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar. Untuk mengetahui efektifitasnya, maka digunakan t-tes. Dalam rangka uji t, maka langkah langkahnya adalah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data berdistribusi normal. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai akhir tiap-tiap mata pelajaran dapat menggunakan uji normalitas data SPSS 10.1 data akan berdistribusi normal jika hasil yang diperoleh mempunyai signifikansi > 0.05.
Hasil perhitungan normalitas kelas kontrol nilai Matematika
diperoleh signifikansi 0.654 > 0.05 sehingga data berdistribusi normal
maka dapat digunakan uji statistik parametrik. Hasil perhitungan nilai
IPA kelas kontrol diperoleh sinifikansi 0.075 > 0.05 sehingga data
berdistribusi normal maka dapat digunakan uji statisti parametrik.
Hasil perhitungan nilai IPS kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,085 >
0.05 sehingga data berdistribusi normal maka dapat digunakan uji
statistik parametrik. Hasil perhitungan nilai Bahasa Indonesia kelas
kontrol diperoleh signifikansi 0.213 > 0.05 sehingga data berdistribusi
normal maka dapat digunakan statistik parametrik.
Hasil perhitungan uji normalitas untuk kelas eksperimen nilai
Matematika diperoleh signifikansi 0.052 > 0.05 sehingga data
berdistribusi normal maka dapat digunakan statistik parametrik. Dari
hasil uji normalitas nilai IPA diperoleh signifikansi 0.065 > 0.05
sehingga data berdistribusi normal maka dapat digunakan statistik
parametrik. Dari hasil uji normalitas nilai IPS diperoleh signifikansi
0.068 > 0.05 sehingga data berdistribusi normal maka dapat digunakan
uji statistik parametrik. Dri hasil uji nirmalitas nilai B. Indonesia
diperoleh signifikansi 0.121 > 0.05 sehingga data berdistribusi normal
maka dapat digunakan uji statistik parametrik.
Harga signifikansi lebih besar dari 0.05% (5%) maka data
berdistribusi normal.
Tabel 8
Hasil Uji Normalitas
M.
pelajaran
k.
kontrol
k.eksperimen Signifikansi Keterangan
Matematika 0.654 0.052 0.05 Normal
IPA 0.075 0.065 0.05 Normal
IPS 0.085 0.068 0.05 Normal
B. Indonesia 0.213 0.121 0.05 Normal
Dengan melihat tabel diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa
kedua data tersebut berdistribusi normal. Berdasarkan hasil analisis ini,
pengujian hipotesis yang berbunyi “layanan pembelajaran bidang
bimbingan belajar efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa”
sehingga dapat digunakan statistik parametrik yaitu uji t.
b. Uji t-tes
Uji t-tes digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai akhir
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Mengacu pada hasil nilai akhir
kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diketahui bahwa ada
pengaruh layanan pembelajaran dalam bimbingan belajar pada siswa
kelas II SMP Negeri 16 Semarang tahun pelajaran 2004/2005.
Diketahui sekor rata-rata nilai Matematika sebelum
dilaksanakannya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar kelas
kontrol sebesar 6.29, sedang sekor nilai rata-rata matematika kelas
eksperimen sebesar 6.17 dan skor rata-rata nilai Matematika setelah
adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar kelas kontrol
sebesar 6.40, sedang sekor nilai rata-rata Matematika kelas eksperimen
sebesar 6.81. Dari uji t-tes diperoleh untuk nilai Matematika 3.01,
dibandingkan dengan t tabel lebih besar 1.66 menunjukan bahwa t
hitung lebih besar maka dapat disimpulkan bahwa setelah adanya
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar siswa
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Skor rata-rata nilai IPA sebelum adanya layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar kelas kontrol sebesar 5.86, sedang sekor
rata-rata IPA kelas eksperimen sebesar 5.83 dan skor nilai rata-rata
IPA sesudah adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar
pada kelas kontrol sebesar 6.02 sedang skor nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 6.50. Dari uji t-tes diperoleh t untuk nilai IPA
3.16. dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66 menunjukan bahwa t
hitung lebih besar t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa setelah
adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Skor rata-rata nilai IPS sebelum adanya layanan pembelajaran
bidang bimbingan belajar kelas kontrol sbesar 5.86, sdang skor nilai
rata-rata IPS kelas eksperimen sebesar 6,05 danskor nilai rata-rata IPS
sesudah adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada
kelas kontrol sebesar 6.40 sedang skor nilai rata-rata IPS kelas
eksperimen sebesar 6.93. Dari uji t-tes diperoleh t untuk nilai IPS 1.72
dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66 menunjukan bahwa t hitung
lebih besar t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa setelah adanya
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar siswa
kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Skor rata-rata nilai Bahasa Indonesia sebelum adanya layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar kelas kontrol sebesar 7.12,
sedang skor nilai rata-rata Bahasa Indinesia kelas eksperimen sebesar
7.17 dan skor nilai rata-rata Bahasa Indonesia setelah adanya layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol sebesar
7.10 sedang skor nilai rata-rata Bahasa Indonesia kelas eksperimen
sebesar 7.38. Dari uji t-tes diperoleh t untuk nilai Bahasa Indonesia
1.87 dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66 menunjukan bahwa t
hitung lebih besar dari t tabel, maka dapat disimpulkan bahwa setelah
adanya layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar prestasi belajar
siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Tabel 9
Hasil Uji t-tes
M. pelajaran Pre-tes Pos-tes
k.
kontrol
k.
eksperimen
k.
kontrol
k.
eksperimen
t-tes t-tabel Keterangan
Matematika 6.29 6.17 6.40 6.81 3.01 1,66 signifikan
IPA 5.86 5.83 6.02 6.50 3.16 1,66 signifikan
IPS 5.86 6.05 6.40 6.93 1.72 1.66 signifikan
B.Indonesia 7.12 7.17 7.10 7.38 1.87 1,66 signifikan
Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpukan bahwa ada
perbedaan tingkat prestasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat disajikan bahwa bimbingan belajar
merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang penting untuk
diselenggarakan di sekolah. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan
kepada individu (siswa) agar mereka dapat memecahkan kesulitan dalam
belajar, baik di sekolah maupundi rumah. Bimbingan belajar juga
dimaksudkan untuk membantu siswa dapat menyesuaikan diri dalam situasi
belajarnya, dapat meningkatkan keterampilan belajar, membiasakan belajar
secara kontinyu sehingga kebutuhan untuk belajar tertanam pada dirinya tanpa
harus menunggu menelang ujian atau karena diperintah oleh orang lain agar
belajar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan layanan
pembelajaran bidang bimbingan belajar dalam meningkatkan prestasi belajar
pada bidang studi Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia siswa kelas II SMP Negeri 16
Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005. oleh karena itu materi bimbingan
belajar yang disampaikan kepada siswa meliputi: (1) Keterampilan belajar, (2)
cara mengikuti pelajaran, (3) Pedoman untuk belajar, (4) Teknik mempelajari
pelajaran Matematika, IPA, IPS dan BAhasa Indonesia, (5) Cara mengatur
waktu dan lingkungan belajar, (6) Cara menyiapkan diri menghadapi tes, (7)
Strategi menghadapi ujian dan (8) Pengunaan sumber-sumber belajar.
Setelah para siswa mengikuti program bimbingan belajar sebanyak 6
pertemuan, diharapkan mereka mengikuti saran-saran guru pembimbing yang
diberikan pada setiap pertemuan dan mempraktekannya dalam kehidupan
sehari-hari, dalam berbagai kesempatan, baik di sekolah, di rumah maupun di
tempat lain. Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian
digunakan rumus t-tes. ( lihat uji t-tes pada hasil penelitian).
Hasil penelitan ini diketahui bahwa Pengaruh positif ini ditunjukan
oleh perbedaan rata-rata hasil nilai akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada mata pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu
Pengetahuan sosial (IPS) dan Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa bimbingan
belajar merupakan salah satu layanan bimbingan dan konseling yang penting
diselenggarakan di sekolah. Bimbingan belajar adalah bantuan yang diberikan
kepada individi (siswa) dalam memecahkan kesulitan yang berhubungan
dengan masalah belajar baik di sekolah maupun di luar sekolah agar siswa
dapat menyesuaikan diri dalam situasi belajarnya, dapat mengembangkan
ketrampilan belajarnya dan membentuk kebiasaan-kebiasaan belajar yang
sistematik dan konsisten atau ajeg dan dapat mencapai prestasi belajar
semaksimal mungkin sesuai dengan potensi dan kemampuan yang ada pada
dirinya.
Bimbingan belajar dimaksudkan untuk memungkinkan siswa
memahami dan mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
ketrampilan dan materi yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan
belajarnya, serta tuntutan kemampuan yang berguna dalam kehidupan dan
perkembangan dirinya.
Pemberian layanan bimbingan belajar dalam proses pembelajaran
ternyata memerikan manfaat dan pengaruh yang positif terhadap siswa yang
mengalami kesulitan belajar khususnya pada bidang studu Matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Bahasa
Indonesia. Dengan memahami dirinya khususnya yang menyangkut prestasi
belajarnya, siswa dapat memperbaiki cara belajar yang lebih efektif dan
efesien, dapat mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang dapat
mendorong tercapainya hasil yang lebih baik dan dapat melaksanakan tugastugas
yang diberikan kepadanya baik di sekolah maupun di luar sekolah.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dianalisis
pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Gambaran tingkat prestasi belajar siswa SMP N 16 Semarang sebelun
diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol
pada bidang studi Matematika mencapai 6.29 termasuk dalam kategori
Kurang, pada bidang studi IPA mencapai 5.86 dalam kategori Sangat
Kurang, pada bidang studi IPS mencapai 5.86 dalam kategori sangat
Kurang dan B.Indonesia 7.12 dalam kategori Baik. Pada kelas eksperimen
bidang studi Matematika mencapai 6.17 termasuk dalam kategori Kurang,
pada bidang studi IPA mencapai 5.83 termasuk dalam kategori Sangat
Kurang, pada bidang studi IPS mencapai 6.05 termasuk dalam kategori
Kurang dan pada bidang studi Bahasa Indonesia mencapai 7,17 termsuk
dalam kategori Baik.
2. Gambaran tingkat prestasi belajar siswa SMP negeri 16 Semarang sesudah
diberi layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar pada kelas kontrol
pada bidang studi Matematika mencapai 640 dalam kategori Kurang, pada
bidang studi IPA mencapai 6.02 dalam kategori Kurang, pada mata
pelajaran IPS mencapai 6.40 dalam kategori Kurang dan pada bidang studi
B.Indonesia mencapai 7.10 dalam kategori Baik. Pada kelas eksperimen
bidang studi Matematika mencapai 6.81 termasuk dalam kategori Cukup,
pada bidang studi IPA mencapai 6.50 termasuk dalam kategori Cukup,
pada bidang studi IPS mencapai 6.93 termasuk dalam kategori Cukup dan
pada bidang studi Bahasa Indonesia mencapai 7.38 termasuk dalam
kategori Baik.
3. Berdasarkan hasil uji t-tes diperoleh untuk nilai Matematika 3.01
dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66, dari uji t-tes diperoleh t hitung
untuk nilai IPA 3.16 dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66, dari uji ttes
diperoleh t untuk nilai IPS 1.72 dibandingkan dengan t tabel sebesar
1.66, dari uji t-tes diperoleh t hitung untuk nilai Bahasa Indonesia 1.87
dibandingkan dengan t tabel sebesar 1.66.
Data tersebut menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, Sehingga
dapat disimpulkan bahwa ha diterima, dan berarti ada perbedaan tingkat
prestasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini berarti
layanan pembelajaran bidang bimbingan belajar, efektif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
B. Saran
Dari kesimpulan penelitian yang dilakukan, maka ada beberapa saran
yang ditujukan kepada Kepala Sekolah, Guru Pembimbing dan kepada Siswa
SMP Negeri 16 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005.
1. Kepala Sekolah
Kepala sekolah untuk mengkoordinasikan kegiatan bimbingan dengan
kegiatan layanan seperti kegiatan pembelajaran dan latihan sehingga
menjadi satu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
2. Guru Pembimbing untuk lebih mengintensifkan pemberian layanan
bimbingan belajar kepada siswa sehingga siswa mampu memahami
dirinya dengan segala kelemahan dan kelebihannya, terutama brkaitan
dengan prestasi belajarnya secara efektif dan efesien.
3. Siswa-siswi untuk dapat mengembangkan kebiasaan belajar yang baik
untuk meningkatkan prestasi belajar di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Aswar, Saefudin. 1987. Tes Prestasi. Yogyakarta: Liberti.
Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bahri, Syaifudin & Zain, Aswar. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Depdikbud. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
. 1995. Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan Konseling di SLTP.
Jakarta: Dikdasmen.
. 2003. Pelayanan Professional Kurikulum 2004. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Handayani, Putri. 2001. Modul Bimbingan Konseling. Jakarta: Labschool.
Latipun. 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM.
Mandalika, J & Mulyadi, Usman. 1995. Dasar-dasar kurikulum Bimbingan
Konseling. Surabaya: SICC.
Prayitno & Amti, Eraman. 1994. Dasar-dasar Bimbingan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta.
Romlah, Tatik. 1991. keterampilan-keterampilan Belajar. Semarang: IKIP press
Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Rajawali.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempegngaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana, Nana & Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukardi, Dewa ketut. 2000. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.
Syah, Muhibin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Tu’u, s, Tulus. 2004. Prilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Gramedia.
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Surabaya:
Gramedia.