Kamis, 28 Oktober 2010

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DAN IKLIM SEKOLAH
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II
SMK NEGERI 5 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata I
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
Nama : Puri Listiani
NIM : 5444990065
Prodi : Teknologi Jasa dan Produksi Busana
Jurusan : Tata Busana
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
PENGESAHAN KELULUSAN
Pengaruh Kedisiplinan Siswa dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas II SMK Negeri 5 Semarang
Oleh :
Nama : Novi Dwi Lianawati
NIM : 5114981980
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 26 Novenber 2004
Dewan Penguji
Pembimbing I Anggota Dewan Penguji
Drs. Harijadi G.B.W., M.Pd. Dra. Sri Handatani M.Pd.
NIP. 131404318 NIP. 131961217
Pembimbing II Anggota Penguji
Dra. Suntari
NIP. 130515761
Skripsi Ini Telas diterima sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar
Sarjana pada :
Tanggal :
Dekan Ketua Jurusan
Prof. Dr. Soesanto Drs. Lashari, MT
NIP. 130875573 NIP. 131471402
ABSTRAK
Novi Dwi Lianawati, 2004 ; “Pengaruh Kedisiplinan dan Iklim Sekolah
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Jurusan
Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Semarang.
Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain
munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang
pendidikan. Untuk menghadapi tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya
manisia yang berkualitas, salah satu cara yang ditempuh adalah melalui
peningkatan mutu pendidikan. Hasil kegiatan belajr yang diharapkan adalah
prestasi belajar yang baik. Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah,
banyak faktor yang mempengaruhi. Faktor siswa memegang peranan dalam
mencapai prestasi belajar yang baik, karena siswa yang melakukan kegiatan
belajar perlu memiliki karakteristik belajar dan kedisiplinan belajar. Selai faktor
siswa iklim sekolah juga merperan dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang
baik. Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian tentang “Pengaruh
Kedisiplinan dan Iklim Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SMK
Negeri 5 Semarang”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap ada
tidaknya pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar
siswa SMK Negeri 5 Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang dari tiga jurusan yaitu : jurusan elektro, mesin dan bangunan. Sehingga
dalam penelitian ini populasi berjumlah 290 siswa. Penentuan sampel dilakukan
dengan teknik proportional random sampling dengan besarnya ukuran sample
yang diambil 30% dari populasi sehingga diperoleh banyaknya sample sebesar 87
siswa. Variabel dalam penelitian ini yaitu kedisiplinan siswa dan iklim sekolah
sebagai variabel bebas dan prestasi belajar siswa sebagai varaibel terikat. Metode
pengumpulan data dengan diokumentasi dan qoesioner. Analisis data yang
digunakan yaitu analisis deskriptif persentase dan regresi.
Hasil analisis deskriptif persentase menunjukkan bahwa kedisiplinan siswa
termasuk kategori baik (77,86%), iklim sekolah termasuk kategori baik (75,03%),
dan rata-rata prestasi belajar siswa adalah 7,25dan termasuk kategori lebih dari
cukup. Hasil analisis regresi antara kedisiplinan belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa diperoleh persamaan regresi Y = 5,508 + 0,021X1 dengan Fhitung =
55,684 > Ftabel = 3,953, berarti bahwa ada pengaruh antara kedisiplinan terhadap
prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri Semarang. Hasil analisis regresi antara
iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa diperoleh persamaan regresi Y =
5,886 + 0,024X2 dengan Fhitung = 44,453 > Ftabel = 3,953, berarti bahwa ada
pengaruh antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK
Negeri Semarang. Hasil analisis regresi ganda diperoleh persamaan regresi Y =
5,251 + 0,015X1 + 0,013X2 dengan Fhitung = 36,856 > Ftabel = 3,105, berarti bahwa
ada pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa
kelas II SMK Negeri Semarang. Sumbangan iklim sekolah (X1) dan iklim sekolah
(X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y) secara simultan atau secara bersama-sama
dapat diketahui dari besarnya harga R2 yaitu 46,7% yang terbagi atas 28,086%
adalah sumbangan dari kedisiplinan dan 18,653% adalah sumbangan iklim
sekolah.
Mengacu pada hasil penelitian tersebut, peneliti dapat mengajukan saran
yaitu 1) Karena variabel kedisiplinan memberikan pengaruh yang lebih besar
terhadap prestasi belajar siswa dibandingkan dengan iklim sekolah, maka untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa hendaknya guru dapat lebih meingkatkan
kedisiplinan belajar siswa, terutama pada kedisiplinan belajar siswa di rumah
melalui pemberian tugas-tugas rumah dengan frekuensi yang lebih sering, 2)
Walaupun iklim sekolah memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap prestasi
belajar siswa dibandingkan kedisiplinan siswa, tetapi untuk meningkatkan prestasi
belajar hendaknya variabel ini harus dipertahankan, dan 3) Untuk pihak sekolah
hendaknya meningkatkan iklim sekolah yang lebih baik melalui peningkatan
standar tata tertib yang memberlakuan dan meningkatkan penindakan yang lebih
tegas lagi kepada siswa yang melanggarnya serta menciptakan lingkungan sekolah
yang lebih rapi dan bersih.
KATA PENGANTAR
Berkat limpahan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Sifat Mekanik Kayu Mahoni Dan Kayu
Weru Dari Bagian Utara Jawa Tengah”.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini
bukan hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat
bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik UNNES
2. Bapak Drs. Lashari, MT, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan
sekaligus sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Harjadi G.B.W., M.Pd., Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Dra. Suntari, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. H.M. Saidi, Kepala Sekolah SMK Negeri 5 Semarang yang telah
memberikan ijin dan fasilitas sehingga peneliti dapat melakukan penelitian.
6. Seluruh guru dan staf karyawan SMK Negeri 5 Semarang yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian.
7. Seluruh siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang yang telah bersedia dengan
sepenuh hati menjadi sample dalam penelitian ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan dorongan baik material maupun spiritual sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna, oleh karena kritik dan saran penuliskan harapkan.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para penbaca
semua.
Semarang, 2004
Penulis
Novi Dwi Lianawati
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai dari suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang
lain dan hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap (Alam Nasyroh :
6-8).
2. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman dan orang-orang yang
berilmu pengetahunan dengan beberapa derajat (Al Mujadalah : 11).
Persembahan
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibu tercinta atas kasih saying
dan do’a yang tiada hentinya.
2. Mas Herman, mbak Leny dan adikku
Willie tercinta atas do’a dan
dukungannta
3. Erick atas kasih saying dan dukungannya
4. Tian dan Adit.
5. Teman-teman EVE Cost.
6. Teman-teman seperjuangan PTB’98.
7. Almamater.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Permasalahan......................................................................... 3
C. Batasan Masalah.................................................................... 4
D. Penegasan Istilah ................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .............................. 5
F. Sistematika Skripsi ................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS..................................... 8
A. Kedisiplinan .......................................................................... 8
1. Kedisiplinan Belajar di Sekolah ....................................... 15
2. Kedisiplinan Belajar di Sekolah ....................................... 15
B. Iklim Sekolah ........................................................................ 20
C. Prestasi Belajar ...................................................................... 21
1. Faktor Internal ................................................................. 23
2. Faktor Eksternal............................................................... 27
D. Kerangka Pikir....................................................................... 29
E. Hipotesis................................................................................ 30
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 31
A. Populasi Penelitian................................................................. 31
B. Sampel Penelitian .................................................................. 31
C. Variabel Penelitian................................................................. 33
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 34
E. Validitas Dan Reliabilitas ...................................................... 36
F. Metode Analisis Data............................................................. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................. 47
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 47
1. Deskripsi Variabel Penelitian............................................. 47
2. Uji Prasyarat Analisis Regresi ........................................... 48
3. Pengujian Hipotesis ........................................................... 50
B. Pembahasan .......................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 60
A. Kesimpulan ........................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
3.1 Keadaan Populasi Penelitian ................................................................... 31
3.2 Sampel Penelitian.................................................................................... 32
3.3 Interval Kelas Persentase Dan Kategorinya ............................................. 40
3.4 Analisis Varians Untuk Regresi............................................................... 42
3.5 Keterangan Nilai Dengan Angka............................................................. 48
4.1 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................................... 49
4.2 Hasil Uji Homogentas Data..................................................................... 49
4.3 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi............................................................ 50
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dari waktu ke waktu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi makin pesat.
Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena ini antara lain munculnya persaingan
dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan. Untuk menghadapi
tantangan berat ini dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang
ditempuh adalah melalui peningkatan mutu pendidikan.
Pemerintah telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan
meningkat, diantaranya dengan perbaikan kurikulum penataran bagi guru-guru,
pemyempurnaan buku-buku pelajaran dan penambahan alat peraga. Namun demikian mutu
pendidikan yang dicapai belum seperti apa yang diharapkan. Perbaikan yang telah dilakukan
pemerintah tidak ada artinya, jika tanpa dukungan dari guru, orang tuas siswa, siswa dan
masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Berbicara tentang mutu pendidikan tidak akan lepas dari kegiatan belajar. Hasil
kegiatan belajar yang diharapkan adalah prestasi belajar yang baik. Setiap orang pasti
mendambakan prestasi belajar yang tinggi, baik orang tua, siswa dan lebih-lebih bagi guru.
Untuk mencapai prestasi belajar yang optimal tidak lepas dari kondisi-kondisi dimana
kemungkinan siswa dapat belajar dengan efektif dan dapat mengembangkan daya
eksplorasinya baik fisik maupun psikhis.
Memperoleh prestasi belajar yang baik tidaklah mudah, banyak faktor yang
mempengaruhi. Faktor siswa memegang peranan dalam mencapai prestasi belajar yang baik,
karena siswa yang melakukan kegiatan belajar perlu memiliki karakter belajar dan disiplin
belajar.
Sekolah merupakan lembaga formal sebagai wadah untuk kegiatan belajar mengajar.
Agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa harus mematuhi tata tertib dengan
penuh rasa disiplin yang tinggi. Disiplin menurut Andi Rasdiyanah (1995:28) adalah
kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan orang
untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku. Perilaku disiplin sangat
diperlukan dalam pembinaan perkembangan anak untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Kedisiplinan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Oleh
karena itu betapa pentingnya disiplin dalam belajar. Siswa yang memiliki disiplin belajar
akan menunjukkan kesiapannya dalam mengikuti pelajaran di kelas, memperhatikan
pelajaran guru, mengerjakan tugas dan memiliki kelengkapan belajar seperti buku dan alatalat
belajar lainnya
Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian (Winkel, 1987:161), menyiratkan
bahwa hasil belajar itu sangat erat degan usaha pembiasaan, sedangkan pembiasaan itu
sendiri berhasil atau tidaknya tergantung pada kemampuan untuk menciptakan atau
memegang teguh kedisiplinan. Jadi faktor kedisiplinan sangat besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar siswa. Selain disiplin belajar, prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh iklim
sekolah. Iklim sekolah. Iklim sekolah merupakan lingkungan belajar yang medorong prilaku
positif dan kepribadian sama sehingga menciptakan proses belajar mengajar yang optimal.
Menurut Larsen (1987) dalam Moedjiarto (2002:28) dijelaskan bahwa iklim sekolah
merupakan suatu norma, harapan dan kepercayaan dari personil-personil yang terlibat dalam
organisasi sekolah yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak guna pencapaian
prestasi sisawa yang tinggi.
Pada kenyataanya, berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah peneliti lakukan
di SMK N 5 Semarang, terlihat bahwa tingkat kedisiplinan siswa SMK N 5 Khususnya siswa
kelas II masih kurang terbukti dari masih seringnya siswa-siswa tersebut terlambat masuk
kelas, banyaknya siswa yang tidak menyelesaikan tugas tepat pada waktunya dan juga
seringnya para siswa SMK N 5 yang ter;ibat tawuran antar pelajar. Selain tingkat
kedisiplinan yang kurang, kondisi iklim sekolah di SMK N 5 juga peneliti anggap masing
kurang pula, hal ini dapat dilihat baik kondisi secara fisik (bangunan sekolah) yang berlum
tertata secara rapi juga kondisi secara psikis (hubungan antar civitas sekolah) yang belum
terjalin secara baik. Secara garis besar dapat dijelaskan bahwa keberhasilan belajar siswa
dapat dipengaruhi oleh kedua factor, yaitu factor internal dan factor eksternasl. Factor
internal disini salah satunya adalah kedisiplinan siswa dalam proses belajar mengajar dan
factor eksternal disini salah satunya adalah iklim sekolah. Kebenaran dari uraian di atas
tentunya perlu dibuktikan melalui penelitian. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tetang “Pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap
prestasi belajar siswa di SMK Negeri 5 Semarang Tahun pelajaran 2003/2004.
B. Permasalahan
Dari uraian di atas timbul suatu permasalah yang menarik untuk diteliti yaitu :
“Apakah ada pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa
SMK Negeri 5 Semarang tahun pelajaran 2003/2004 ?
C. Pembatasan Masalah
Di dalam penelitian ini Penulis membatasi masalah pada pengaruh faktor
kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang
tahun pelajaran 2003/2004. yang dimaksud siswa di sini adalah siswa kleas II. Dipilihnya
kelas II sebagai obyek penelitian karena berdasarkan pengatamat awal yang peneliti lakukan,
terlihat ada indikasi bahwa pada saat siswa memasuki kelas II, terjadi penurunan kedisiplinan
belajar dari para siswa tersebut. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak pada penurunan hasil
belajar yang akan dicapai .
D. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran, perlu ditegaskan istilah-istilah
dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang timbul dari sesuatu (seperti benda, orang) yang
membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 1989:595).
Yang dimaksud pengaruh disini adalah daya yang diakibatkan oleh disiplin dan
lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
2. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah kepatuhan menaati peraturan atau ilmu pengetahuan (Totok Santoso,
1998:1)
3. Iklim sekolah
Iklim sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakaan oleh pola
hubungan antara pribadi yang berlaku (Depdikbud, 1982:6).
4. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan (Depdikbud, 1982:4).
5. Siswa
Siswa atau peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu, hal ini ditegaskan dalam UU NO. 20/2003 tentang sistem
pendidikan Nasional.
6. SMK Negeri 5 Semarang
SMK Negeri 5 Semarang adalah bentuk suatu sistem pendidikan menengah kejuruan
yang menyelenggarakan proses pendidikan tiga tahun di kota Semarang (UU No. 2 tahun
1998:22).
Jadi yang dimaksud pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang adalah pengaruh ketaatan pada peraturan dan suasana
dalam organisasi sekolah yang diciptakan oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku
terhadap pengetahuan atau ketrampilan yang tunjukkan oleh nilai yang diberikan guru kepada
siswa SMK Negeri 5 Semarang.
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang ada, maka tujuan yang hendak dicapai dengan
dilakukannya penelitian ini adalah :
a. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor kedisiplinan siswa terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
b. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor iklim sekolah terhadap prestasi
belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
c. Untuk mengungkap apakah ada pengaruh faktor kedisiplinan siswa dan iklim sekolah
terhadap prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagi berikut :
1. Dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang timbul yang
berhubungan dengan prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Semarang.
2. Memberikan bahan masukan dan bahan pertimbangan kepada instansi terkait dalam
pengambilan kebijakan selanjutnya.
G. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terbagi atas tiga bagian yaitu :
1. Bagian awal skripsi
Bagian ini berisi halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto,
halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran dan
abstraksi.
2. Bagian inti skripsi
Bagian dua ini terdiri dari lima Bab yang meliputi :
a. Bab I Pendahuluan
Berisi tentang alasan pemilihan judul, Permasalahan, Pembatasan
masalah, penegasan istilah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian dan
Sistematika Skripsi.
b. Bab II Landasan Teori dan Hipotesis
Landasan Teori ini berisi teori-teori yang mendukung adanya penelitian
ini yaitu terdiri dari kajian disiplin siswa yang menjelaskan aspek
kedisiplinan yang bersifat internal dan aspek kedisiplinan yang bersifat
eksternal, disamping itu berisi ujuga kajian tentang iklim sekolah,
kajian tentang prestasi belajar siswa, kerangka berpikir dan perumusan
hipotesis.
c. Bab III Metode Penelitian
Dalam bab ini menguraikan langkah - langkah kerja yang
akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri
dari populasi dan sampel, variabel penelitian, tehnik
pengumpulan data serta metode analisis data yang
digunakan.
d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan berbagai penjelasan tentang hasil penelitian yang telah
dilaksanakan beserta pembahasannya.
e. Bab V Penutup
Dalam bab ini disajikan simpulan dari seluruh hasil penelitian yang
telah diperoleh, serta saran-saran dari peneliti sehubungan hasil
penelitian yang diperoleh.
3. Bagian Akhir Skripsi
Bagian ini berisi Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran
BAB II
LANDASAN TEORI
Kedisiplinan
Secara etimologi disiplin berasal dari bahasa Latin “disibel” yang
berarti Pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut
mengalami perubahan menjadi “disipline” yang artinya kepatuhan atau yang
menyangkut tata tertib. Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti
kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang
berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain.
Andi Rasdiyanah (1995:28) mendefinisikan disiplin adalah kepatuhan
untuk menghormati dan melaksanakan suatu system yang mengharuskan
orang untuk tunduk pada keputusan, perintah atau peraturan yang berlaku.
Dengan kata lain disiplin adalah kepatuhan mentaati peraturan dan ketentuan
yang telah ditetapkan.
Depdikbud (1992:3) memberikan arti disiplin adalah tingkat
konsistensi dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau
kesepakatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
Disiplin penting bagi perkembangan anak karena memenuhi beberapa
kebutuhan-kebutuhan tertentu antara lain :
1. Memberi rasa aman dengan memberi tahu apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan.
2. Sebagai pendorong ego yang mendorong anak mencapai apa yang diharapkan darinya.
3. Anak belajar menafsir, bahwa pujian sebagai tanda rasa kasih sayang dan penerimaan.
4. Memungkinkan hidup menurut standar yang disetujui kelompok siswa.
5. Membantu anak mengembangkan hati nurani, suara hati, membimbing dalam mengambil
keputusan dan pengembangan tingkah laku.
Keinginan untuk mempunyai sikap disiplin belajar bagi setiap anak
berbeda-beda antara anak yang satu dengan anak yang lainnya. Ada anak yang
memiliki disiplin belajar yang rendah sementara yang lain memiliki disiplin
belajar yang tinggi. Keadaan seperti perlu disadari bahwa disiplin bagi anak
adalah sebagai proses perkembangan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik yang datang dari luar maupun dari dalam diri siswa itu sendiri.
Menurut Sofchah Sulistiyowati (2001:3) agar seorang siswa dapat
belajar dengan baik maka ia harus bersikap disiplin, terutama disiplin dalam
hal-hal sebagai berikut :
1. Disiplin dalam menepati jadwal pelajaran
Bila seorang siswa mempunyai jadwal kegiatan belajar, ia harus
menepati jadwal yang telah dibuatnya. Dalam hal ini jauh sebelumnya
sudah diperintah membuat jadwal belajar sesuai jadwal pelajaran.
2. Disiplin dalam mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar
Bila seorang siswa sudah tiba waktunya untuk belajar kemudian
diajak bermain oleh temannya, maka siswa tersebut harus dapat menolak
ajakan temannya tadi secara halus agar tidak tersinggung.
3. Disiplin terhadap diri sendiri
Siswa dapat menumbuhkan semangat belajar baik di sekolah
maupun dirumah. Ini senada dengan pendapat dari Bimo Walgito
(1989:123) tentang “Self diciline” (disiplin terhadap diri sendiri), yang
harus ditanamkan oleh tiap-tiap individu, karena sekalipun memiliki
mempunyai rencana belajar yang baik akan tetap tinggal rencana kalau
tidak adanya disiplin diri.
4. Disiplin dalam menjaga kondisi fisik agar selalu sehat dan fit dengan cara
makan yang teratur dan bergizi serta berolahraga secara teratur.
Disiplin dalam menjaga kondisi fisik sangat pentimg, kalau tidak
akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Misalnya seorang siswa sebelum
berangkat sekolah harus sarapan dulu agar dapat mengikuti kegiatan
belajar dengan baik.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa disiplin dalam belajar hendaknya
dimiliki oleh setiap siswa, yang akhirnya nanti bisa menjadi kebiasaan, maka
akan terbentuk etos belajar yang baik. Belaja bukan lagi sebagai beban
melainkan sudah dianggap sebagai kebutuhan hidupnya.
Disiplin diharapkan mampu mendidik anak untuk berperilaku sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok
yaitu :
Peraturan sebagai pedoman perilaku, konsistensi dalam peraturan,
hukuman untuk pelanggaran peraturan, dan penghargaan untuk perilaku yang
baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku (E.B. Hurlock, 1999:84).
1. Peraturan
Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku. Pola
tersebut mungkin ditetapkan orang lain, guru atau teman bermain.
Tujuannya membekali anak dengan perilaku yang disetujui dalam situasi
tertentu misalnya peraturan sekolah dan peraturan di rumah.
Fungsi peraturan adalah mempunyai nilai pendidikan sebab
peraturan memperkenalkan kepada anak perilaku yang disetujui anggota
kelompok. Anak belajar dari peraturan tentang memberi dan mendapatkan
bantuan dalam tugas sekolahnya, bahwa menyerahkan tugas yang dibuat
sendiri merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima disekolah
untuk menilai prestasinya. Fungsi peraturan yang lainnya adalah
membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan, dalam hal ini siswa
harus dapat meningkatkan disiplin belajar dengan cara :
a. Hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelajaran
dimulai.
b. Mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan baik dan aktif.
c. mengerjakan tugas-tugas dengan baik.
d. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang dipilihnya.
e. Memiliki kelengkapan belajar misalnya buku dan alat belajar lainnya.
f. Mengikuti upacara hari besar agama, nasional serta acara lain yang
diselenggarakan sekolah.
g. Berperan serta melaksanakan 5K.
h. Tidak meninggalkan sekolah/kelas sebelum mendapat ijin kepala
sekolah/guru yang bersangkutan.
i. Mengikuti senam yang diselenggarakan di sekolah.
j. Mematuhi tata tertib sekolah.
(Djauzak Ahmad, 1996:29)
Pembudayaan disiplin tidak cukup hanya melalui peraturan tata
tertib yang dirumuskan secara lisan atau tertulis saja. Keteladanan,
dorongan serta bimbingan dalam bentuk-bentuk kongkrit sangat
diperlukan bahkan keikutsertaan semua warga sekolah secara langsung
akan lebih tepat dan berhasil.
2. Hukuman
Fungsi hukuman ada tiga macam, yaitu pertama menghalangi,
maksudnya hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak
diinginkan oleh masyarakat. Kedua mendidik, sebelum anak mengerti
peraturan mereka akan dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan
yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan
yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan
yang diperbolehkan. Sedangkan fungsi ketiga memberi motivasi untuk
menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat.
Untuk penegakan disiplin, hukuman harus memenuhi suatu
persyaratan yang baik, yaitu :
a. Hukuman harus disesuaikan dengan pelanggaran, dan harus mengikuti
pelanggaran sedini mungkin sehingga anak-anak akan
mengasosiasikan keduanya.
b. Hukuman yang diberikan harus konsisten sehingga ank itu akan
mengetahui kapan saja suatu peraturan dilanggar, hukuman tidak dapat
dihindari.
c. Hukuman harus konstruktif sehingga memberi motivasi untuk yang
disetujui secara sosial di masa mendatang.
d. Adapun bentuk hukuman yang diberikan, sifatnya hars impersonal
sehingga anak itu tidak akan menginterpretasikannya sebagai
“kejahatan” si pemberi hukuman.
e. Hukuman tidak boleh membuat anak merasa terhina atau menimbulkan
rasa permusuhan.
f. Hukuman harus mengarah ke pembentukan hati nurani untuk
menjamin pengendalian perilaku dari dalam di masa mendatang.
(E. B. Hurlock, 1999:89)
3. Penghargaan
Istilah “penghargaan” berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu
hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat
berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan di punggung.
Fungsi penghargaan ada tiga macam yaitu pertama mempunyai
nilai mendidik. Bila suatu tindakan disetujui, anak merasa hal itu baik.
Kedua penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku
yang disetujui secara sosial. Dan ketiga penghargaan berfungsi untuk
memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, tiada penghargaan
melemahkan keinginan untuk mengulangi perilaku ini.
Berdasarkan uraian di atas betapa pentingnya penghargaan yaitu
motivasi anak untuk lebih giat belajar.
4. Konsistensi
Konsistensi adalah tingkat keseragaman atau stabilitas. Bila
disiplin itu konstan akan ada kebutuhan perkembangan yang berubah .
konsistensi ini harus menjadi ciri semua aspek disiplin. Harus ada
konsistensi dalam peraturan yang digunakan sebagai pedoman perilaku,
konsistensi dalam cara peraturan yang diajarkan dan dipaksakan, dalam
hukuman yang diberikan pada mereka yang tidak menyesuaikan pada
standart, dan dalam penghargaan bagi mereka yang menyesuaikan.
Fungsi konsistensi ada tiga macam, yaitu pertama mempunyai nilai
mendidik yang besar. Kedua konsistensi mempunyai nilai motivasi yang
kuat. Sedang ketiga konsistensi mempertinggi penghargaan terhadap
peraturan dan orang yang berkuasa.
Dalam penelitian ini, kedisiplinan pada siswa mencakup kedisiplinan
belajar di rumah dan di sekolah. Siswa yang disiplin dalam belajarnya baik di
rumah maupun di sekolah akan berperilaku sesuai dengan peraturan yang adal
dan akan menunjukkan ketaatan dan keteraturan dalam kegiatan belajarnya.
1. Kedisiplinan belajar di sekolah
Setiap sekolah memiliki peraturan dan tata tertip yang harus
dilaksanakan dan di patuhi oleh semua siswa. Peraturan yang dibuat
sekolah merupakan kebijakan sekolah yang tertulis dan berlaku sebagai
standar untuk tingkah laku siswa sehingga siswa mengetahui batasanbatasan
dalam bertingkah laku. Dalam disiplin terkandung pula ketaatan
dan mematuhi segala peraturan dan tangungjawab misalnya disiplin
belajar. Dalam hal ini sikap patuh siswa ditunjukkan pada peraturan yang
telah ditetapkan. Siswa yang disiplin belajar akan menunjukkan ketaatan
dan keteraturan terhadap kegaiatan belajarnya serta taat terhadap peraturan
yang ada disekolah.
Menurut Subari (1991:132) siswa yang disiplin dalam belajar
memiliki cirri-ciri sebagai berikut :
a) Mengarahkan energi untuk belajar secara kontinyu
b) Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak membiarkan waktu
luang
c) Patuh terhadap rambu-rambu yang diberikan guru dalam belajar
d) Patuh dan taat terhadap tata tertip belajar di sekolah
e) Menunjukkan sikap antusias dalam belajar
f) Mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas dengan gairah dan
partisipatif
g) Menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru dengan baik
h) Tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh guru berkenaan dengan
kegiatan belajar seperti mencontek, membolos, berkelahi, membuat
gaduh di kelas dan mengerjakan tugas dengan baik.
Menurut depdikbud (1992:19) dalam melaksakanak kegiatan
belajar siswa diwajibkan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a) Berusaha belajar keras dan teratur
b) Melaksanakan semua pekerjaan yang ditugaskan guru yang berupa
pekerjaan rumah, tugas kelompok beljaar dan tugas ekstrakurikuler
c) Menyerahkan tugas rumah kepada guru
d) Menyediakan semua peralatan belajar yang diperlukan
e) Mengikuti semua tes, ujian atau penilaian hasil belajar
f) Meminta bantuan guru atau teman yang pandai untuk mengetahui
pelajaran yang tertinggal atau belum mengerti.
Harlock (1999:166) menyatakan bahwa pelanggaran yang sering
dilakukan siswa sekolah adalah ; a) mencuri, b) menipu, c) berbohong, d)
merusak milik sekolah, e) membolos, f) mengganggu anak-anak lain
dengan mengejek, mengertaan dan menciptakan gangguan, g) membaca
komik, h) berbisik, melucu atau berbuat gaduh di kelas, I) berkelahi
dengan teman sekelas.
Dalam penelitian ini kedisiplinan belajar di sekolah memiliki
indicator sebagai berikut :
a) Patuh dan taat terhadap tata tertip disekolah
b) Persiapan belajar
c) Perhatian terhadap kegiatan belajar di kelas
d) Perhatian terhadap materi pelajaran
e) Menyelesaikan tugas pada waktunya
2. Disiplin belajar di rumah
Keluarga merupakan lingkungan social paling kecil dan
lingkungan pertama bagi individu yang memegang peranan penting dalam
pembentukan disiplin. Kondisi keluarga yang buruk dan cara penanaman
kedisiplinan belajar yang salah dan pengaruh lingkungan yang buruk akan
menghasilkan individu yang tidak disiplin. Oleh karena itu orang tua
mempunyai tangungjawab yang besar dalam meletakkan dan
mengembangkan disiplin individu. Namun demikian, pihak sekolah dan
masyarakat juga bertanggungjawab dalam pengembangan dan
pembentukan kedisiplinan pada individu.
Peraturan hukuman, konsistensi dan penghargaan oleh orang tua
untuk membentuk disiplin pada individu. Individu yang memiliki disiplin
diri akan mempunyai disiplin pula dalam belajarnya, baik di rumah
maupun di sekolah. Apabila di rumah individu yang disiplin dalam belajar
akan taat pula pada peraturan yang ditegakkan di rumah.
Menurut Hurlock (1999:166) pelanggaran yang sering dilakukan
anak di rumah yaitu :
a) Berkelahi dengan saudara-saudaranya
b) Merusak milik saudaranya
c) Bersikap kasar pada saudaranya yang dewasa
d) Malas melakukan kegiatan rutin
e) Melalaikan tangungjawab
f) Berbohong
g) Tidak berterusterang
h) Mencuri milik saudaranya
Menurut Imelda (2002:3), individu yang memiliki kedisiplinan
belajar di rumah akan menunjukkan cirri sebagai berikut :
a) Memiliki waktu belajar yang terartur
b) Belajar dengan menyicil (sedikit demi sedikit)
c) Menyelesaikan tugas pada waktunya
d) Belajar dalam suasana yang mendukung
Dalam penelitian ini kedisiplinan belajar di rumah memiliki
indicator sebagai berikut :
a) Rencana atau jadwal belajar
b) Ketaatan dan keteraturan dalam belajar
c) Mengerjakan tugas pada waktunya
d) Belajar dalam tempat dan suasana yang mendukung
Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan
pendidikan. Hal ini berarti berasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
banyak tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh sisa
sebagai anak didik, baik itu proses belajar di rumah maupun di sekolah.
Siswa yang menyadari belajar merupakan suatu kebutuhan dan
kewajiban dengan sendirinya akan belajar tanpa ada yang memaksa dan
siswa tersebut memiliki kecenderungan disilin yang tinggi dalam
belajarnya. Dengan disiplin belajar, rasa malas, rasa enggan, dan rasa
menentang akan dapat teratasi sehingga siswa akan belajar sesuai harapanharapan
yang terbentuk dari masyarakat.
Kedisiplinan belajar pada siswa ikut memberikan pengaruh
terhadap hasil belajar yang dicapainya. Siswa yang memiliki disiplin
belajar yang tinggi akan dapat belajar dengan baik, terarah dan teratur
sehingga dimungkinkan akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula.
Hal ini selaras dengan pendapat Walgito (1981:127) yaitu “Sekalipun
mempunyai rencana belajar yang baik, akan tetapi tinggal rencana kalau
tidak adanya kedisiplinan maka tidak akan berpengaruh terhadap
prestasinya”.
Dengan demikian peranan kedisiplinan sangat besar bagi siswa
karena dengan kedisiplinan belajar siswa akan mampu mengkondisikan
dirinya untuk belajar sesuai dengan harapan masyarakat. Dengan
kedisiplinan maka rasa malas, rasa enggan, akan dapat teratasi sehingga
hal ini memungkinkan siswa untuk mencapai hasil belajar yang
memuaskan.
Iklim Sekolah
Iklim sekolah merupakan bagaian dari lingkungan belajar yang akan
mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang, sebab dalam
melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya.
Iklim sekolah adalah suasana dalam organisasi sekolah yang diciptakan
oleh pola hubungan antar pribadi yang berlaku (Depdikbud, 1982). Pola
hubungan antar pribadi tersebut dapat meliputi hubungan antara guru dengan
murid, antara murid dengan murid, antara guru dengan guru dan antara guru
dengan pimpinan sekolah.
Iklim sekolah yang kondusif dapat dilihat dari keakraban, persaingan,
ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah. pola hubungan
yang kondusif itu akan mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara
terarah sehingga pada akhirnya mereka merasa puas dalam belajar. Semakin
baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di lingkungan sekolah diduga
juga akan menyebabkan semakin tingginya prestasi belajar siswa.
Menurut Moedjiharto (2002:36-37) cirri sekolah yang memiliki iklim
yang baik adalah :
1. Adanya hubungan yang akrab, penuh pengertian, dan rasa kekeluargaan
antar civitas sekolah
2. semua kegiatan sekolah diatur dengan tertib, dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab dan merata
3. di dalam kelas dapat dilihat adanya aktivitas belajar mengajar yang tinggi
4. suasana kelas tertip, tenah, jauh dari kegaduhan dan kekacauan
5. meja kursi serta peralatan lainnya yang terdapat di kelas senantiasa ditata
dengan rapi dan dijaga kebersihannya
Dalam penelitian ini iklim sekolah memiliki indicator-indikator sebagai
berikut :
1. Hubungan antat civitas sekolah
2. Tata tertib sekolah
3. Aktivitas belajar mengajar
4. Suasana sekolah
5. Kerapian dan kebersiahn kelas
Prestasi Belajar
Setelah siswa mengalami proses belajar diharapkan siswa mengalami
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari kegiatan belajar. Salah saut
peetunjuk keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar adalah prestasi belajar
yang merupakan hasil belajar individu secara maksimal.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan atau
dikerjakan, dan sebagainya). (Tim Penyusun KBBI, Depdikbud, 1996 : 787).
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan / ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau nilai angka yang diberikan oleh guru. (Tim Penyusun KBBI, Depdikbud,
1996 : 787).
Penguasaan atau ketrampilan dalam prestasi adalah hasil belajar. Jadi
hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang dilakukan.
Indikator yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyatakan bahwa
proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, berdasarkan ketentuan
kurikulum yang disempurnakan yang saat ini digunakan adalah :
1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi baik secara individu maupun kelompok.
2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik
individu maupun klasikal. Akan tetapi yang banyak dijadikan sebagai tolok
ukur keberhasilan dari keduanya adalah daya serap siswa terhadap
pelajaran.
Moch. Uzer Usman dan Lilis Setiawati (1993) menjelaskan bahwa acua
yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai berikut :
1. Istimewa/maksimal :apabila seluruh bahan pelajaran yang disajikan itu
dapat dikuasai siswa.
2. Baik sekali/optimal : apabila sebagian besar (85%-94%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai siswa.
3. Baik sekali/minimal : apabila sebagian besar (75%-84%) bahan pelajaran
yang diajarkan dapat dikuasai siswa.
4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai
siswa.
Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, secara umun
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu faktor – faktor yang berasal dari dalam diri
siswa yang belajar yang terdiri dari :
a. Faktor Fisiologis
Yang digolongkan dalam faktor fisiologis antara lain adalah
penglihatan, pendengaran dan kondisi fisiologis. Apabila penglihatan dan
pendengaran terganggu maka hal ini akan menghambat subyek yang
belajar. Gangguan ini antara lain dalam memperoleh atau memaki
informasi, dalam mempelajari catatan atau buku, sewaktu melakukan
pengamatan atau observasi.
Demikian pula halnya dengan kondisi fisiologis, yaitu kesegaran
jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, kesakitan yang diderita.
Hal ini mempengaruhi dalam proses belajar termasuk pendengaran dan
penglihatan pada waktu belajar juga dipengaruhi oleh kondisi fisiologis.
Faktor psikologis mencakup tentang :
Kecerdasan ( Intellegensi )
Kecerdasan merupakan salah satu faktor yang penting dalam
menentukan berhasil tidaknya seseorang dalam belajar. Pada umumnya
pada situasi yang sama anak yang lebih cerdas, prestasi belajarnya akan
lebih tinggi daripada anak yang kurang cerdas.
Bakat
Bakat baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
Jika bahan penjelasan yang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya maka hasil belajarnya akan lebih baik karena ia senang
belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya.
Perhatian
Menurut Gazali, Perhatian adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itupun semata – mata tertuju pada suatu obyek ( benda
/ hal ) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa,
maka timbulah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.
Minat
Menurut Hilgard, rumusan tentang minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Minat berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya
sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh
kepuasan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik – baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya.
Motivasi
Motivasi belajar oleh W.S Winkel ( 1983 ) diartikan sebagai
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar
dan yang memberi arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang
dikehendaki siswa tercapai.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas ialah dalam hal gairah atau
semangat belajar, siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai
banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan
seseorang, dimana alat – alat tumbuhnya sudah siap melakukan
kecakapan baru.
Anak yang sudah siap ( matang ) belum dapat melaksanakan
kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak
sudah matang jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu
tergantung dari kematangan dan belajar.
Kesiapan ( Readiness )
Menurut Jamies Drever, kesiapan adalah kesediaan untuk
memberi response atau bereaksi.
Kesiapan perlu diperhatikan proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan
lebih baik.
Berfikir dan ingatan
Berfikir adalah suatu kegiatan berupa pelulusan gagasan
berdasarkan pengetahuan yang ada dengan memperhitungkan
hubungan sebab akibat dirangkaikan secara logik dan rasional.
Ingatan diartikan sebagai kegiatan kognitif yang memungkinkan
seseorang menyadari bahwa pengetahuan yang dimilikinya itu
bersumber dari masa lampau. Seorang siswa akan dapat belajar dengan
baik dan mampu mengikuti pelajaran selanjutnya bila siswa tersebut
bisa berfikir dengan logis dan mampu mengingat materi yang diajarkan
sebelumnya.
b. Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa
dapat dibedakan menjadi :
Kelelahan Jasmani
Kelelahan jasmani terlihat dengan lelah lunglainya tubuh dan
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh, kelelahan ini
terjadi karena kekacauan substansi sisa pembakaran dalam tubuh,
sehingga darah tidak lancar pada bagian – bagian tertentu.
Kelelahan Rohani
Dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
Dapat disimpulkan bahwa kelelahan dapat mempengaruhi
belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari
jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya, sehingga perlu
diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor – faktor yang berasal dari luar diri
siswa yang dapat mempengaruhi proses hasil belajar. Faktor eksternal terdiri
dari :
Faktor lingkungan belajar
Yang tergolong dalam faktor lingkungan belajar adalah faktor
lingkungan belajar didalam dan diluar sekolah. Lingkungan belajar
didalam sekolah terdiri dari :
Lingkungan Alam
Seperti suhu, pertukaran udara dan cahaya, penerangan serta tumbuh
– tumbuhan di dalam areal sekolah.
Lingkungan Fisik
Seperti gedung, instalasi, konstruksi, dan tata letak serta
perlengkapan belajar yang digunakan.
Lingkungan Sosial
Seperti suasana hubungan timbal balik antara semua personil yang
terlihat dalam kegiatan belajar. Dampak dari lingkungan alam
didalam sekolah yang menyenangkan dapat mempertinggi ketekunan
dan kegairahan dalam belajar.
Penggunaan meja, kursi dan papan tulis berada misalnya ini
lebih memungkinkan berlangsungnya proses belajar mengajar yang
bervariasi dan mendorong kegiatan belajar lebih bergairah.
Hubungan timbal balik yang baik, akrab diantara siswa, guru,
karyawan akan dapat merangsang terwujudnya masyarakat sekolah
yang gemar belajar.
Sedangkan faktor lingkungan belajar diluar sekolah meliputi :
Lingkungan Alam
Seperti flora dan fauna, topografi, serta jenis mata pencaharian
penduduk disekitar sekolah.
Lingkungan Fisik
Seperti perkantoran, perumahan rakyat, pabrik, jalan, jembatan, dan
tempat hiburan atau rekreasi.
Lingkungan Sosial
Seperti adat istiadat setempat, struktur sosial dan kegotong
royongan.
Kerangka Berpikir
Tiap orang selalu mengharapkan suatu keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan
seseorang dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut munculnya
dari dalam diri siswa itu sendiri tetapi dapat pula dari luar diri siswa. faktor dari dalam diri
siswa dinamakan faktor internal dan faktor dari luar diri siswa dinamakan faktor eksternal.
Faktor dari dalam diri siswa yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa
adalah faktor kedisiplinan siswa. sedangkan faktor luar diri siswa adalah faktor sosial yaitu
salah satunya adalah lingkungan sekolah dan lebih terfokus lagi pada iklim sekolah.
Sofchah Sulistiyowati (2001:3) menyatakan bahwa agar seorang siswa dapat belajar
dengan baik dan menghasilkan prestasai yang baik maka ia harus bersikap disiplin dalam
belajarnya. Sedangkan Depdikbud (1991:3) menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah tingkat
konsistensi dan konsekuensi seseorang terhadap suatu komitmen atau kesepakatan bersama
yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai.
Depdikbut (1982) menjelaskan bahwa terjadinya pola hubungan antar pribadi yang
meliputi hubungan antara guru dengan murid, antara murid dengan murid, antara guru dengan
guru dan atara guru dengan pimpinan sekolah yang baik atau kondusif yang terlihat dari
keakraban, persaingan, ketertiban organisasi sekolah, keamanan dan fasilitas sekolah akan
mengembangkan potensi-potensi diri siswa secara terarah sehingga pada akhirnya mereka
merasa puas dalam belajar. Semakin baik pola hubungan antar pribadi yang terjadi di
lingkungan sekolah diduga akan menyebabkan semakin tingginya prestasi belajar siswa.
Dengan terjaganya faktor kedisiplinan siswa dan iklim sekolah diharapkan siswa
dapat mengembangkan kreatifitasnya dan tujuan belajar di SMK dapat tercapai.
Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. ( Suharsimi Arikunto, 1992 : 62 )
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
Ada pengaruh kedisiplinan siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang.
Ada pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang.
Ada pengaruh kedisiplinan siswa dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II
SMK Negeri 5 Semarang.
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasin Penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian ( Suharsimi Arikunto,
1993 : 102 ). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMK
Negeri 5 Semarang yang terdiri dari tiga jurusan yaitu : jurusan elektro, mesin
dan bangunan. Sehingga dalam penelitian ini populasi berjumlah 290 siswa,
dengan perincian sebagai berikut :
Tabel 3.1. Keadaan Populasi Penelitian
Jurusan Jumlah Siswa Tiap Kelas Jumlah
II KB-1 II KB-2
Bangunan
17 22
39
II MP-1 II MP-Mesin 2 II MO-1 II MO-2
34 34 30 30
128
Elektro II LI-1 II LI-2 II LI-3 II LI-4
34 30 30 29
123
Total 290
Sumber : Data Statistik Jumlah Siswa SMK N 5 Semarang
Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto, 1987 : 104). Sedangkan menurut Sutrisno Hadi sampel adalah
sebagian individu yang diselidiki. Suharsimi Arikunto memberikan ancerancer
untuk penentuan sample yaitu jika jumlah populasi kurang dari 100
lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15%
atau 20% - 25% atau tergantung setidak – tidaknya :
1. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
2. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek
3. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
( Suharsimi, Arikunto, 1991 : 107).
Jumlah sample yang diambil dalam penelitian ini sebesar 30% dari
jumlah populasi yang ada dengan pertimbangan wilayah yang menjadi tempat
penelitian hanya satu wilayah yaitu SMK Negeri 5 Semarang sehingga sample
yang diambil lebih besar dari ketentuan antara 10% - 15% atau 20% - 25%
Penentuan sampel dilakukan dengan teknik proportional random
sampling. Proportional digunakan untuk menentukan besarnya sample pada
tiap – tiap kelas sedangkan random adalah pengambilan sample dengan cara
mengacak jumlah sample yang ada yaitu dengan cara diundi. Jadi sampel yang
akan diteliti dari populasi sebanyak 290 siswa SMK N 5 Semarang adalah
30% X 290 = 87 siswa.
Untuk lebih jelasnya data sampel dalam penelitian ini diperlihatkan
pada tabel berikut ini :
Tabel 2. Sampel Penelitian
Jurusan Jumlah Siswa Tiap Kelas Jumlah
II KB-1 II KB-2
Bangunan
5 7
12
II MP-1 II MP-Mesin 2 II MO-1 II MO-2
10 10 9 9
38
Elektro II LI-1 II LI-2 II LI-3 II LI-4
10 9 9 9
37
Total 87
Sumber : Data Statistik Jumlah Siswa SMK N 5 Semarang
Sehubungan dengan ini peneliti mengambil 30 % dari populasi 290
siswa, hal ini disebabkan karena waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki oleh
peneliti sangat terbatas. Disamping itu luasnya pengamatan dari setiap subjek,
sehingga penulis berupaya untuk memperkecil jumlah resiko yang akan
dihadapi dalam peneliti.
Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu
penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993 : 91). Sedangkan menurut Maman
Rachman variabel diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi objek
pengamatan penelitian (Maman Rachman, 1998 : 44 ).
Dari konsep diatas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah
segala sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau merupakan fakta –
fakta yang berperan dalam peristiwa yang akan diteliti.
Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu variabel bebas
dan variabel terikatnya.
1. Variabel Terikat
a. Kedisiplinan Siswa (X1), kedisiplinan siswa dalam penelitian ini terdiri
atas kedisiplinan belajar disekolah dan kedisiplinan belajar siswa di
rumah. Disiplinan belajar siswa di sekolah dengan indicator : 1) patuh
dan taat terhadap tata tertib di sekolah, 2) persiapan belajar, 3)
perhatian terhadap pembelajaran di kelas, 4) perhatian terhadap materi
pelajaran dan 5) mengumpulkan tgas pada wkatunya, sedangkan
kedisiplinan belajar di rumah dengan indicator : 1) rencana atau jadwal
belajar, 2) ketaatan dan keteraturan dalam belajar, 3) mengerjakan
tugas pada waktunya, 4) belajar dalam tempat dan suasana
mendukung.
b. Variabel Iklim Sekolah (X2), dengan indikator : 1) hubungan antar
civitas sekolah, 2) tata tertib sekolah, 3) aktivitas belajar mengajar, dan
4) kerapian dan kebersihan lingkungan sekolah.
2. Variabel Terikat (Y)
Yaitu prestasi belajar siswa, prestasi belajar merupakan hasil yang
telah dicapai siswa dalam menguasai mata pelajaran yang telah diberikan
oleh guru.
Variabel ini diambil dengan menggunakan data kuantitatif berupa
rata-rata nilai raport yang diperoleh siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang tahun pelajaran 2003/2004. Nilai – nilai tersebut diperoleh dari
dokumen yang ada dikantor tata usaha.
Metode Pengumpulan Data
1. Metode kuesioner
Dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner langsung
dengan harapan responden akan dapat langsung menuangkan jawabannya
kedalam item – item kuesioner sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Untuk memudahkan responden dalam menjawab item – item kuesioner
maka dalam penelitian ini digunakan kuesioner tipe pilihan dengan empat
alternatif jawaban. Sehingga responden tinggal memilih jawaban yang
sesuai dengan pendapat atau keyakinan dirinya .
Alternatif jawaban yang ada pada setiap item angket merupakan
data kualitatif . Dari data kualitatif itu ditransformasikan kedalam data
kuantitatif dengan menggunakan simbol yang berupa angka. Dengan
demikian secara berurutan pengubahan data kualitatif menjadi data
kuantitatif adalah sebagai berikut :
a. Jawaban alternatif a diberi nilai 4
b. Jawaban alternatif b diberi nilai 3
c. Jawaban alternatif c diberi nilai 2
d. Jawaban alternatif d diberi nilai 1
Sedangkan angket yang berbentuk negatif system penskorannya
dibuat terbalik.
Metode ini digunakan untuk mengungkap data dari variabel
disiplin siswa dan iklim sekolah.
Sebelum menyusun angket terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur
yang sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Konsep ini
berbentuk kisi-kisi angket yang dijabarkan ke dalam indicator disesuaikan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Masing-masing indicator diwakili satu
atau beberapa butir pertanyaan sebagai alat ukurnya.
2. Metode dokumentasi
Adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger, prasasti, notulen
rapat, agenda dan sebagainya. ( Suharsimi, Arikunto, 1989 : 188 ).
Metode ini digunakan untuk mengungkap variabel prestasi belajar
siswa. Dalam rangka mengungkap prestasi belajar siswa digunakan data
nilai semester
Validitas Dan Reliabilitas
Ada dua kriteria yang harus dipenuhi oleh alat pengumpul data sistem
alat tersebut digunakan, yaitu validitas dan reliabilitas.
Ada dua uji validitas yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu
validitas isi dan validitas konstruksi. Validitas isi adalah suatu uji validitas
dengan mengkonsultasikan alat pengumpul data pada ahli, sedangkan
validitas konstruksi adalah suatu jenis uji validitas yang dilakukan secara
empiris.
Suatu alat pengukuran dikatakan valid bila alat tersebut jitu dan dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Dua hal pokok dalam validitas adalah
kejituan dan ketelitian. Kejituan berkaitan dengan masalah bertepatan atau
kecermatan mengukur (Sutrisno Hadi, 1986 : 102).
Pengertian reliabilitas berkaitan dengan tingkat kestabilan kekonstanan
dan keajegan alat pengukur. Alat pengukur dikatakan reliabel apabila hasil
pengukuran yang diperoleh dari subjek yang sama menunjukan kestabilan,
kapan saja dan oleh siapa alat ukur itu digunakan.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas dalam penelitian ini digunakan
pada angket variabel disiplin siswa dan iklim sekolah.
1. Validititas
Suatu alat instrumen dikatakan valid atau sahih apabila mempunyai
validitas yang tinggi, sebaliknya suatu instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas yang rendah. ( Suharsimi Arikunto. 1991 : 136 ).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas
internal dengan menggunakan analisa faktor dengan cara mengkorelasikan
skor faktor dengan skor total .
Sedangkan rumus yang digunakan untuk menguji validitas diatas
adalah sebagai berikut :
rxy =
( ( ) )( ( ) )
( )( )
2 2 2 2 N X x N y y
N xy x y
−−
−
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi
x : nilai faktor tertentu
y : nilai faktor total
Hasil perhitungan validitas tersebut untuk selanjutnya
dikonsultasikan dengan tabel koefisien korelasi. Adapun langkah - langkah
untuk mencari validitas setiap faktor ini adalah :
a. Membuat tabel analisa faktor unutuk variabel x1 dan x2 .
b. Mengkorelasikan jumlah skor masing-masing faktor dengan skor
total.
c. Hasil yang diperoleh dari masing masing perhitungan tersebut
dikonsultasikan dengan r produk moment.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada instrumen bahwa instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen tersebut sudah baik sehingga mampu mengungkap data yang
bisa dipercaya . (Suharsimi Arikunto. 1992 : 147).
Uji reliabilitas menggunakan rumus Alfa untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0.

__
_
__
_
−_
_
_
__
_

2
t
b
2
11
_
__
1
k 1
k
r
Keterangan :
r11 : Reliabilitas instrumen
K : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b
2 : Jumlah varians butir
T
2 : Varians total
Jika r11 > rtabel instrumen dikatakan reliabel dan jika r11hitung < r11tabel instrumen dikatakan tidak reliabel (Suharsimi Arikunto, 1998 : 193). Metode Analisis Data Data yang diperoleh dari suatu penelitian harus dianalisa terlebih dahulu secara benar agar dapat ditarik suatu kesimpulan yang merupakan jawaban yang tepat dari permasalahan yang diajukan. Ada dua teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu : 1. Metode Analisis Deskriptif Persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji variabel – variabel. Yang ada pada penelitian ini yang terdiri dari : tingkat disiplin siswa dan iklim sekolah. Variabel - variabel tersebut terdiri dari beberapa indikator yang sangat mendukung dan kemudian indikator tersebut dikembangkan menjadi instrumen ( angket ). Langkah - langkah yang yang digunakan untuk mengkaji variable-variabel yang ada dalam penelitian ini yang terdiri dari tingkat kedisiplinan siswa dan iklim sekolah. Variable-variabel tersebut terdiri dari beberapa indicator yang sangat mendukung dan kemudian indicator tersebut dikembangakn menjadi instrumen (angket). Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan teknik analisis ini adalah sebagai berikut : a. Membuat tabel distribusi jawaban angket. b. Menentukan skor jawaban responden dengan ketentuan skor yang telah ditetapkan. c. Menjumlah skor jawaban yang diperoleh dari tiap - tiap responden. d. Memasukkan skor tersebut kedalam rumus sebagai berikut : x100% N n % (Muhammad Ali, 1984 :184) Keterangan : n = Jumlah nilai yang diperoleh N = Jumlah nilai ideal (jumlah reponden x jumlah soal x skor tertinggi). e. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan tabel kategori. f. Kesimpulan berdasarkan tabel kategori. Untuk menentukan kategori DP yang diperoleh dibuat tabel kategori yang disusun melalui perhitungan sebagai berikut : 1) Persentase maksimal = (4/4) x 100% = 100% 2) Persentase minimal = (1/4) x 100% = 25% 3) Rentang persentase = 100% - 25% = 75% 4) Interval kelas persentase = 4 75% = 19% 5) Membuat tabel interval kelas persentase dan kategori sarana dan lingkungan sebagai berikut : Tabel 3.3. Interval Kelas Persentase dan Kategorinya Kriteria Interval Disiplin Siswa Iklim Sekolah 81% < % < 100% 63% < % < 81% 44% < % < 63% 25% < % < 44% Sangat disiplin Disiplin Cukup disiplin Tidak disiplin Sangat baik Baik Cukup baik Jelek 2. Analisis Regresi Analisis ini bertujuan membuat model matematika yang menunjukan hubungan antara X dan Y, dari masing masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebelum dilakukan analisis korelasi, dilakukan beberapa uji persyaratan analisa korelasi, sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Jika data yang diperoleh berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika parametrik. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika non parametrik. Rumus Chi-kuadrat yang digunakan adalah : ( Oi – Ei )2 2 = _ Ei Keterangan : 2 : Chi-kuadrat Oi1 : hasil dari penelitian Ei : hasil yang diharapkan K : banyaknya kelas interval Populasi berdistribusi normal jika 2 hitung 2 tabel. b. Uji Homogenitas Untuk menguji homogenitas menggunakan uji Bartlet dengan metode satistik 2 , dengan rumus sebagai berikut: 2 = (Ln 10) {B - (ni –1)log Si 2 B = (Log s2)(ni –1)  _ _ − −  n 1 n 1 S S i 2 2 i i Kemudian dari perhitungan tersebut dikonsultasikan dengan tabel pada = 5% dan dk = k-1 maka data dinyatakan homogen apabila 2 < 2 tabel. (Sudjana, 1996: 262-263). c. Uji Kelinieran Bentuk persamaan regresi Y atas X adalah : Y= a + bX Rumus koefisien a dan b adalah :  2 2 2 N X X Y X X XY a _ −_ _ _ −_ _   2 2 N X X N XY X Y b _ −_ _ −_ _  (Sudjana, 1996 : 315) Untuk menguji keberartian persamaan regresi dan uji kelinieran garis regresi digunakan analisis varians seperti tabel berikut : Tabel 3.4. Analisis Varians Untuk Regresi Sumber variasi dk JK KT F Total n _Y2 i _Y2 i Reg (a) Reg (b|a) Residu 1 1 n – 1 JK (a) JK (a|b) JKres JK (a) S2 reg = JK (b|a) n 2 JK S res res 2 −  res 2 reg 2 S S Tuna cocok Kekeliruan k–2 n-2 JK (TC) JK (E) k 2 JK(TC) S TC 2 −  k 2 JK(TC) S E 2 −  S E S TC 2 2 (Sudjana, 1996 : 332) Keterangan : JK (T) = Y2 JK (a) =  n Y 2 _ JK (b|a)=  _ __ _ _ __ _ _ − _ _ n X Y b XY JKres = 2 _ Y −Y JK (E) = _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ − xi i 2 2 i i n Y Y JK = Jumlah kuadrat db = Derajat kebebasan KT = Kuadrat total Dari tabel di atas sekaligus diperoleh dua hasil yaitu : 1) Harga res 2 reg 2 1 S S F untuk uji keberartian persamaan regresi Jika F1 > Ftabel pada dk pembilang 1 dan dk penyebut (n-2)
dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi
tersebut dinyatakan signifikan.
2) Harga
S (E)
S (TC)
F 2
2
2 untuk uji kelinieran persamaan regresi
Jika F2 < Ftabel pada dk pembilang (k-2) dan dk penyebut (nk) dengan taraf signifikansi 5% maka persamaan regresi tersebut dinyatakan linier. d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier ganda dengan langkah-langkah. 1) Mencari Persamaan Regresi Untuk mencari persamaan regresi ganda digunakan rumus: Y = bo + b1 X1 + b2 X2 Dimana: b1 =  2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 _ _ _ _ _ _ _ − − x x x x x x y x x x y b2 =  2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 _ _ _ _ _ _ _ − − x x x x x x y x x x y b0 = 1 1 2 2 Y −b X −b X (Sudjana, 1996: 122) 2) Menguji keberartian persamaan regresi ganda Untuk menguji keberartian persamaan regresi ganda digunakan rumus: F = KT res KT reg (Sudjana, 1992: 93) Dimana: KT reg = k JKreg KT res = n k 1 JKres −− JK reg = b _x y b _x y 1 1 2 2 JK res = _y −JKreg 2 (Sudjana, 1992: 91) Persamaan regresi tersebut signifikan apabila F hitung > F tabel, dengan dk
pembilang = k dan dk penyebut = N – k –1.
3) Menentukan koefisien korelasi ganda
Untuk menentukan koefisien korelasi ganda digunakan rumus:
R =
_ 2 y
JKreg
4) Menentukan koefisien korelasi parsial
Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X1 dengan Y apabila X2
dikontrol digunakan rumus :
2 
12
2
y2
y1 y2 12
y1.2
1 r 1 r
r r r
r
−−


Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y12
y12
1 r
r n 3


Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel
dengan dk = N- 3.
Untuk menentukan koefisien korelasi parsial antara X2 dengan Y apabila X1
dikontrol digunakan rumus:
2 
12
2
y1
y2 y1 12
y2.1
1 r 1 r
r r r
r
−−


Untuk menguji keberartiannya digunakan rumus:
t =
2
y21
y21
1 r
r n 3


Koefisien korelasi tersebut signifikan apabila t > t tabel dengan
dk = N– 3.
5) Mencari Sumbangan Efektif (SE)
Analisis ini merupakan perhitungan untuk menemukan
seberapa besar sumbangan efektif dari masing - masing
prediktor terhadap prediksi. Sumbangan efektif dicari jika
prediktornya lebih dari satu. Dalam penelitian ini prediktor ada
dua yaitu motivasil belajar (X1) dan peralatan belajar (X2),
maka untuk menemukan sumbangan efektif adalah:
SE X1 = x Efektivitas garis regresi
JK reg
b x y 1 1 _
SE X2 = x Efektivitas garis regresi
JK reg
b x y 2 2 _
Dimana, Efektivitas garis regresi = x 100%
y
JK (reg)
_ 2
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Deskripsi Variabel Penelitian
Gambaran dari masing-masing variable dalam penelitian ini yaitu
kedisplinan (X1), iklim sekolah (X2) dan prestasi belajar (Y) dapat dilakukan
dengan analisis deskriptif persentase.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif persentase (lampiran 13) untuk kedisplinan siswa
diperoleh persentase 77,86%. Persentase sebesar 77,86% berdasarkan table kategori kedisplinan
pada bab III trmasuk kategori baik. Selanjutnya ditinjau dari tiap-tiap factor penunjang
kedisiplinan yang terdiri dari kedisiplinan belajar siswa di sekolah dan kedisplinan belajar di
rumah berdasarkan analisis deskriptif persentase pada lampiran menunjukan bahwa kedisiplinan
belajar siswa di sekolah termasuk kategori baik (78,87%) dan kedisiplinan belajar di rumah
termasuk kategori baik pula (76,60%). Dilihat dari bobot persentasenya menunjukan bahwa
kedisplinan belajar siswa di sekolah lebih baik dibandingkan dngan kedisplinan belajar di rumah.
Hasil analisis deskriptif persentase untuk variable iklim sekolah (lampiran 13) menunjukan bahwa
iklim sekolah di SMK N 5 termasuk kategori baik (75,03%).
Dalam mendiskripsikan prestasi belajar siswa yaitu prestasi maka kita
berpedoman pada ketentuan penilaian seperti yang tertulis pada ketentuan yang
ada pada buku raport. Pada buku raport, rentangan nilai prestasi belajar siswa
dmulai dengan nilai 0 – 10. nilai-nilai tersebut memiliki makna sendiri-sendiri
sebagai berikut :
Tabel 4.1 Keterangan Nilai dengan Angka
No Nilai Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10 (sepuluh)
9 (sembilan)
8 (delapan)
7 (tujuh)
6 (enam)
5 (lima)
4 (empat)
3 (tiga)
2 (dua)
1 (satu)
Istimewa
Baik sekali
Baik
Lebih dari cukup
Cukup
Hampir cukup
Kurang
Kurang sekali
Buruk
Buruk sekali
Sumber : Norma Penilaian SMK Negeri 5 Semarang
Rata-rata prestasi belajar siswa berdasarkan hasil penelirian (lampiran 12)
adalah 7,25. Rata-rata prestasi belajar sebesar 7,25 berdasarkan table di atas
termasuk kategori lebih dari cukup. Hal ini menunjukan bahwa kemampuan siswa
masih perlu diringkatkan.
Uji Prasyarat Analisis regresi.
Uji prasyarat analisis regresi merupakan prosedur yang harus dilaksanakan
dan dipenuhi, sehingga simpulan yang diambil dari hasil analsis regresi dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya apabila syarat-syarat analisisnya telah
dipenuhi. Prasyarat uji analisis regresi meliputi uji normalitas, uji homogenitas,
dan uji linieritas garis regresi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Hal ini menggunakan rumus X2 dengan
criteria bahwa data berdistribusi normal apabila harga X2
hitung < X2 tabel pada taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan uji normalitas data kedisiplinan, iklim sekolah dan prestasi belajar siswa diperoleh hasil seperti pada table berikut : Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Variabel dk Xhitung Xtabel Kriteria X1 X2 Y 3 3 3 5,4248 4,7171 2,9989 7.81 7,81 7,81 Normal Normal Normal Sumber : Data penelitian, diolah b. Uji Homogenitas Uji homogenitas data yang digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh homogen atau tidak. Uji ini menggunakan rumus bartlet dengan criteria bahwa data yang dinyatakan homogen apabila X2 hitung < X2 tabel pada taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan uji homogenitas data kedisiplinan, iklim sekolah dan prestasi belajar siswa memperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Data Sumber variasi dk Xhitung Xtabel Kriteria X1 -Y X2 -Y 35 31 21.965 17.524 49.80 44.99 Homogen Homogen Sumber : Data penelitian, diolah c. uji Linieritas Garis Regresi Uji linieritas garis regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berbentuk linier atau tidak. Jika data berbentuk linier, maka penggunaan analisis regresi linier pada pengujian hipotesis dapat dipertanggungjawabkan akan tetapi jika tidak linier, maka harus digunakan analisis regresi non linier. Uji linieritas garis regresi dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan criteria yaitu data dinyatakan linier apabila harga F2 hitung < F2 tabel pada taraf signifikansi 5%. Perhitungan uji linieritas garis regresi memperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Linieritas Garis Regresi Sumber variasi dk Pembilang dk Penyebut Xhitung Xtabel Kriteria X1 -Y X2 -Y 1 1 85 85 0.973 1.040 1.666 1.666 Homogen Homogen Sumber : Data penelitian, diolah Pengujian Hipotesis Sebagaimana dinyatakan dalam bab II hipotesis dalam penelitian ini ada tiga yaitu : Ada pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Ada pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Ada pengaruh kedisiplina sekolah dan iklim terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang. Berikut ini akan dilakukan pengujian terhadap ketiga hipotesis kerja yang dirumuskan dalam penelitian ini : a. Pengujian Hipotesis I Dalam rangka menguji hipotesis yang pertama tersebut maka dinyatakan hipotesis nihil sebagai berikut : ” Tidak ada pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang.”. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana (lampiran 19) diperoleh persamaan Y ˆ = 5.508+0.021X1. Untuk menguji signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 19) diperoleh Fhitung = 55.684 > Ftabel = 3.953 untuk = 5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 87 –
2 = 85. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini menunjukan bahwa persamaan regresi
tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi ” Tidak ada
pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Ditolak dan hipotesis kerja (Ha) yang berbunyi ” Ada pengaruh
kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X1) dengan prestasi belajar siswa (Y) dapat
diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan hasil analisis (lampiran
19) diperoleh koefisien korelasi atau R yaitu 0,63. Keberartian dari koefisien
korelasi tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t. Berdarkan hasil
analisis (lampiran 19) diperoleh thitung = 7,462 > dari ttabel = 1,99 pada = 5%
dengan dk = 87 – 2 = 85. karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui dari harga koefisien
determinasi atau R2. berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 19) diperoleh
harga R2 = 39,6%. Dengan demikian besarnya pengaruh kedisiplinan adalah
39,6% dan selebihnya prestasi belajar dipengaruhi oleh factor lain selain
kedisiplinan sebesar 60,4%.
b. Pengujian Hipotesis II
Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka dinyatakan
hipotesis nihil sebagai berikut : “Tidak ada pengaruh iklim sekolah terhadap
prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana
(lampiran 20) diperoleh persamaan Y ˆ = 5.886+0.024X2. Untuk menguji
signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk
regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 20) diperoleh Fhitung = 42.453
> Ftabel = 3.953 untuk = 5% dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut 87 –
2 = 85. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini menunjukan bahwa persamaan regresi
tersebut signifikan sehingga hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada
pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5
Semarang”. Ditolak dan hipotesis kerja (Ha) “Ada pengaruh iklim sekolah
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) dapat
diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan hasil analisis (lampiran
20) diperoleh koefisien korelasi yaitu 0,58. Keberartian dari koefisien korelasi
tersebut dapat diuji dengan menggunakan uji t. Berdarkan hasil analisis
(lampiran 20) diperoleh thitung = 6,516 > dari ttabel = 1,99 pada = 5% dengan
dk = 87 – 2 = 85. karena thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa
koefisien korelasi tersebut signifikan.
Besarnya pengaruh atau kontribusi yang diberikan oleh kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa dapat diketahui dari harga koefisien
determinasi atau R2. berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 20) diperoleh
harga R2 = 33,3%. Dengan demikian besarnya pengaruh kedisiplinan adalah
39,6% dan selebihnya prestasi belajar dipengaruhi oleh factor lain selain
kedisiplinan sebesar 66,7%.
c. Pengujian Hipotesis I
Dalam rangka menguji hipotesis yang kedua tersebut maka dinyatakan
hipotesis nihil sebagai berikut : “Tidak ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan
iklim terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.
Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi linier sederhana
(lampiran 22) diperoleh persamaan Y ˆ = 5.251 + 0.013X2. Untuk menguji
signifikansi dari persamaan regresi tersebut digunakan analisis varians untuk
regresi. Berdasarkan hasil perhitungan (lampiran 22) diperoleh Fhitung =
36.856> Ftabel = 3.105 untuk = 5% dengan dk pembilang = k = 2 dk
penyebut = n – k – 1 = 87 – 2 – 1 = 84. Karena Fhitung > Ftabel , hal ini
menunjukan bahwa persamaan regresi tersebut signifikan sehingga hipotesis
nihil (Ho) yang berbunyi “Tidak ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan iklim
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”. Ditolak
dan hipotesis kerja (Ha) ““Ada pengaruh kedisiplinan sekolah dan iklim
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang”.”. Diterima.
Hubungan kedisiplinan (X1) dan iklim sekolah (X2) dengan prestasi
belajar siswa (Y) dapat diketahui dari harga koefisien korelasi. Berdasarkan
hasil analisis (lampiran 22) diperoleh koefisien korelasi secara simultan atau
bersama-sama sebesar 0.684. Keberartian dari koefisien korelasi tersebut
dapat diuji dengan menggunakan uji F seperti pada uji keberartian persamaan
regresi. karena Fhitung > Ftabel, maka korelasi sebesar 0,684 ini signifikan.
Sumbangan kedisiplinan (X1) secara simultan atau secara bersama-sama dapat
diketahui dari besarnya R2 yaitu 46,7% yang terbagi atas 28,086% adalah
sumbangan dari kedisiplinan dan 18,653 adalah sumbangan iklim sekolah.
Pembahasan
Berdasarkan analisis deskriptif persentase menunjukan bahwa kedisiplinan siswa
termasuk kategori baik dengan persentase sebesar 77,86%. Dengan tingginga kedisiplinan siswa
tersebut maka hal ini dapat menjadi penunjang terhadap mereka dalam belajar secara sungguhsungguh
sehingga mereka mampu berprestasi dengan baik. Komponen pada variable kedisiplinan
yang paling menunjang adalah kedisiplinan belajar siswa disekolah dengan persentase 78,87% dan
termasuk kategori baik, selanjutnya baru disusul oleh kedisiplinan belajar di rumah dengan
persentase sebesar 76,60% dan termasuk kategori baik pula. Baiknya kedisiplinjan belajar siswa di
sekolah tersebut ditunjukan dengan kepatuhan para siswa terhadap tata tertib yang berlaku,
kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, tingginya perhatian siswa terhadap kegiatan
pembelajaran dikelas, dan tingginya perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang dismpaikan
oleh guru.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yaitu 7,25 dan
termasuk lebih dari cukup. Oleh karena itu perlu adanya usaha secara bersama-sama baik dari
sekolah, guru, orang tua dan pihak-pihak lain yang terkait untuk mendukung kegiatan belajar siswa
sehingga prestasi belajar siswa akan memuaskan.
Brdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa terbukti
bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang diperoleh Fhitung =
55,684 > Ftabel = 3,953. Berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi
bertanda posistif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara kedisiplinan
dengan prestasi belajar siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika
variabel kedisiplinan ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatknya
prestasi belajar siswa sebesar 0,021 pada konstanta2,508. dan sebaliknya jika skor variabel
kedisiplinan menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan menurunya prestasi belajar
siswa sebesar 0,021 pada konstanta 2,508.
Keeratan hubungan antara kedisiplinan dengan prestasi belajar dapat diketahui dari
koefisien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
korelasi antara kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,63. harga koefisien korelasi
sebesar 0,63 ini termasuk kategori sedangk karena berada pada rentang indek korelasi 0,6 – 0,8,
besarnya pengaruh kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa adalah 39,6%. Pengaruh dari
variabel lain selain kedisiplinan adalah 60,4%.
Berdasarkan uji pengaruh antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa terbukti
bahwa ada pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varians yang memperoleh Fhitung
= 36,856 > Ftabel = 3,953. berdasarkan persamaan regresi yang diperoleh dimana koefisien regresi
bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara iklim sekolah
dengan prestasi belajar siswa. Bentuk pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika
variabel iklim sekolah ditingkatkan sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan meningkatnya
prestasi belajar siswa sebesar 0,024 pada konstanta 5,886. dan sebaliknya jika skor variabel iklim
sekolah menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan menurunnya prestasi belajar siswa
sebesar 0,024 pada konstanta 5,886.
Keeratan hubungan antara iklim sekolah dengan prestasi belajar dapat diketahui dari
koefsien korelasi yang diperoleh, sedangkan berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa
korelasi antara iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa yaitu 0,58. harga koefsien korelasi
sebesar 0,58 ini termasuk kategori sedang karena berada pada indeks korelasi 0,4 – 0,6. Dengan
demikian iklim sekolah bukan merupakan hal utama dalam menentukan baik buruknya prestasi
belajar siswa. Hal ini disebabkan karena masih ada variabel lain yang mempunyai peranan lebih
besar terhadap baik tidaknya prestasi belajar siswa misalnya adalah kecerdasan siswa. Besarnya
pengaruh iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa adalah 33,3%. Pengaruh dari variabel lain
selain iklim sekolah adalah 66,7%.
Berdasarkan uji pengaruh antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar
siswa menunjukan adanya pengaruh yang signifikan yang dibuktikan dari analisis varian yang
diperoleh Fhitung =36,856 > Ftabel = 3,856. berdasarkan persamaan regresi ganda yang diperoleh
dimana koefisien korelasi b1 dab b2 bertanda positif maka dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh
yang positif antara kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Bentuk
pengaruh yang diperoleh dari persamaan tersebut adalah jika variabel kedisiplinan dan iklim
sekolah ditingkatkan sebesar 1,234 + 0,764 pada konstanta 5,251. dan sebaliknya jika skor
variabel kedisiplinan dan iklim sekolah menurun sebesar satu satuan maka akan diikuti dengan
menurunnya prestasi belajar siswa sebesar 1,234 + 0,764 pada konstanta 5,251.
Keeratan hubungan antara kedidiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar dapat
diketahui dari koefisien korelasi secara simultan. Dari hasil perhitungan menunjujakan bahwa
koefisien korelasi antara kedisiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa adalah
0,684. harga koefisien korelasi yang bertanda positif tersebut menunjukan adanya hubungan positif
antara variabel kedisiplinan dan iklim sekolah dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian
semakin tinggi kedisiplinan siswa dan semakin baik iklim sekolah maka akan semakin baik pula
prestasi belajar siswa dan sebaliknya semakin rendah kedisiplinan siswa dan iklim sekolah maka
akan semakin jelek pula prestasi belajar siswa.
Besarnya pengaruh kedisiplinan dan iklim sekolah terhadap Y prestasi belajar siswa
secara bersama-sama adalah 46,7%. Sedangkan sisanya yaitu 53,3% dari prestasi belajar siswa
ditentukan oleh variabel lain selain ke4disiplinan dan iklim sekolah yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Mengacu dari hasil penelitian ini dimana diketahui bahwa kedisiplinan siswa dan iklim
sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa maka perlu kiranya bagi siswa, guru, kepala
sekolah dan wali murid untuk memperhatikan hal tersebut agar proses belajar mengajar dapat
memperoleh hasil yang memuaskan. Dilihat dari besarnya pengaruh dari kedua variabel bebas
dalam penelitian ini menunjukan bahwa kedisiplinan yang memberikan pengaruh yang lebih besar.
Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa diharapkan baik para guru
maupun para siswa itu menitik beratkan pada hal tersebut disamping memperhatikan pula pada
komponen iklim sekolah maupun komponen yang lainnya yang ikut mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Jika hendak meningkatkan kedisiplinan siswa, dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan kedisiplinan belajar siswa di rumah. Hal ini perlu dilakukan karena pada factor
kedisiplinan belajar di rumah lebih rendah jika dibandingkan dengan kedisiplinan belajar siswa di
sekolah. Sedangkan njika hendak meningkatkan iklim sekolah maka perlu meningkatkan
hubungan antar civitas sekolah, meingkatkan standar tata tertib yang berlaku di sekolah,
meningkatkan aktivitas belajar mengajar, meningkatkan suasana sekolah yang lebih kondusif, dan
meningkatkan kerapian dan kebersihan kelas maupun lingkungan sekolah.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kedisiplinan siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang adalah baik dengan persentase 77,86%.
2. Iklim sekolah di SMK Negeri 5 Semarang adalah baik dengan persentase 75,03%.
3. Persentase belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang adalah lebih dari cukup yaitu ratarata
7,25.
4. Ada pengaruh yang signifikan antara kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa kelas II
SMK Negeri 5 Semarang.
5. ada pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas II
SMK Negeri 5 Semarang.
6. secara simultan atau bersama-sama antara kedisiplinan dan iklim sekolah berpengaruh
terhadap prestasi belajar siswa kelas II SMK Negeri 5 Semarang sebesar 46,7%, yang terbagi
atas 38,086% adalah pengaruh dari kedisiplinan dan 18,653% adalah pengaruh dari iklim
sekolah. Dengan demikian selain kedisiplinan dan iklim sekolah, prestasi belajar siswa juga
ditentukan faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini sebesar 53,5%.
B. Saran
Setelah mengadakan penelitian ini penulis menyatakan saran-saran sebagai
berikut :
1. Karena variabel kedisiplinan memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi belajar
siswa dibandingkan dengan iklim sekolah, maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
hendaknya guru dapat lebih meingkatkan kedisiplinan belajar siswa, terutama pada
kedisiplinan belajar siswa di rumah melalui pemberian tugas-tugas rumah dengan frekuensi
yang lebih sering.
2. Walaupun iklim sekolah memberikan pengaruh yang lebih kecil terhadap prestasi belajar
siswa dibandingkan kedisiplinan siswa, tetapi untuk meningkatkan prestasi belajar hendaknya
variabel ini harus dipertahankan. Untuk itu sekolah hendaknya meningkatkan iklim sekolah
yang lebih baik, melalui peningkatan antar civitas sekolah, peningkatan pelaksanaan tata
tertib sekolah, peningkatan aktivitas belajar mengajar, peningkatan suasana sekolah yang lebih
kondusif, dan peningkatan kerapian serta kebersihan kelas.
3. hendaknya sekolah dalam membuat tata tertib melibatkan perwakilan wali murid dan
perwakilan siswa, agar tata tertib yang berlaku disekolah merupakan hasil kesepakatan
bersama sehingga siswa akan lebih mematuhi tata tertib tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Andi, Rasdiyanah, 1995. Pendidikan Agama Islam. Bandung : Lubuh Agung.
Bimo, Walagito, 1989. Bimbingan dan Penyluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset.
Departemen Pendidikan Nasional. 1982. Administrasi Pendidikan Materi Dasar Akta V. Jakarta :
Dirjen Dikti.
Depdikbud. 1985. Pedoman dan Petunjuk Pelaksanaan Latihan Kepemimpinan Siswa. Jakarta :
Direktorat Jendral Dikdasmen, Pembinaan Siswa.
-------------, 1985. Petunjuk Pelaksanaan Upacara Bendera di Sekolah. Jakarta : Direktorat Jendral
Dikdasmen, Pembinaan Siswa.
-------------, 1985. Mengembangkan Kemampuan Belajar. Jakarta : Direktorat Jendral Dikdasmen,
Pembinaan Siswa.
Hurlock, Elizabeth, E., 1999. Perkembangan Anak : Erlangga.
Oemar, Hamalik. 1985. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Sudjana, 1983. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.
Sudjana, 1996. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Suharsimi, Arikunto. 1990. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT.
Bumi Aksara.
Suharsimi, Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta : Rineka Cipta.
Sumadi, Suryabrata. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Sutrisno, Hadi. 1981. Statistik. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Sutrisno, Hadi. 1987. Metode Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Singgih D., Gunarso. 1983. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT BPK Gunung
Mulia.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
1990. Jakarta : Diperbanyak Oleh Media Wiyata.
Moh Uzer Usman, Lilis Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
W.S. Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar